AFTER FIVE YEARS

AFTER FIVE YEARS

Bab 1: Kembali Pulang

Sassy dengan wajah jenuh, menatap ke luar jendela kereta api. Ini adalah perjalanan pertamanya kembali pulang ke rumah, setelah hampir lima tahun bermukim di kota kelahiran sang Ibu. Bukan tanpa alasan dia mau kembali, tetapi karena permintaan Ayahnya yang mendesaknya untuk segera pulang. Titah sang Ayah, adalah hal yang harus ia utamakan.

Kembali berarti akan menjumpai lagi sesuatu yang telah ia lupakan, walaupun sebagian kecil kenangan masih bercokol di sudut hatinya. Bukan sesuatu yang mustahil dalam perjalanannya kembali, ia harus berhadapan dengan Aidan. Nama lelaki, yang kini masih setia menemani tidur- tidur malamnya yang selalu gelisah.

Hampir lima tahun Sassy mencoba mengenyahkan bayangan Aidan, yang memandangnya dengan binar kecewa. Andai waktu bisa di ulang kembali, ia akan menolak mengantarkan Cindy sepupu Aidan ke pesta ulangtahun temannya. Dimana malam itu menjadi petaka buat dirinya, dan sampai detik ini Sassy menyesali keputusannya pergi bersama Cindy.

Kereta yang di tumpanginya mulai bersiap hendak berangkat meninggalkan stasiun, membawanya ke tempat tujuan para penumpang. Sassy dari dulu selalu menyukai mode transportasi ini, selain nyaman juga bisa berlama-lama memandangi sekitarnya.

Saat tengah melamun dengan berbagai pikiran yang memasuki otaknya, seorang wanita cantik berpakaian modis mendatangi tempat duduknya. Si wanita bergaun merah itu tersenyum ramah pada Sassy, memperlihatkan lesung pipit di kedua pipinya, yang hanya di balasnya dengan anggukan kepala. Wanita dewasa dengan tampilan anggun itu, mendudukkan bokongnya di sebelah kursi Sassy, kemudian ia mengeluarkan ponsel pintarnya dari dalam tas selempangnya. Setelahnya ia sibuk dengan gawainya, melupakan Sassy yang masih menatapnya dengan kagum.

Mengalihkan pandangannya dari teman seperjalanannya, Sassy kembali menatap keluar lewat jendela kaca. Kereta berjalan pelan, membelah malam yang pekat. Sassy mencoba menutup matanya yang mulai terasa berat, berusaha mengenyahkan bayang-bayang gelap dalam dirinya.

Entah berapa lama ia tertidur, ketika sebuah suara memasuki gendang telinganya. Suara lembut yang keluar dari teman di sebelah kursinya, memesan dua cangkir kopi pada seorang pramugari yang menghampiri tempat mereka. "Hoam" tanpa sadar Sassy menguap lebar, lalu dengan pipi yang pastinya sudah memerah ia menutup mulutnya ketika dari sampingnya terdengar sapaan.

"Wah, nyenyak juga tidur kamu."

Reflek Sassy memutar kepalanya, dan menjumpai senyum jahil di wajahnya yang menawan.

"Maaf, ku pikir gak ada yang memperhatikan" Sassy terlihat kikuk dan salah tingkah.

"Sudah ku pesankan kopi, untuk menghilangkan kantuk" kembali wanita itu berucap, mengabaikan permintaan maaf Sassy.

"Oo makasih, tapi jangan repot-repot" tolaknya dengan malu.

"Hanya secangkir kopi, bukan sesuatu yang berarti" ia mengibaskan tangannya dengan anggun. "Anggap saja salam perkenalan, karena kita masih lama sampai tujuan" lanjutnya sembari memasukkan gawainya dalam tasnya. "Namaku Clara, rasanya akan sangat menjemukan bila kita gak saling kenal" senyumnya merekah, yang tak pernah lepas terukir di bibir berlipstik sewarna gaunnya.

Wanita yang lebih tua beberapa tahun di atasnya itu, mengulurkan tangan putih mulusnya.

"Sassy" ia membalas perkenalan dengan menyebutkan namanya, sambil menyambut uluran tangan Clara.

"Cantik sekali nama kamu, seperti orangnya" pujinya tulus. "Sassy berarti bulan, benarkan arti nama itu?" tanyanya menyelidik.

"Tepat sekali!"

Sassy mengacungkan jempolnya, tanpa sadar. Ia merasa Clara akan menjadi teman seperjalanannya yang menyenangkan, terbukti dengan cepat mereka bisa berkomunikasi tanpa sungkan lagi.

