ONS lalu punya anak, itu sudah biasa.
Salah kamar, dan saling berbagi kehangatan, lalu akhirnya hamil, itu juga sudah biasa.
Menjadi istri, dikhianati lalu memilih pergi saat hamil, itu juga sudah sering terjadi.
Lalu, kisah ini bagaimana? Hampir mirip tapi banyak memiliki perbedaan. Ayesha, dia sama sekali tidak menyukai pria itu. Malah bisa dikatakan dia begitu membencinya.
Namun kejeniusan si pria membuatnya terobsesi sehingga menginginkan benihnya.
Ayesha berhasil mendapatkan yang dia mau. Bocah kecil nan pintar lahir dari perutnya.
Tapi ada satu hal yang membuatnya resah. Anak itu terlalu mirip dengan si pria. Bahkan si anak yang cerdas itu tahu bahwa ada pria dewasa yang mirip dengan dirinya.
" Mom, apa dia Daddy ku?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa Itu Ayahku? 23
Tring
Pesan masuk ke ponsel Tania, ia secara tidak sabar langsung membukanya. Wajahnya yang sedari tadi ditekuk seketika berubah menjadi cerah.
" Sayang, lihat ... Ibunya Ryder akhirnya mau ketemu sama Mama. Ini bakalan jadi kesempatan buat kita."
" Bagus Ma, kita harus memanfaatkan pertemuan kali ini. Apa aku perlu ikut?"
Tania terdiam sejenak. Dia tengah menimbang apakah akan membawa Luna atu tidak. Ia ingin menonjolkan Luna nanti saat bertemu dengan Yasmin.
" Kayaknya nggak apa-apa kamu ikut. Nanti kamu harus bilang begini ya kalau Mama ngomong begini."
Tania dan Luna tengah menyiapkan rencana. Mereka menyusun beberapa kata-kata yang sekiranya akan mereka sampaikan pada Yasmin nantinya. Ya, kali ini harus sempurna karena ini merupakan kesempatan bagi mereka untuk bisa mengetahui bagaimana tanggapan Yasmin.
Meskipun waktu itu Yasmin terlihat sudah sangat yakin terhadap keberadaan Gael, tapi pasti wanita itu masih memiliki ragu.
Tania akan menggunakan celah itu untuk semakin membuat Yasmin meragu perihal keberadaan Gael. Yasmin Suryoprojo dan Erlan Austin Brown, Tania tidak boleh melepaskan keluarga itu. Dia harus menjadikan Luna sebagai menantu keluarga tersebut.
Karena Ryder yang merupakan anak laki-laki pasti akan mewarisi harta kekayaan yang banyak dari kedua orang tuanya. Meskipun konon kabarnya Rumah Sakit Awal Brown akan diwariskan kepada putri pertama mereka yang bernama Rose Yaslan Brown, tapi siapa tahu nanti tetap bisa diberikan kepada Ryder.
Paling tidak Ryder harus memiliki istri yang tepat agar bisa mendapatkan semua itu, dan Luna adalah jawabannya. Itulah yang ada di kepala Tania. Ya, dia sangat berambisi terhadap harta dan kekayaan. Dan siapa sangka bahwa Luna juga berpikiran hal yang sama.
" Ma, jadi Nyonya Brown kayaknya beneran nyenengin. Bayangkan Ma, setiap kemana-mana orang-orang bakalan mandang kita dengan hormat. Dan nggak akan ada yang berani buat julid atau sejenisnya."
" Ya kamu bener sayang, maka dari itu kamu harus berhasil buat jadiin Ryder milikmu. Luna putri Mama yang cantik dan manis, kamu jelas beda sama Ayesha yang galak dan kasar. Pria manapun akan lebih suka sama wanita yang manis dan lembut."
Luna mengangguk cepat, untuk hal ini tentu dia sangat percaya diri. Dan soal tatapan Ryder serta ucapan ketuk Ryder saat makan malam, ia yakin itu hanya sesaat karena dia syok melihat Ayesha membawa anak yang dikiranya anaknya.
Bukan hanya itu, Ryder juga belum mengenalnya lebih jauh jadi dia belum tahu sisi lembut dan manisnya. Maka dari itu Luna bertekad bahwa dia akan membuat Ryder menyukainya.
" Ya benar Ma, laki-laki mana yang nggak suka jika di depannya ada wanita yang manis dan lembut. Mereka pasti akan bertekuk lutut, aku sudah buktiin itu semua. Jadi Ma ayo kita siap-siap buat ketemu calon mertua aku."
Tania tersenyum, ia suka semangat yang Luna tunjukkan. Setelah makan malam yang berakhir kacau, dan kedatangan Ayesha tadi ke perusahaan, cukup membuatnya kesal. Tapi kini dia bisa tersenyum karena rencana selanjutnya diyakininya akan berhasil.
Sebuah tempat makan terkenal dan mewah Tania pilih untuk mengajak Yasmin bertemu. Dia dan Luna sudah sampai lebih dulu di sana dan saat ini tengah menunggu kedatangan Yasmin.
Mereka terlihat cemas, takut jika tiba-tiba Yasmin mengurungkan niat untuk bertemu. Tapi ternyata itu hanya kekhawatiran semata, terlebih Yasmin sudah terlihat masuk ke ruangan dengan diantar salah seorang waitress.
" Selamat datang Jeng, maaf lho ini ganggu waktu Jeng Yasmin."
