NovelToon NovelToon
Cinta Setelah Perpisahan

Cinta Setelah Perpisahan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ratu jagad 02

12

Sabila Alfiana Bumantara.
Diusia 19 tahun, ia adalah sosok yang begitu periang. Bahkan, diusia itu ia sangat bermimpi untuk menikah muda bersama laki-laki impiannya. Namun, karena sebuah insiden tidak mengenakan membuatnya mengubur impiannya untuk menikah muda. Bahkan, pernikahan sudah tidak ada lagi dalam list tujuan hidupnya hingga kini usianya menginjak 29 tahun.

Lalu, sebenarnya insiden apakah yang akhirnya membuat Sabila menolak untuk menikah? Ikuti kisahnya di sini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

Sabila yang melihat pertengkaran kakak beradik di depannya akhirnya memilih pergi. Ia tidak ingin memiliki urusan apapun lagi terhadap Xavier, apalagi adiknya, atau keluarganya sekalipun. Setelah kepergian Sabila, Sheryl kembali mencecar kakaknya dengan berbagai pertanyaan. 

"Sheryl, ayo ikut aku." 

Xavier mengajak Sheryl ke lorong dan menceritakan semuanya pada Sheryl tanpa satupun yang ia tutupi. Kali ini, Xavier tidak mungkin melakukan semuanya sendiri, ia memerlukan bantuan adiknya ini. Kalau hanya perkara menaklukan Sabila, mungkin Xavier mampu menghandle-nya, tapi sekarang keluarganya 'pun pasti akan ikut menentang keinginannya karena adanya perjodohan yang dirancang oleh Mommy-nya. 

"Lalu aku harus melakukan apa untuk membantu kakak?" tanya Sheryl akhirnya.

"Dari mana kau mengenal Sabila?" tanya Xavier balik. 

"Di kantor tempatku bekerja. Aku tidak tahu dia ada urusan apa sat itu, tapi setahuku perusahaan tempatku bekerja itu tidak menjalin kerja sama apapun dengannya." 

"Di kantor? Tunggu dulu, di kantor mana kau bekerja?" tanya Xavier. 

"Dirgantara corp." 

"Dirgantara corp?" 

"Hm," angguk Sheryl. 

"Hotel ini juga anak perusahaan Dirgantara corp, dan tadi Sabila mengatakan bahwa pemilik hotel ini adalah sepupunya." jelas Xavier. 

"Sepupu? Itu artinya, Tuan Bara adalah sepupu dari gadis yang kakak incar?" 

"Sepertinya begitu. Sudahlah, intinya kau harus membantuku untuk mendapatkan Sabila kembali." 

"Caranya?" 

*

"Hari ini adalah hari paling sial dalam sejarah hidupku. Xavier sialan!" maki Sabila. 

"Siapa Xavier?" 

"Aaa! Mama?" ucap Sabila terkejut.

"Siapa Xavier?" tanya Mama Daffina lagi. 

"Dia— Dia pegawai hotel yang tadi menabrakku. Oh iya, di mana Papa? Aku sangat merindukan Papa." Dengan cepat, Sabila mengalihkan pembicaraan.

"Papa ada di dalam, bersama kedua kakakmu." 

Sabila langsung berlari masuk dan memeluk Papa serta kedua kakak laki-lakinya. Ia mencium pipi tiga laki-laki yang paling ia sayangi itu satu persatu. Setelahnya, ia duduk di tengah-tengah kedua kakaknya. 

"Ehem! Kita langsung ke pembahasan saja ya?" ucap Aksa, kakak tertua Sabila. "Jadi, kapan adik bungsuku ini akan menikah?" tanya Aksa. 

"Ahaha, menikah ya? Memang harus?" tanya Sabila cengengesan.

"Sabila!" peringat Aaron, kakak keduanya. 

"Baiklah, baiklah. Sebenarnya, menurutku menikah itu tidak begitu penting dan aku belum memikirkannya." 

