Generation Sandwich, istilah yang sering di gunakan baru-baru ini. Mungkin sebagian ada yang menjadi pelakunya, ada juga yang menganggapnya hanya sebuah sudut pandang semata.
Tumbuh dan besar dari kalangan menengah kebawah menjadikan seorang gadis cantik bernama Hima Narayan kuat dalam menjalani kehidupannya.
Tanpa di ketahui banyak orang, nyatanya Hima menyimpan luka dan trauma tersendiri dalam hidupnya. Tentang pengkhianatan dan kekecewaan di masa lalu.
Ganindra Pramudya Suryawilaga : " Saat aku pikir kamu adalah rumah yang ku tuju. Tapi kamu justru menjauh saat aku ingin menggapai mu. Beri aku kesempatan sekali lagi Hima!"
Kehidupan keluarganya dan kisah cintanya tak pernah berpihak padanya. Akankah Hima menyerah dengan kehidupannya???? Lantas bagaimana dengan kisah cinta gadis itu?
Semoga para reader's kesayangan berkenan mampir, terimakasih 🙏🙏🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ibu ditca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Hima masih memeluk erat perut Ganin tanpa merespon ucapan Ganin tadi. Dia tak ambil pusing mendengar laki-laki yang lebih muda darinya itu mengungkapkan perasaannya.
Ia yakin, Ganin hanya main-main atas ucapannya. Bukan sombong, ini bukan pertama kalinya bagi Hima di tembak seperti itu.
Hanya saja, dengan Ganin sedikit berbeda. Hima jauh lebih welcome. Mungkin karena Hima melihat Ganin seperti Andra yang tak lain adiknya. Atau bisa juga karena mereka tetangga kamar.
Tak terasa keduanya sudah tiba di kost mereka. Hima turun lebih dulu dengan memegang pundak Ganin.
"Makasih tumpangannya ya! Kalo tiap hari begini, aku bisa irit ongkos hehehe!", kata Hima. Gadis itu sudah memutar badannya bersiap untuk melangkah ke kamar mereka. Tapi dengan cepat, Ganin menarik tangan Hima hingga gadis itu kembali menoleh pada Ganin.
"Apa?", tanya Hima.
"Iya!", kata Ganin.
"Apanya yang iya?", Hima menatap Ganin bingung.
"Ckkk!", Ganin berdecak lalu turun dari motor besar itu. Lelaki jangkung itu berdiri di hadapan Hima yang tingginya hanya di bawah dagu Ganin.
"Lo udah jadi cewek gue kan? Jadi, Lo ngga usah tiap pagi dan sore ngucapin makasih cuma gara-gara bonceng gue!", kata Ganin.
"Ishhh....udah di bilang! Fokus kerja aja yang bener!", Hima menepuk lengan Ganin dengan pelan. Lalu gadis itu siap melangkah menuju ke kamarnya.
"Gue okus kerja kok!", kata Ganin yang berjalan sejajar dengan Hima. Hima menoleh dan tersenyum.
"Iya, tapi sebaiknya Lo emang harus fokus kerja. Kalo kira-kira udah sukses terus kamu udah siap ke jenjang yang lebih serius, mending kamu langsung cari calon istri. Jangan pacar!"
"Kenapa? Lo mau kita langsung kawin, ngga usah pacaran? Ayok?!", ajak Ganin.
"Kawin-kawin?!", lirik Hima dengan tajam. Mereka sudah tiba di depan kamar mereka masing-masing.
Hima membuka kunci kamarnya. Tapi tidak dengan Ganin yang masih berdiri di depan pintu kamarnya sendiri.
"Lo ngga mau pacaran?", tanya Ganin dengan mimik wajah serius. Hima menghela nafas panjang sebelumnya ia berhasil membuka daun pintu kamarnya.
"Suka ada yang bilang kan, capek-capek pacaran lama ngga tahunya cuma jagain jodoh orang!", kata Hima tersenyum.
"Lo, pernah di tinggal nikah sama mantan Lo ya? Jadi Lo, trauma gitu?"
Hima tak langsung menjawab.
"Ngga! Gue ngga pernah ngalamin kaya gitu! Dan semoga aja ngga akan pernah!", kata Hima sedikit sendu.
"Apa karena menurut Lo, gue lebih muda dari Lo terus Lo ngga mau terima gue, gitu?", tanya Ganin. Hima menatap Ganin yang berwajah sangat tampan dan berpostur tubuh yang sempurna.
"Ngaco aja! Udah deh, gue mau mandi. Gerah! Mana belum beli buat makan malam pula! Dah...!", kata Hima yang langsung masuk ke kamarnya. Tak lama setelah Hima masuk kamar, Ganin pun masuk kedalam kamarnya yang tak memiliki banyak fasilitas selain kasur, lemari dan kipas. Sudah!!!
[Gue udah di kost, bawain gue nasi goreng dua ya. Jangan kepedesan! Ngga pake lama, laper gue]
[Rese Lo, Ndra! Yang benar Lo pesan dua porsi? Apa segitu lapernya Lo nguli hari ini?]
Eros dan teman-temannya meledek Ganindra.
[Cepetan ogeb!]
[Dah nyuruh, ngomel lagi!]
Eros menggerutu karena ucapan rekannya tersebut.
[Mau ngga Lo...???]
[Iya dah ... sepuluh menit sampe!!!]
Ganin sampai menjauhkan telinganya karena Eros sedikit kencang menyebut sepuluh menit.
Benar ternyata tak sampai sepuluh menit, makanan itu pun sudah di antar. Ganin menggantung salah satunya di pintu Hima.
Tapi ternyata Hima yang baru selesai mandi pun melihat Gain yang menggantung makanan di handel pintu.
"Apaan Nin?", tanya Hima.
"Makan malam dong!]
Ganin tersenyum melihat gadis yang sangat menarik di hadapannya tersebut.
"Buat gue?"
Ganin mengangguk.
"Dalam rangka apa gue di traktir makan lagi?", tanya Hima.
"Lo kan cewek gue, Hima! Gue harap Lo ngga amnesia? Udah buruan di makan, kita makan bareng!", ajak Ganindra. Hima sampai ternganga di buatnya.
Awalnya, Ganin tak siap untuk mengungkapkan perasaannya yang bahkan sudah bertahun-tahun lamanya tak merasa jatuh cinta. Tapi dengan Hima, dia seolah memiliki keberanian yang tak bisa ia diamkan.
Alhasil, Ganindra mengungkapkan perasaannya langsung pada Hima tanpa berpikir bagaimana nanti.
"Ganindra!!",pekik Hima. Ganin mendorong Hima masuk di kamarnya.
"Gue di sini sayang, cepetan beresin dulu pake bajunya. Gue tunggu!!", kata Ganindra. Gadis itu yang sebenarnya sudah lapar pun akhirnya mau menerima makanan itu untuk makan malam bersama Ganin.
🌾🌾🌾🌾🌾🌾
Segini dulu ya makasih ✌️🙏✌️🙏✌️🙏
Kasih bonchap dong
mksh ya thor atas bacaannya yg luar biasa sukses trs dengan karya² baruy..love² buat ithor💖💖💖💖💖💖💖