"Ayahmu, pasti orang yang sangat romantis." Clara menyambung ucapannya yang terhenti, ketika sang waiter membawa pesanannya.

"Tebakkan mu tidak sepenuhnya benar, Ayah ku jauh dari sifat itu. Beliau berpendirian keras juga tegas, karena seorang abdi negara harus mempunyai mental baja."

"Ah, aku selalu mengagumi pria dengan seragam militer. Mereka tampaknya gagah dan berwibawa, saat bertugas. Ayahmu seorang tentara, bukan?!"

"Iya. Tapi kini beliau sudah pensiun, dan menghabiskan hari tuanya dengan berkebun."

"Hmm, hobi yang bagus" ucap Clara pelan. "Kita minum dulu, sebelum kopinya dingin" selanya, sambil mengangsurkan cangkir keramik putih pada tangan Sassy. "Kalo boleh tau, ke Jakarta untuk perjalanan bisnis kah? Atau hanya ingin berkunjung ke sanak saudara."

Sebelum menjawab pertanyaan yang di lontarkan Clara, Sassy meminum kopinya dengan perlahan. Merasakan cairan hitam pekat yang mengalir di kerongkongannya, pahit juga manis terasa di lidahnya. Dengan gerakan perlahan, ia menaruh cangkir kopinya sejenak.

"Aku di minta pulang oleh Ayah" sahut Sassy muram. "Lalu, bagaimana dengan diri mu?"

"Aku tinggal di Jakarta, sehabis melakukan seminar tentang kecantikan di Surabaya" terangnya lugas. "Kamu harus berkunjung ke salon ku, bila ada waktu."

Pantas saja wanita di sampingnya ini tampil anggun juga menawan, karena memiliki keahlian untuk mempercantik diri.

"Baiklah, aku akan ke sana. Tapi dengan harga teman, ya" seloroh Sassy bercanda.

"Jangan takut, aku pasti kasih diskon khusus buat kamu. Ini kartu nama ku juga alamatnya, bila berminat."

Sassy menerima kartu pemberian dari Clara, lalu menyimpannya dalam saku celana jeansnya.

"Ngomong-ngomong, kamu ada yang jemput gak?"tanya Clara melirik gadis di sampingnya." Kalo gak ada, lebih baik bareng aku aja " tawarnya. "Kebetulan tunangan ku ada waktu buat jemput, sekalian kalian berkenalan."

"Makasih untuk tawaran baiknya, tapi aku di jemput kakak ku" jawab Sassy agak rikuh. Bukannya menolak niat baik Clara, tetapi ia sudah diwanti-wanti oleh Ayahnya agar jangan cepat mempercayai mulut manis orang asing apalagi mereka baru berkenalan.

Sisa perjalanan panjang mereka, di habiskan dengan mengobrol tak tentu arah. Kemudian selebihnya, keduanya tertidur kelelahan.

Suara seorang pramugari memberikan pengumuman agar para penumpang bersiap-siap untuk turun, karena kereta sudah hampir tiba di tempat tujuan. Sassy mengambil tas ranselnya, dan beberapa kantong berisi oleh-oleh.

Di pintu keluar Sassy berpisah dengan Clara dengan saling melambaikan tangan. Mata bulatnya mencari-cari keberadaan Rian kakak lelakinya, ketika tanpa sengaja pandangannya menemukan Clara yang sudah tenggelam dalam pelukan penjemputnya. Seorang pria dengan tinggi menjulang, menyambut hangat dekapan kekasihnya.

Sassy menemukan dirinya menatap lekat pasangan yang berbahagia itu, hatinya terasa perih teringat betapa ia kini sendiri tanpa pasangan.

"Sassy!" teriakan nyaring itu, menyadarkannya dari keterpakuan. Di dekat pintu keluar peron, Rian melambaikan tangannya. Segera saja ia memalingkan pandangannya, dan menyeruak diantara para penumpang menyongsong pelukan dari sang kakak.

"Mas Rian!" pekiknya riang.

"Hai, gadis kecilnya Mas !" tak kalah senang sang kakak membalas teriakkan adiknya, lalu mereka berpelukan erat.

"Gimana kabar mu?" tanya Rian sambil melepaskan pelukannya.

"Aku baik-baik aja, Mas" sahut Sassy dengan senyum lebarnya.

"Tapi, kamu agak kurusan" Rian memandangi adiknya dari atas ke bawah secara berulang-ulang, dengan dahi mengeryit.

"Masa sih?!"

"Iya, tapi kamu jadi tambah cantik kok. Ayok pulang, Ayah dan Ibu pasti udah gak sabatan ingin ketemu" saran Rian yang segera di angguki adiknya.

