NovelToon NovelToon
I Love Tentara

I Love Tentara

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Murni / Pengawal
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: Clavi Ra

Gadis yang baru saja lulus SMK langsung di kirim orang tuanya ke asrama militer yang sangat jauh dari perkotaan.

Dari situlah kesya bertemu dengan kapten
yang terkenal dingin dan tegas.

"Ih kenapa lo ngikutin gue mulu sih, suka lo sama gue heh"

"Kalo iya kenapa"

"Dasar kapten gila"

"Apa kamu bilang hah"


Mau tau kelanjutan kisahnya burun baca!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clavi Ra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13

"Besok Trauma itu akan kembali........ "

Ke esokan harinya, Aku pagi pagi sekali pergi ke pantai untuk melihat sunset yang indah itu. Tanpa sadar setetes air mataku keluar dari kelompok mataku dan membasahi pipiku.

"Ngapain kamu pagi buta sudah ada di pantai ini" Aku menghapus air mataku lalu aku berbalik ke sumber suara.

Aku melihat Abi yang sudah rapi dengan setelan baju loreng ke bangganya. "Kenapa gak jawab hm".

"gak papa lagi kepikiran sesuatu" Aku terus saja memandangi pantai itu dengan tatapan kosong.

"Mau ikut saya gak" Aku menoleh ke Abi lalu aku menggeleng tanda aku tidak ingin ikut dengan nya.

"Kenapa gak mau saya mau ke desa lo mau bagi-bagi bantuan lagi, kamu yakin gak mauk ikut" Aku menatap Abi dengan tatapan kemarahan.

"KALO GUE BILANG ENGGAK YA ENGGAK LO NGERTI GAK SIH!!! " Aku berteriak seperti orang kesetanan lalu Aku menjatuhkan tubuhku ke pasir pantai, seketika tangisan ku pecah dan aku memukul dadaku yang terasa sesak.

"Ini salah gue, ini salah gue Bi, gue gak bisa jagain mereka, andai waktu itu gue gak telat jemput mereka ini semua gak akan terjadi" Abi memelukku dengan penuh kasih sayang dan jangan lupa dengan tepukan yang memenangkan di punggung ku.

Setelah di tenangkan oleh Abi Aku pun merasa lebih tenang dan Aku juga sudah berhenti menangis. "Mau cerita?" Aku hanya mengangguk.

Abi membawa Ku ke sebuah ayunan yang ada di pantai itu. Aku dan Abi menaiki ayunan itu lalu aku mulai menceritakan tentang masa lalu ku.

"Jadi dulu gue punya sahabat bahkan udah gue anggap adik" Aku menarik nafas sedalam-dalamnya.

" Mereka Bastian dan Sasa mereka harus mati karena begal" Aku memandang lautan yang luas itu dan aku seperti kembali di masa lalu.

Flashback On

Matahari sudah mengeluarkan cahaya hingga melewati cela korden kamar ku. Aku yang terganggu oleh cahaya matahari itu pun terbangun dari tidurku. Dengan keadaan yang berantakan dan jangan lupakan jejak air liur di wajahku, aku mengucek mataku lalu Aku melihat jam sesekali Aku menguap karena masih mengantuk.

Saat angka di jam weker ku sudah menunjukan pkl 06.30 Aku langsung terlonjak kaget. Tanpa basa-basi Aku langsung bergegas ke kamar mandi. Setelah selesai dengan rutinitas mandi ku Aku pun langsung berganti seragam biru putih.

Aku turun ke bawah dan Aku melihat bunda kesayangan ku tengah berkutat di dapur. "Ih bunda kok gak bangunin key sih bun".

"Eh anak bunda yang satu ini sudah bangun toh, maaf tadi bunda lupa soalnya tadi harus ngurus ayah kamu, kamu kan tau sendiri kaya apa ayah kamu kalo pagi selalu gedebrak-gedebruk" Aku mengambil roti di meja makan lalu aku menyalami tangan bunda.

"Aku pergi dulu bun, nanti aja kalo mau cerita ini key udah telat. asalamualaikum bun" Aku pun pergi dan aku masuk ke mobil yang sudah ada sopirnya.

"Buruan pak bawa mobilnya saya udah telat nih" Aku menyuruh sopir yang bernama pak Asep itu agar mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh. "Iya non"

"Pak buka ya gerbangnya saya kan cuma telat lima menit doang plisss" Aku memohon ke satpam sekolah untuk membukakan gerbang sekolah yang sudah tertutup itu.

