Setelah orang tuanya meninggal dan dia terusir dari rumahnya sendiri.
Dan setelah dia terusir dari rumahnya. Gayuh berjalan mencari tempat berteduh
Hujan yang sangat deras sekali langsung mengguyur tubuh Gayuh
Saat akan berjalan kembali, Langkah Gayuh dihentikan oleh seorang ibu dan saat sedang mengobrol tiba-tiba Gayuh jatuh pingsan
Ibu itu meminta bantuan kepada suami dan anaknya untuk membawa Gayuh kedalam rumahnya
Namun siapa sangka saat Ibu itu menyuruh anaknya untuk menjaga Gayuh
Dia malah melakukan hubungan yang tidak seharusnya dilakukan
Apakah Gayuh akan diam saja saat mendapatkan perlakuan seperti itu atau dia akan menerima tawaran dari Ibu itu agar Gayuh menikah dengan putranya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon puja indraswari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Yudha sampai di apartemennya setelah dari rumah sakit. Ia mencari keberadaan istrinya, Gayuh, namun tak menemukannya. "Sayang, kamu dimana?" tanya Yudha sambil melihat-lihat ruangan apartemen mereka. Yudha mengira kalau Gayuh akan kembali ke apartemen ini lagi.
"Sayang, jangan tinggalkan aku sendiri disini. Aku sangat mencintaimu," ucap Yudha sambil memandang foto mereka bersama. Yudha mengambil kunci mobilnya dan memutuskan untuk mencari keberadaan istrinya sampai ketemu.
Sementara itu, Permana yang mengajak Gayuh ke tempat yang sangat indah akhirnya sudah sampai di tempat yang akan dia tunjukkan kepada Gayuh.
"Cantik sekali ketika sedang tidur," gumam Permana lirih. Lalu, ia lekas membangunkan Gayuh. "Gayuh, ayo bangun, kita sudah sampai," ucap Permana.
Gayuh terbangun dengan susah payah karena tidurnya terlalu pulas. Permana hampir ingin mencium pipi Gayuh jika saja Gayuh tidak mau bangun. "Kita sudah sampai, Mas?" tanya Gayuh bingung.
"Sudah lama kita sampai, kamu saja yang susah bangun," ucap Permana sambil tertawa. Mereka berdua kemudian melihat pemandangan indah di sekitar tempat itu. "Pernah kesini sebelumnya?" tanya Permana dengan ramah.
Gayuh menjawab bahwa ini adalah pertama kalinya dia kesana. Permana mengajaknya untuk mencoba jagung bakar dan wedang jahe. Gayuh sangat menikmati pemandangan yang indah sambil menikmati makanan tersebut.
Permana tiba-tiba bertanya tentang alasan Gayuh menginap di hotel. Setelah mendengar cerita Gayuh, Permana merasa sedih karena mengetahui bahwa Gayuh sudah menikah. Namun, Permana masih mendengarkan dan memberikan dukungan pada Gayuh.
"Ternyata kamu sudah menikah, huh? Aku jadi patah hati nih," ucap Permana dengan sedih. Walaupun hatinya hancur, Permana tetap berusaha untuk menenangkan Gayuh dan memberikan dukungan pada keputusan yang sudah Gayuh ambil.
Pukul 11 malam
Saat akan sampai di depan apartemen, Gayuh melihat suaminya sedang duduk di parkiran lalu Gayuh ingin menurunkan dirinya di sini saja agar tidak ketahuan oleh Yudha kalau saat ini dia bersama lelaki lain
Permana menghentikan mobilnya tepat di depan Apartemen dan dia mengajak Gayuh untuk bersandiwara
"Maksud Mas?" tanya Gayuh yang kebingungan dengan ajakan Permana
"Sayang , ayo kita sudah sampai"
Ucap Permana yang meninggikan suaranya agar Yudha melihatnya
"Iya sayang" jawab Gayuh spontan
Yudha yang mendengar suara Gayuh langsung membalikkan badannya dan dia melihat Gayuh yang sedang turun dari mobil bersama seorang pria
"Sayang, berani kan tidur sendirian?" tanya Permana dengan gaya menggoda
"Berani sayang. Kalau aku nggak berani nanti aku akan memanggilmu untuk menemaniku" jawab Gayuh dengan nada manja
"Ok sayang" Permana mencium pipi Gayuh dan menggandeng tangan Gayuh
Yudha yang panas langsung berlari masuk kedalam Apartemen
"Selamat tidur sayang, semoga mimpi indah" ucap Permana sambil mencium bibir Gayuh
"Mas, ini hanya pura-pura" ucap Gayuh lirih
Yudha yang melihat kemesraan mereka berdua langsung mengepal kuat tangannya
Gayuh menutup pintu dan Permana berjalan santai menuju apartemennya
Yudha masuk ke apartemennya dengan menutup pintu dengan sangat keras
"Apa maksud kamu dengan jalan dengan lelaki lain? Apa kamu sudah lupa jika mempunyai suami?!!!"
Gayuh mengganti pakaiannya dan tidak menghiraukan omongan suaminya yang sedang mengajaknya berbicara
"Gayuh Puja Larasati!!!!" Teriak Yudha
"Tidak perlu berteriak seperti itu. Bukankah Mas yang telah mengajariku! Apa, Mas lupa dengan ciuman yang diberikan oleh Laila?!
Yudha menghela nafas dan mencoba untuk bersabar menghadapi istrinya