" Nggak kok, aku lagi nggak ada yang dikerjain juga. Maaf ya sedikit telat, Jeng Tania dan Luna udah lama ya nunggunya?"
Tania mempersilakan Yasmin untuk duduk lebih dulu. Lalu mereka memesan makanan, tapi ternyata Yasmin menolak. Ini masih sore dan dia tidak ingin makan. Terlebih dia sudah masak tadi dan ingin makan malam bersama anak dan suaminya.
Pada akhirnya Yasmin hanya memesan minuman. Ini sedikit membuat Tania kecewa karena dengan begitu Yasmin tidak akan bisa berlama-lama berbicara.
" Jeng Yasmin, saya sungguh minta maaf lho buat keributan semalam. Duuh saya jadi malu. Ayesha itu, dia memang selalu bikin pusing kepala. Dari dulu tingkahnya suka seenaknya sendiri. Anak itu memang kasar dan bicaranya nggak sopan sama orang tua. Jeng Yasmin lihat sendiri kan? Dia juga jadi liar sejak tinggal di luar rumah."
" Ma, jangan bicara jelek soal Mbak Ayesha. Mbak Ayesha emang gitu, tapi kan dia keluarga kita juga. Nggak seharusnya kita ngomong kayak gitu. Meskipun kasar dan sesukanya sendiri tapi dia tetep anak Papa."
" Aaah, begitu." Yasmin tersenyum. Sambil menikmati minuman yang sudah datang, Yasmin mencerna setiap ucapan dari ibu dan anak yang duduk di depannya. Dia juga tahu tujuan mereka mengajak dirinya bertemu.
Inti dari pertemuan itu hanyalah untuk membuat Ayesha buruk dimatanya, dan Yasmin paham betul.
Tani secara terang-terangan menunjukkan keburukan Ayesha, sedangkan Luna terkesan membela. tapi pada intinya mereka punya tujuan yang sama yakni untuk membuat Ayesha mendapatkan kesan buruk dihadapannya.
Tapi sepertinya Tania dan Luna tidak tahu bahwa Yasmin bukanlah orang yang mudah dimanipulasi. Yasmin juga bukan orang yang mudah dikompori seperti itu. Terlebih setiap ucapan yang keluar dari mulut Tania dan Luna jelas sekali bohong.
Yasmin tersenyum simpul, dia enggan untuk menanggapi ibu dan anak itu. namun sebuah kesimpulan dia ambil bahwa selam ini Ayesha amat sangat tersakiti hatinya dengan ulah ibu dan adik tirinya. Hal itu membentuk Ayesha menjadi pribadi yang kuat, mandiri dan sedikit keras.
" Kasihan," gumam Yasmin lirih. Tapi ternyata gumaman itu terdengar oleh Tania.
" Iya kan Jeng. Luna emang selalu kasihan. Dia udah bersikap baik sama kakaknya, eh malah Ayesha nggak menanggapi. Padahal Luna itu tulus lho."
Drtzzz
Ponsel Yasmin berdering, ia meminta izin kepada Tania untuk mengangkatnya lebih dulu. Namun meskipun begitu, Yasmin sengaja berbicara dengan keras agar Tania dan Luna mendengarnya.
" Ya Mas, ooh begitu. Oke oke, aku pulang ya. Siap Mas, ya udah aku matiin ya telponnya." Yasmin mematikan ponselnya dan memasukkannya kembali ke dalam tas. " Maaf Jeng, suami aku nelpon. Mas Erlan minta buat pulang sekarang karena ada sesuatu di Yogya dan kita harus segera balik."
" Aah begitu, saya kira Jeng Yasmin akan lama di sini." terdengar nada kekecewaan dari ucapan Tania.
" Iya e Jeng, rencananya sih gitu. Tapi ternyata kok ndak bisa ini. Terimakasih ya untuk undangannya, dan maaf aku harus pulang sekarang. Permisi.
Yasmin langung bangkit dari duduknya, ia pun melenggang ke luar ruangan dengan sedikit berjalan cepat seperti terburu-buru.
Sesampainya di luar, tepatnya di dalam mobil Yasmin tersenyum lebar. Ia juga bernafas dengan lega.
" Makasih Mas," ucap Yasmin kepada suaminya. Ternyata itu memang sudah jadi rencana Yasmin. Ia tahu bahwa Tania hanya akan bicara omong kosong, maka dari itu dia meminta erlan untuk menelponnya setelah beberapa waktu berlalu.
" Sama-sama sayang, pasti udah empet banget ya?" Erlan terkekeh geli, dia sudah bisa membayangkan istrinya begitu jengah berada di dalam sana tadi. Dan benar saja, Yasmin mengangguk cepat. Ia bahkan membuang nafasnya kasar karena merasa sesak ketika mengingat apa saja yang Tania ucapkan tadi di dalam sana.
TBC
kalau ada typo komen aja ya, soalnya tadi aku pergi kelupaan bawa hp jadi baru sempet up siang.
saya mohon maaf untuk bagian yang ternyata absurd ini.
agaknya saya kurang reseach di bagian ini karena terburu" guna pengembangan alur.
terimakasih untuk kritik dari teman", semoga kedepannya saya bisa lebih hati" dalam membuat adegan demi adegannya.
tapi sungguh saya senang karena teman" mengoreksi. itu akan saya jadikan sebuah pembelajaran agar lebih hati" ke depannya.
sekali terimakasih ya.
🤗🤗☺🙏🙏
terimakasih kk author 🙏