"Masa subur seorang wanita itu memiliki tenggang waktu, Nak. Hidup bersama pasangan yang kita cintai memang akan terasa sangat indah, tapi keindahan itu akan terasa hampa tanpa kehadiran buah hati." ucap Mama Daffina. "Mama dan kedua kakakmu tidak mendesakmu menikah untuk tujuan apapun,  kami hanya takut akan hal itu. Lagipula, Mama dan Papa sudah cukup tua, tidak ada yang tahu apakah kami masih akan bisa melihatmu menikah suatu saat nanti atau tidak. Sedangkan kedua kakakmu, mereka sudah mempunyai tanggungan masing-masing. Kau akan sendiri, Nak." 

"Mama, jangan berkata seperti itu." Sabila berpindah dari sisi kedua kakaknya dan duduk di tengah-tengah orang tunya sembari memeluk dua pahlawan dalam hidupnya itu. "Sabila akan menikah, Ma. Tapi tidak sekarang."

"Kenapa?" 

"Sabila belum menemukan seseorang yang cocok." 

"Lalu bagaimana dengan Xavier?" goda Mama Daffina. 

"Dia hanya pegawai hotel, Ma." ucap Sabila beralasan.

"Apa salahnya, asal dia setia dan bertanggung jawab." 

"Mama," rengek Sabila, disambut tawa oleh kakak-kakaknya. 

*

"Selamat siang, selamat datang di boutique kami," sapa Lily saat melihat seorang wanita cantik memasuki boutique. 

"Hm, terima kasih." 

"Apa yang anda cari, Nona. Dress simpel untuk kondangan, prewed, atau untuk wedding juga ada." jelas Lily. 

"Mmm tidak ada, aku akan melihat-lihat dulu." 

"Baiklah." Lily meninggalkan pelanggan itu. Ia lantas memanggil salah satu karyawan lain yang bekerja di bagian dapur. "Tolong buatkan kopi untuk bos dan satu juice untuk tamu kita." 

Tidak lama menunggu, karyawan tadi kembali dengan membawakan pesanan Lily. Lily lantas mengajak tamunya untuk duduk sebentar dan menikmati juice yang telah mereka siapkan.

"Terima kasih atas jamuannya. Oh iya, owner boutique ini ada?" tanya Sheryl. Ya, Sheryl 'lah yang datang mengunjungi botique Sabila. 

"Ada, Nona. Perlu saya panggilkan?" 

"Tidak, tidak, tidak perlu. Oh iya, tadi aku melihat dress simpel yang cukup menarik di sana, bisakah kau ambilkan untukku?" pinta Sheryl. 

"Tentu, Nona." Lily segera beranjak mengambil dress yang diinginkan pelanggannya. 

Setelah kepergian Lily. Sheryl dengan cepat membubuhkan sesuatu ke dalam kopi milik Sabila. Setelah itu, ia kembali meraih gelas juice-nya dan berpura-pura tengah menikmatinya. 

"Apakah yang ini, Nona?" tanya Lily dengan membawakan dress berwarna navy. 

"Iya, benar. Tolong langsung dibungkus saja, ya." 

"Baik." 

Setelah selesai proses pembayaran, Sheryl langsung keluar dari boutique dan menunggu di dalam mobil. Tidak lama setelah kepergian Sheryl, Sabila keluar dari rungannya dengan menenteng tas miliknya. 

"Anda akan ke mana, bos?" tanya Lily.

"Oh iya, aku lupa memberitahumu kalau hari ini aku ada pertemuan di luar dengan klien. Seperti biasa, tolong handle boutique selama aku keluar." 

"Siap, bos." angguk Lily. Setelah kepergian bos-nya, Lily langsung menyadari kalau kopi sang bos masih belum diminum. Dengan cepat, Lily menyusul langkah bos-nya. 

"Ada apa Lily?" tanya Sabila.

"Kopi anda belum diminum, Bos. Minum dulu, biar tidak mengantuk." 

"Huh! Aku pikir apa." Sabila meraih gelas kopi tersebut dan meneguknya hingga tandas. "Aku pergi," pamitnya. 

Setelah melihat mobil Sabila pergi, Sheryl langsung mengikutinya. Hanya berkisar lima menit, mobil Sabila terlihat berhenti di tengah jalan. Sheryl tersenyum senang karena rencananya benar-benar berjalan sangat sesuai. Bahkan kebetulan-kebetulan kecil ini sangat amat membantu Sheryl dalam menjalankan misinya. Sheryl yakin bahwa pengaruh obat tidur tadi telah bereaksi. Dengan cepat, Sheryl menghubungi kakaknya.