"Maaf dek gak bisa udah peraturan sekolah kalo murit udah telat gak di izinin buat masuk" Aku yang kesal pun menendang pagar itu hingga bergetar.

Sebuah ide muncul di kepalaku, Aku pun pergi dari tempat itu lalu Aku menuju ke sebuah tembok pembatas sekolah.Aku melihat tembok yang sangat tinggi itu.

"Bisa gak ya gue manjat, tapi kalo gak manjat gue gak bisa masuk duh gimana ini" Aku yang kebingungan gimana cara untuk memanjat tembok itu pun teralihkan oleh suara dering ponsel ku.

Drett.... drettt...

"Shit... siapa sih yang ganggu gak tau apa ini gue lagi bingung" Tak urung Aku tetap mengangkat telefon itu.

"Halo key lo di mana kok belum dateng sih, sekarang lo tau kan kita lagi ujian kelulusan kenapa lo belum dateng sih" Aku yang mendengar suara cempreng dari sebrang sanah reflek menjauhkan ponsel ku dari telinga.

"Lo bisa gak sih gak usah heboh ini gue lagi di belakang sekolah, gue bingung mau lewat mana soalnya tembok pembatas sekolah ini tu tinggi bangett".

"Lo tunggu di situ biar Bastian jemput lo" Saat akan menjawab tiba-tiba telfon itu di matikan sepihak oleh Sasa.

Aku menghelan nafas sedalam mungkin sesekali aku melihat jam yang sebentar lagi ujian kelulusan akan segera di mulai. Bruk...

Aku yang kaget seseorang loncat dari tembok itu pun hanya bisa terlonjak kaget. "Ayo key kita harus ke kelas sepuluh menit lagi bu ika bakalan masuk ke kelas"

"Tunggu gimana lo bisa keluar kelas dan nyamperin gue ke sini"

"Itu gak penting, nanti gue jelasin" Bastian pun mengarahkan ku untuk melewati tembok itu.

Aku menginjak punggung Bastian agar aku bisa menggapai puncak tembok. "Terus ini gimana?" Tanyaku setelah sampai di atas tembok itu.

Bastian menyusul ku dan kami sekarang berada di atas tembok yang tinggi. "Gue loncat dulu terus di susul sama lo, nanti gue tangkap lo dari bawah".

Aku mengangguk lalu Bastian lompat. " Ayo key sekarang lompat" Bastian sudah siap untuk menangkap ku. "Bas jangan nginep ya lo"

"Enggak, ayo buruan keburu bu ika ke kelas" Aku pun menutup mataku lalu Aku lompat dari tembok pembatas.

Untung Bastian menangkap ku jadilah Aku tidak terjatuh. Saat ini Aku dan Bastian sedang berlari di lorong yang sudah sepi.

Di pertengahan lari Aku dan Bastian melihat Bu ika yang mengarah ke kelas kami. "Gimana nih kayanya kita gak akan bisa dahuluin bu ika" saat ini Aku sangat was-was sekali.

"Gue punya ide" Aku menatap Bastian dengan serius ketika Bastian memberi tau rencananya. "Oke kita mulai permainanya"

"Ibu ika tunggu" guru yang sedang berjalan menuju kelas IXB itu harus menghentikan langkah ketika seseorang memanggilnya.

"Iya ada apa ya Bastian, dan kenapa kamu berada di luar bukankah ini masih jam pembelajaran" Guru tadi itu adalah bu ika dan yang tadi memanggil bu ika adalah Bastian.

"Heheh gini bu tadi saya habis dari toilet jadilah saya di luar" Bastian menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Terus kenapa kamu memanggil saya" Bu ika memandang Bastian dengan tatapan mengitimindasi.

"Ini buk saya mau tanya materi yang ini saya belum bisa" Bastian membukak buku matematika milik Kesya.

"Tunggu kenapa kamu bawa buku". " oh ini saya tadi belajar di kamar mandi, ibu tau kan kalo hari ini ujian terakhir dan saya mau memberi yang terbaik di ujian kelulusan ini"

"Oh baiklah, terus mana materi yang kamu tidak paham" Sekarang mereka tengah fokus dengan buku itu dan bu ika yang menjelaskan ke pada Bastian.

Bastian memberi ku tanda, Aku pun langsung berjalan mengendap-endap dan melewati belakang Bu ika dan Bastian yang sedang belajar.

Ketika Bu ika akan berbalik, jantungku rasanya mu copot. "Eh buk terus yang ini gimana" Aku bernafas lega katika Bastian membuat bu ika tidak jadi berbalik.

