NovelToon NovelToon
Mendadak Jadi Sugar Baby

Mendadak Jadi Sugar Baby

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Konflik etika / Penyesalan Suami / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / PSK / trauma masa lalu
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Byiaaps

Apa benar kalau zaman sekarang cari uang halal itu susah?

Hidup di lingkungan sekitar yang toxic, membuat Binar harus bertahan hidup dengan caranya sendiri.

Cara seperti apa yang ia pilih?

Jangan lompat bab untuk menghargai karya penulis, bila tak suka bisa skip saja, jangan mampir hanya untuk membaca secara acak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Byiaaps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

Hari pertama kerja, cukup mengesankan bagi Binar. Sejauh ini belum ada masalah, dan ia dapat mengikuti instruksi atasannya dengan baik. Kepribadiannya yang ramah, menjadi kesukaan sebagian karyawan yang sedang meminta tolong padanya.

Meskipun, ada seorang karyawati yang tampak ketus padanya.

“Aku titip makanan di bawah ya, di kantinnya Bu Hindun. Nasi campur tapi tidak pakai serundeng maupun sambal. Lauknya udang tepung, nasinya disiram kuah ayam kuning. Sayurnya pakai capcay. Jangan sampai salah ya, aku jadi tidak nafsu makan kalau tidak sesuai!" titah karyawati bernama Nindy itu.

Entah apakah tugas ini adalah bagian dari pekerjaannya, tapi Binar tak mau ambil pusing. Bagaimanapun, posisinya adalah tingkatan karyawan kelas bawah. Ia lalu bergegas turun ke bawah untuk membelikan makanan. Sembari ia juga membeli untuk makan siangnya.

Hingga beberapa saat kemudian, ia kembali ke atas membawakan pesanan Nindy.

“Mbak Nindy, maaf. Tadi udangnya habis. Karena takut salah jika diganti lauk yang lain, jadi aku tidak ambil lauk yang lain,” tutur Binar setengah menunduk.

“Kamu tidak waras ya, kamu pikir aku suruh makan sayur ini saja tanpa lauk? Kamu bisa ganti ayam kuning kek atau telur balado! Tidak kreatif sekali. Sudah, kamu saja yang makan, aku sudah tidak minat, sini kembalikan uangku!” titah Nindy kejam.

Dalam hati Binar sungguh ia menyesal karena tak seharusnya ia beli makan dulu, setidaknya jika terjadi hal seperti ini, ia tak keluar uang banyak untuk beli makanannya sendiri, dan mengganti makanan Nindy.

Ia lalu menyerahkan uang Nindy dan menerima bungkusan nasi yang dikembalikan padanya.

"Sekali lagi maaf ya, Mbak. Saya permisi,” pamit Binar menunduk.

Bingung karena siapa yang akan menghabiskan 2 bungkus nasi yang dibawanya, ia membagikannya pada Winda, salah seorang rekan kerjanya, sesama OG.

“Ya ampun, Binar, terima kasih ya. Benar ini gratis? Atau aku bayar saja?” Winda memastikan pemberian Binar.

Mengangguk, Binar mengajak Winda makan karena jam istirahat akan segera usai.

Di balik loker tempat berkumpulnya para Office Girl, terlihat seorang lelaki yang mengintip kegiatan Binar dan Winda itu.

Sementara itu, siang ini, Om Rehan pulang ke rumah untuk menemui anaknya.

“Mana Agnes?” tanyanya penuh kekesalan pada asisten rumah tangga yang menyambutnya.

Tak lama, Agnes turun dari tangga.

“Sini kamu! Papa kuliahkan kamu di kampus yang bagus, bukannya jadi orang benar malah urakan! Kalau bukan karena uang Papa, kamu tidak akan bisa masuk sana! Kamu pikir seberapa hebat kemampuanmu?” tegas Om Rehan.

Menduga papanya marah karena ulahnya beberapa waktu lalu pada sugar babynya, Agnes membela diri. “Jadi Papa lebih membela wanita jal*ng itu dari pada anak papa sendiri?”

Menyuruh anaknya menjaga ucapannya, Om Rehan merasa perlu memberikan pelajaran pada anaknya. Ia dengan tegas mengatakan akan mengurangi uang jajan Agnes. Tak tanggung-tanggung, uang bulanannya dipangkas hampir 50 persen.

“Pa! Papa tidak bisa seperti ini!" Agnes tak terima dengan keputusan papanya.

“Kalau kamu mau uang lebih, cari kerja sana! Tapi jangan di kantor Papa, cari kantor lain!” titah Om Rehan berlalu pergi.