*

"Kita akan langsung membawanya ke hotel, Kak?" tanya Sheryl dari kursi kemudi. 

"Hm, kita harus membawanya cepat sebelum dia sadar," jawab Xavier dari kursi belakang yang duduk bersama Sabila. 

"Aku memberikan obat tidur dosis tinggi dalam minumannya tadi, mungkin dia akan terbangun besok pagi." 

"Itu jauh lebih bagus, artinya malam ini aku bisa tidur bersamanya." ucap Xavier. 

"Kakak jangan macam-macam. Ingat ya, aku tidak mau tanggung jawab kalau terjadi apa-apa." peringat Sheryl. 

"Memangnya akan terjadi apa? Aku hanya ingin tidur memeluknya saja, tidak lebih."

"Iman setipis tissue sok-sokan hanya tidur berpelukan, paling juga nanti meraba-raba." 

"Ketika seorang laki-laki mencintai wanitanya, maka dia tidak akan mungkin berani merusaknya." ucap Xavier. 

"Itu artinya, dulu Kakak tidak mencinta Kak Sabila. Buktinya, kakak pernah berniat melecehkannya." 

"Lebih tepatnya, aku hanya belum menyadari kalau aku telah jatuh cinta pada gadis ini sejak lama." 

Sheryl hanya terlihat mencibir tanpa suara saat mendengar ucapan kakaknya. Hingga akhirnya, mobil yang ia kemudikan 'pun tiba di hotel yang telah mereka persiapkan. Xavier segera menggendong Sabila menuju kamar yang telah ia reservasi, sedangkan Sheryl mengikuti dari belakang dengan membawa tas Sabila. Tiba di kamar, Xavier langsung merebahkan tubuh Sabila di kasur, lalu menyelimutinya dengan hati-hati. 

"Kak," panggil Sheryl. "Ingatlah bahwa adikmu juga perempuan. Jadi, jangan lakukan hal yang tidak baik pada Kak Sabila." 

Xavier memeluk adiknya dan mencium rambut panjang sang adik dengan sayang. "Percaya pada kakak." 

"Ya sudah, aku akan pulang sekarang." pamit Sheryl. 

"Hati-hati." Setelah Sheryl pergi, Xavier menutup pintu dan menguncinya rapat. Ia lantas ikut naik ke atas ranjang dan berbaring memeluk tubuh Sabila yang sudah berbalut selimut tebal. "Maafkan aku, tapi ini cara satu-satunya agar kita bisa kembali bersama."

1
murni l.toruan
Bahagia dan terus berusaha untuk yang lebih baik dari sebelumnya
murni l.toruan
Santuy Bil, biar saja mertua tau kamu tidak bisa masak, ntar disuruh masak benar-benar baru tau rasa loh
charis@ŕŕa
semangat vier buat dedek bayi ny....
Cinnn
Selamat hari raya idul adha semuanya.
Cinnn
Tunggui ya, ia 2 bab meluncur.
charis@ŕŕa
selalu ku terima thor ....
lanjut
Aqil Aqil
vote untkmu thor smngt lnjtkan
Triple
wih sudah 16 eps aja. pelan-pelan oy haha cepat amat nulisnya.

tapi baguslah daripada nanti penasaran terus nanggung jadi lebih baik aku tabung aja HAHA.
Triple
jangan bilang kakaknya doyan sama xavier.
Cinnn: Ngakak😁😁
Baca kelanjutanny di bab seanjutnya, Kak.
total 1 replies
Cinnn
Inshaa Allah satu bab lagi nyusul ya, tungguin.
charis@ŕŕa
mencari kesemptan anda xavier
Triple
haha
Nurhayati Nia
Hai _haii aku singgah lagi di karyamu setelah dokter anggi dan dokter njoyyy aku nyimak cerita yng niii.. lanjutttt
Cinnn: Terima kasih, Kak. Semoga betah ya❤
total 1 replies
Triple
adegan ekstrim gk ada?, haha
Triple
caper bet
Kadek Bella
lanjut
Kadek Bella
lanjut thoor
Cinnn: siap kakak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!