"Ayok, aku juga kangen mereka."

Mereka berdua berjalan menuju ke parkiran, sambil bergandengan tangan. Rian membuka bagasi, dan menaruh bawaan milik adiknya. Sementara itu sambil bersandar di badan mobil, Sassy memandangi area seputar tempat parkir. Dari kejauhan matanya menangkap sepasang kekasih, yang berjalan sambil saling berpandangan mesra. Bukankah itu Clara? Dan lelaki yang merangkul bahunya, sepertinya ia kenal.

Ternyata dunia begitu sempit sekali, orang yang ingin ia hindari hanya berjarak beberapa langkah darinya.

'Aidan' bisiknya dalam hati.

      *****

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

baru mampir 👍♥️

2024-06-10

0

Putu Suciptawati

Putu Suciptawati

aku mampir kak dikarya terbarumu

2024-03-02

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Kembali Pulang
2 Bab 2 : Nyaris bertemu
3 Bab 3 : Bertemu Mantan
4 Bab 4 : Duh... Mantan!
5 Bab 5 : Godaan Mantan.
6 Bab 6 : Mantan yang semakin terdepan.
7 Bab 7 : Mantan menyebalkan.
8 Bab 8 : Tamu tak di undang
9 Bab 9 : Melabrak mantan
10 Bab 10 : Tawaran Kerja
11 Bab 11 : Hari pertama kerja
12 Bab 12 : Bos dingin dan Sekretaris resek
13 Bab 13 : Kembalinya sang pengganggu
14 Bab 14 : Mencari kebenaran
15 Bab 15 : Bertemu mantan mertua
16 Bab 16
17 Bab 17 : Tawaran perjodohan
18 Bab 18 : Kemarahan Aidan
19 Bab 19 : Kecemburuan Clara
20 Bab 20 : Tertangkap basah
21 Bab 21 : Proposal
22 Bab 22 : Gosip panas
23 Bab 23 : Konfrontasi
24 Bab 24 : Ujian jelang pernikahan
25 Bab 25 : Tentang rasa
26 Bab 26 : (Masih) Tentang rasa
27 Bab 27 : Tertekan
28 Bab 28 Ternyata mimpi
29 Bab 29 : Persiapan hari bahagia
30 Bab 30 : Party
31 Bab 31 : Ambyar
32 Bab 32 : Rumit
33 Bab 33 : Salah paham
34 Bab 34 : Berbaikan
35 Bab 35 : Kacau
36 Bab 36 :
37 Bab 37 : Video viral
38 Bab 38 : Sah
39 Bab 39 : Trouble maker
40 Bab 40 : Unboxing
41 Bab 41 : Kena batunya
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Announcement!!
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Announcement
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1: Kembali Pulang
2
Bab 2 : Nyaris bertemu
3
Bab 3 : Bertemu Mantan
4
Bab 4 : Duh... Mantan!
5
Bab 5 : Godaan Mantan.
6
Bab 6 : Mantan yang semakin terdepan.
7
Bab 7 : Mantan menyebalkan.
8
Bab 8 : Tamu tak di undang
9
Bab 9 : Melabrak mantan
10
Bab 10 : Tawaran Kerja
11
Bab 11 : Hari pertama kerja
12
Bab 12 : Bos dingin dan Sekretaris resek
13
Bab 13 : Kembalinya sang pengganggu
14
Bab 14 : Mencari kebenaran
15
Bab 15 : Bertemu mantan mertua
16
Bab 16
17
Bab 17 : Tawaran perjodohan
18
Bab 18 : Kemarahan Aidan
19
Bab 19 : Kecemburuan Clara
20
Bab 20 : Tertangkap basah
21
Bab 21 : Proposal
22
Bab 22 : Gosip panas
23
Bab 23 : Konfrontasi
24
Bab 24 : Ujian jelang pernikahan
25
Bab 25 : Tentang rasa
26
Bab 26 : (Masih) Tentang rasa
27
Bab 27 : Tertekan
28
Bab 28 Ternyata mimpi
29
Bab 29 : Persiapan hari bahagia
30
Bab 30 : Party
31
Bab 31 : Ambyar
32
Bab 32 : Rumit
33
Bab 33 : Salah paham
34
Bab 34 : Berbaikan
35
Bab 35 : Kacau
36
Bab 36 :
37
Bab 37 : Video viral
38
Bab 38 : Sah
39
Bab 39 : Trouble maker
40
Bab 40 : Unboxing
41
Bab 41 : Kena batunya
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Announcement!!
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Announcement

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!