seorang wanita atau ibu memiliki suami pemabuk, penjudi, pemain perempuan, berusaha tangguh demi anak anaknya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosenni Damanik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tigabelas
Tidak terasa sudah empat hari Oppung dirumah Nur, dan pelayanan menantunya selalu terbaik walau tingkah anaknya sudah menyakiti Nur secara fisik dan batin.
Jam 10 anak anak Nur sudah pulang kerumah dengan wajah lesu, Nur merasa ada yang salah dengan anaknya "Anak anak mama kenapa sudah pulang? Tanya Nur, dipandanginya wajah anak anaknya satu persatu. Zelo menyerahkan surat pemberitahuan dari kepala sekolah. Nur menerimanya dan membaca.
Nur duduk dikursi dan menghembuskan nafasnya kuat. Nur sudah bingung duit dari mana bayar uang sekolah anak anaknya. Oppung keluar dari kamar dan bertanya tanya kenapa pahoppunya pulang cepat. "Kenapa cepat pulang? Tanya Oppung Doli ke pahoppunya paling besar, Zelo cuma mengedikkan bahunya dan memandang mamanya, merasa kasihan juga Zelo menatap mamanya.
Akhirnya Oppung Doli bertanya keparumaennya "Kenapa Nur, surat apa yang kau pegang itu? Nur gelagapan menjawab pertanyaan mertua, "Oh...ini... gak ada apa apa amang", jawab Nur. Oppung Doli kurang puas mendengar jawaban Nur. Oppung Doli berdiri dari kursinya dan mendekati Nur dan menarik kertas dari tangan Nur, Nur tidak sadar kalau surat kepala sekolah sudah berada ditangan mertuanya.
"Jadi tiga bulan menunggak uang sekolah pahoppuku", tanya Oppung Doli pada Nur, Nur tersentak dari lamunannya setelah mendengar pertanyaan dari mertuanya. Nur terpaksa menjawab jujur "Iya amang", air mata Nur keluar tanpa sadar.
Rose berlari memeluk mamanya "Jangan nangis mama, adek gak apa apa kok kalau gak sekolah", ucap Rose, semakin sesegukan Nur mendengar ucapan anak gadisnya. "Iyakan Abang? Tanya Rose lagi pada Abang abangnya "Iya ma", Jawab Zelo dan Nedo barengan. Malah membuat orang yang mendengar semakin terharu dan sesegukan. Oppung Boru ikut meneteskan air mata melihat kebaikan pahoppunya pada menantunya.
Oppung Doli memandangi pahoppunya satu persatu dan berkata "Kalian harus sekolah, selagi Oppung hidup akan Oppung bantu sekolah kalian, yang penting kalian harus semakin rajin dan tambah baik membantu mamak ya", Nasehat Oppung Doli. "Jadi kami bisa sekolah Oppung Doli? Tanya Rose dengan polosnya, dipandanginya Oppung Doli dengan seriusnya apakah ada kebohongan diwajah Oppungnya. Oppung Doli dan Oppung Boru mengangguk bersamaan.
"Yeiiiii Abang kita bisa sekolah lagi", teriak Rose bersorak, Zelo dan Nedo langsung memeluk Oppung Doli dan Oppung Boru dan mengucapkan terimakasih. Nur terharu dan merasa malu pada mertuanya. "Gak usah kau malu Nur, karena kau sudah jadi anak perempuan kami", ujar Oppung Doli seakan akan tahu perasaan Nur. "Anak anakmu pahoppuku", ujar Oppung Doli lagi. Nur merasa beruntung punya mertua yang sayang akan dirinya. "Iya amang", hanya ini jawaban Nur, karena tak mampu lagi berkata kata.
"Ya sudah kita berangkat aja sekarang kesekolah membayar tunggakan uang sekolah", ujar Oppung Doli, "Oppung Boru siapkan duitnya", perintah Oppung Doli pada Oppung Boru.
Mereka berjalan kaki saja hitung hitung sebagai olah raga. Sesampainya disekolah Oppung langsung menghadap kepala sekolah. "Pak kepala sekolah begini bah, kami mau membayar tunggakan pahoppuku, kira kira berapa", tanya Oppung Doli. "Sebentar ya tulang (paman), kita panggil dulu Bendahara ya Tulang", jawab kepala sekolah, Lalu memanggil bendahara sekolah.
"Tunggakannya berbeda beda ya Oppung", ucap bendahara.
"Ini perinciannya
Zuldo 3 bulan x Rp.450.000/bulan
totalnya adalah Rp 1.350.000
Nendo 3 bulan x Rp.300.000/ bulan
totalnya adalah Rp.900.000
Rose 3 bulan x Rp.150.000/bulan
totalnya adalah Rp.450.000
jadi totalnya keseluruhan 1.350.000 + 900.000 + 450.000 \= Rp. 2.700.000
"Inilah tunggakannya Oppung", jawab Bendahara sekolah.
"Aku kasih duit Rp. 5.400.000 sekarang, berarti 3 bulan kedepan sudah lunaskan", tanya Oppung. "Iya Oppung", jawab bendahara sekolah. "Karena sudah selesai kami permisi pak kepala sekolah", ijin Oppung Doli "Silahkan Oppung, ayok kuantar kedepan", sekalian kepala sekolah mau keluar juga karena ada urusan.
"Hari Senin sudah bisa kalian ujian", ujar Oppung Doli menggandenga tangan Zelo. "Iya Oppung", jawab serempak Nedo dan Rose.
"Kita langsung pulang aja ya, karena mama tadi sudah masak enak", ucap Nur pada anak anaknya. Tapi langsung disanggah Oppung Doli "Kita makan Bakmi dikedai langganan Oppung, mumpung Oppung datang kesini", ujar Oppung Doli.
"Yeiiiii kita makan bakmi, kita makan bakmi", Rose bersorak dan melompat lompat kecil dipegangnya tangan Nur. Nedo dan Zelo juga senang kelihatan dari wajahnya, cuma karena laki laki jadi mereka malu teriak bersorak, seperti Rose. Sudah begitu lama Nur tidak mengajak anak anaknya makan diluar.
Rombongan Oppung makan dengan lahap. Rose berceloteh dengan riang. Rose merasakan kebahagiaan sama Oppung. Nur berkali kali mengucapkan terimakasih pada mertuanya.
Sesampainya dirumah Nur menyuruh anak anaknya supaya ganti baju. Oppung Doli dan Oppung Boru juga sudah masuk kamar untuk istirahat. Tiba tiba Nina berteriak kepada Nur "Nur..... keluar kau", teriak Nina. Nur merasa terganggu karena namanya disebut.
1 kata utk perempuan itu BODOH