Namun, baru beberapa langkah ia berjalan, ia kembali membalikkan badannya menghadap Agnes. Sugar daddy Amel itu mengancam, bahwa ia akan menghukum sang anak lebih keras lagi, jika Agnes berani mengusik Amel. Pria itu bahkan tak peduli dengan protes sang anak, demi membela wanita peliharaannya.

Gusar, Agnes mengumpat dan berjanji pada dirinya sendiri akan membalas Amel lebih dari ini.

***

“Lepas! Lepas!” Biani berusaha melarikan diri dari tangkapan beberapa pria yang menemukannya di hotel.

“Kalian tidak berhak menangkapku! Aku bukan pelaku kriminal!” lanjut Biani terus memberontak.

Menyuruhnya bicara ketika di hadapan sang bos nanti, pria-pria itu meminta Biani tak banyak oceh, karena mereka hanya bertugas mencari dan membawa wanita itu ke hadapannya bosnya.

Mereka lalu membawa Biani masuk ke dalam mobil, dan menutup matanya agar tak tahu ke mana ia akan dibawa, dan mengikat tangannya ke belakang.

Hingga sesampainya di tempat yang dituju, wanita itu dibawa ke sebuah ruangan. Dilepaskannya penutup matanya. Biani tampak menggeleng-gelengkan kepalanya untuk menormalkan kembali penglihatannya setelah beberapa menit tertutup kain.

Dilihatnya di hadapannya kini, sedang berdiri seorang lelaki yang tak asing baginya.

“Saya tidak tahu kamu, tapi saya yakin kamu tahu saya,” ujar lelaki itu yang ternyata adalah Adrian.

“Mau apa kamu? Saya tidak bersalah, jangan macam-macam kamu! Hidupmu akan hancur karena sudah menyekapku!” teriak Biani pada Adrian.

Memintanya untuk tak berteriak di depannya, Adrian berganti menunjukkan amarahnya. Ia merasa, karena wanita di hadapannya itu lah hidupnya telah hancur. Ia harus kehilangan kebahagiaan keluarganya, kehilangan ayahnya, juga kesehatan sang ibu. Terlebih, ia juga harus merelakan kepergian sang istri yang entah di mana saat ini.

Memperingatkan Biani untuk tak memberontak, Adrian mengancam akan berbuat kasar.

Tak gentar, Biani justru berteriak meminta tolong sekeras mungkin.

Sementara Adrian hanya tersenyum sengit melihat aksi konyol wanita itu. “Pantas saja kamu dipelihara dan pekerjaanmu sangat hina, karena kamu bodoh.”

Bukannya sakit hati, Biani justru tertawa kencang saat mendengar ucapan Adrian. Ia dengan lantang mengatakan bahwa biarpun dirinya bodoh, tapi ayah dari lelaki di hadapannya itu sangat mencintainya. Bahkan, ketagihan untuk mendapatkan pelayanan darinya.

“Ibumu mungkin wanita yang cerdas, tapi sayang, tidak memuaskan,” ucap Biani lirih, lalu kembali tertawa begitu puas.

Seketika Adrian yang jijik mendengarnya, menampar pipi mulus Biani.

“Jangan lupa, Adrian! Seandainya dulu ayahmu tak mati, aku sudah menjadi ibu tirimu sekarang. Andai kamu tahu, aku bukan lagi sekadar wanita peliharannya, tapi calon istrinya!” teriak Biani, tak menghentikan tawanya.

Mengepalkan tangannya, Adrian menahan dirinya untuk tak menampar wanita itu lagi. Hanya sorot matanya begitu tajam ke arah Biani, yang juga menatapnya. Tapi tatapan yang Biani berikan adalah tatapan nakal dan menyepelekan, seolah ia tak bisa direndahkan begitu saja.

“Kalau kalian melihatku sebagai wanita sampah, apa kabar dengan pengguna jasaku? Kalau kalian melihatku bodoh, lalu bagaimana dengan ayahmu yang sangat menikmatiku?” Bukannya takut, Biani semakin memanas-manasi suami Binar itu.

...****************...

1
Anto D Cotto
lanjutkan, crazy up thor
Anto D Cotto
menarik
Yuliana Tunru
hidup di kota mmg kejam ya binar setiap t4 bagaikan hutan yg setiap saat bisa jd santapan hinatang buas ttp semangat untuk hidup benar dan bsik binar ..biarkan adruan hudup dgn.penyesalan
Yuliana Tunru
lanjut
Yuliana Tunru
orang aneh kasuhan binar
Yuliana Tunru
knp adrian x gitu ya apa gila atau ada dendam khusus
Yuliana Tunru
rasa x kyk.mimpi aneh ya..apa adrian benar2 tulus atw jgn2 binar jd tumbal pesugihan gitu..maaf thor jd nganyal kyk novel2 horor tp smoga z binar benar2 bernasib baik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!