Aku langsung masuk ke dalam kelas dan menduduki bokongku di kursi yang selama satu tahun ini aku tempati. "Ya ampun Key kenapa bisa telat sih lo gue kan jadi kawatir"

"Iya tadi telat bangun" Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal.

"kebiasaan lo, oh iya Bastian kemana tadi dia jemput lo kan" Oh iya aku melupakan Bastian yang sedang bersama Bu ika.

Beberapa saat orang yang di tanya pun susah memasuki kelas bersama dengan Bu ika. "Gimana tadi lo belajar apa aja"

"Gila gue bisa setres dengerin penjelasan Bu ika gak ada yang nyangkut di kapala gue, apalagi yang jelasin tuh gak berhenti-henti puyeng kepala gue" Aku dan Sasa yang mendengar penjelasan dari Bastian pun hanya bisa tertawa terbahak-bahak.

"Kalin yang di belakang bisa biam tidak" Kami pun diam dan kertas ujian pun sudah di bagikan.

"Silahkan di kerjakan waktu kalian 90 menit di mulai dari sekarang" Aku pun mengerjakan ujian itu dengan tenang. 90 menit sudah berlalu semua murit sudah meninggalkan ruangan ujian.

"Akhirnya selesai juga ujian akhir nya"Aku meregangkan otot-otot ku yang sangat pegal. "iya gue seneng banget besok udah tunggu kelulusan aja" Sasa mengambil bakso milik Bastian.

HARI KELULUSAN.....

Hari ini adalah hari kelulusan ku, Aku memakai kebaya warna cream dan di padukan rok batik warna coklat.

               (gambaran Kesya wisuda SMP)

Aku bercermin dan memutar badanku, entahlah Aku rasa saat ini Aku sangat cantik. "Kesya cepet turun nanti telat loh"

Mendengar suara sang bunda Aku pun pergi ke bawah tepatnya di meja makan yang sudah terdapat Ayah dan bunda yang sudah rapi dengan Bunda yang memakai kebayang dan Ayah yang memakai batik.

"Selamat pagi Bunda dan Ayah ku tersayang" Aku mencium Bunda lalu Ayah yang sedang makan.

"Pagi sayang nih makan dulu" Bunda memberiku sepiring nasi dan lauk kesukaan ku yaitu ayam goreng.

"Wih kesukaan aku nih" Aku pun mulai makan dengan tenang dan khidmat. "Iya dong kan hari ini hari spesial kamu"

"Iya kan kamu udah lulus SMP, Ayah bangga sama kamu dan sekarang kamu cantik sekali" Ayah mencubit pipiku, Aku pun tersipu malu.

Selesai dengan acara sarapan paginya kami pergi menuju ke sekolah ku untuk merayakan kelulusan ku.

"Oh sayang nanti sepulang dari acara kelulusan kamu, kita datang ke acaranya atasan Ayah kamu" Di mobil Aku yang sedang bercermin.

"Emang mau ngapain Bun" Tanyaku yang sedang membenarkan tatan rambut ku.

"Itu ke nikahan anaknya, dulu kamu akrab banget loh sama Aca"

"Oh kak Aca toh yang nikah, Aku pikir siapa" Aca adalah temanku dia dan aku beda 10 tahun. Dulu kak Aca sering mengasuh ku ketika Aku bermain di rumah kak Aca.

Kami sudah sampai di sekolah ku. Ketika keluar dari mobil Aku melihat Sasa yang menghampiri ku dengan membawa buket bunga. "Kaysa selamat ya ini buat lo" Sasa memberiku buket itu, Aku pun menerima nya dan Aku juga memberi Sasa buket.

"Ini juga buket buat lo gue yang buat sendiri tau" Memang aku membuat buket itu dari jauh-jauh hari untuk di kasih ke sahabatku yang sangat aku sayangi siapa lagi kalo bukan Sasa.

"Makasih yuk Key kita ke sanah" Sasa menunjuk sebuah panggung yang sudah ada kursi untuk para murit kelas IX dan para orang tua.

"hem kita gak di ajak nih" Aku baru ingat Aku ke sini kang bareng orang tua ku.

"Eh Bunda sama Ayah apa kabar" Sasa menyalimi tangan kedua orang tua ku. "Baik kok nak Sasa gimana kabarnya" Bunda untuk basa-basi saja.

"Alhamdulillah baik kok Bunda" Memang Bastian dan Sasa memanggil orang tua ku dengan sebutan Bunda dan Ayah karena itu permintaan dari kedua orang tua ku.

***

1
Anrai Dela Cruz
Suka sejak awal
Dálvaca
Mantap!
vera: makasih kak 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!