Di tengah kekalutannya, Ayuna malah dipertemukan dengan seorang wanita bernama Lara yang ternyata tidak bisa mengandung karena penyakit yang tengah dideritanya saat ini.
Siapa sangka wanita yang telah ia tolong itu ternyata adalah penyelamat hidupnya sehingga Ayuna rela melakukan apapun demi sang malaikat penolong. Apapun, termasuk menjadi Ibu pengganti bagi Lara dan juga suaminya.
Ayuna pikir Lara dan Ibra sudah nenyetujui tentang hal ini, tapi ternyata tidak sama sekali. Ayuna justru mendapatkan kecaman dari Ibra yang tidak suka dengan kehadirannya di antara dirinya dan sang istri, ditambah lagi dengan kenyataan kalau ia akan memiliki buah hati bersama dengan Ayuna.
Ketidak akuran antara Ayuna dan Ibra membuat Lara risau karena takut kalau rencananya akan gagal total, sehingga membuat wanita itu rela melakukan apapun agar keinginannya bisa tercapai.
Lantas akankah rencana yang Lara kerahkan selama ini berhasil? Bisakah Ibra menerima kehadiran Ayuna sebagai Ibu pengganti?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon safea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 05
"Temannya Mba ada di sini atau nggak? Kalau nggak ada di sini biar saya bantu cariin nanti supaya Mbanya nggak nungguin terlalu lama." Pada dasarnya, Ayuna ini memanglah anak yang sangat baik hati dan ia pun paling pantang melihat orang yang sedang merasa kesulitan.
"Enggak ada sih, kayanya masih kerja deh dianya. Aku tadi memang diminta buat tunggu di tempat ini." Tak ada hal lain yang bisa Ayuna lakukan selain menganggukkan kepalanya.
"Mbanya nggak mau makan juga? Saya jadi nggak enak kalau makan sendirian kaya gini." Selain baik hati, ternyata Ayuna juga gadis yang sangat sopan sampai membuat Lara kembali tersentuh.
"Nanti aja deh sekalian sama temennya aku, lanjutin aja makannya Yu. Aku nggak apa-apa kok." Sebenarnya ini sangat tidak sopan bagi Ayuna. Namun, jika makanan ini tidak segera dihabiskan, maka Ayuna bisa terlambat untuk kembali bekerja nantinya.
"Eum, Ayu." Kepala Ayuna yang semulanya menunduk, kini kembali menegak saat mendengar Lara memanggil namanya dengan nada yang penuh keraguan.
"Ya, Mba?" Ternyata lawan bicaranya saat ini memang sedang merasa ragu, dan itu terlihat sangat jelas dari raut wajah yang tengah ia perlihatkan.
"Maaf sebelumnya, tadi aku nggak sengaja denger obrolan kamu sama temen kamu yang tadi itu. Kamu lagi butuh pinjaman uang, ya?" Wajar saja jika Rumi sangat terkejut setelah mendengar apa yang barusan saja Lara katakan.
Perasaan tadi saat sedang bercerita pada temannya itu, Ayuna sudah berusaha untuk berbicara dengan suara yang sangat pelan. Tapi kenapa Lara yang duduk di meja seberang masih bisa mendengarnya?
Lalu kalau sudah seperti ini, bagaimana Ayuna harus memberikan jawaban? Sejujurnya Ayuna pun malu kalau harus mengakuinya, apalagi Lara adalah orang yang baru ia kenal.
"Kamu butuh berapa Yu? Aku bisa kok ngasih pinjeman ke kamu, ini juga sebagai ucapan terima kasih dari aku karena kamu udah nolongin aku di taman waktu itu." Lara tentu sangat paham kalau saat ini Ayuna pasti sedang merasa tidak enak sehingga ia memilih diam saja.
Tidak ada yang bisa Ayuna lakukan selain menatap ke arah Lara yang nampak begitu meyakinkan. Namun Ayuna tetap saja bingung, bagaimana bisa Lara langsung menawarkan bantuan seperti itu padanya. Padahal kan mereka baru pernah bertemu sekali saja.
"Ayolah Yu, tolong diterima ya bantuan dari aku ini. Kamu tinggal bilang ke aku butuh berapa, nanti pasti aku siapin kok." Semakin Lara merayu, Ayuna justru semakin merasa tak enak padanya. Bagaimana ini?
"Please?" Pada akhirnya pertahanan Ayuna runtuh begitu saja kala melihat Lara menunjukkan ekspresi wajah yang begitu memohon padanya.
Kalau begitu, baiklah. Ayuna akan menganggap kalau Lara ini adalah perantara berupa bantuan yang sengaja Tuhan pertemukan dengan dirinya.
"Sebenarnya saya butuh uang itu untuk melunasi semua hutang almarhum Ayah saya, Mba. Saya juga cuma diberi waktu selama satu bulan aja." Ya, setidaknya Ayuna harus memberitahukan terlebih dahulu untuk apa uang itu agar Lara tidak memikirkan yang macam-macam.
"Berapa? Kamu butuhnya berapa, Yu?" Hati kecil Ayuna tersentuh hanya karena melihat Lara yang memasang wajah prihatin setelah mendengarkan penuturan jujur Ayuna.
"Lima ratus juta, Mba. Saya membutuhkan uang sebanyak itu." Berat sekali bibir Ayuna saat ingin mengucapkan berapa jumpah uang yang sedang sangat ia butuhkan.
Sudah Ayuna duga kalau ekspresi terkejut seperti itulah yang akan Lara perlihatkan setelah mengetahui sebanyak apa uang yang ingin Ayuna pinjam.
"Aku bakalan kasih ke kamu satu miliar dan kamu nggak perlu kembalikan uang itu lagi, uang itu bisa kamu pakai semuanya." Apa-apaan ini? Kenapa sekarang justru dirinyalah yang dibuat sangat terkejut oleh Lara?
"Tapi sebelumnya, aku juga mau minta tolong ke kamu Yu." Belum sempat Ayuna kembali membuka mulutnya untuk memberikan sanggahan, tetapi suara Lara sudah terdengar lagi. Yang kali ini terdengar sangat memohon.
Kalau seperti ini, sepertinya Ayuna akan menerima bantuan yang Lara ulurkan padanya dan ia juga akan memberikan bantuan juga pada wanita baik hati ini. Sebut saja kalau hal ini tergolong simbiosis mutualisme.
"Apa itu, Mba?" Dari tempatnya duduk, Ayuna bisa melihat Lara yang membuang napasnya dengan sangat keras.
"Kamu mau nggak jadi Ibu pengganti untuk aku dan suamiku?" Entah kenapa ada banyak sekali kejutan yang menghampiri Ayuna hanya dalam hitungan satu hari saja.
Namun yang satu ini jauh lebih membuat Ayuna terkejut. Hey, Ayuna memang hanya tamatan sebuah sekolah kejuruan perhotelan, tapi bukan berarti itu tidak mengetahui apa itu Ibu pengganti yang Lara maksud barusan.
"Aku lagi sakit, Yu. Kanker rahim stadium empat sekarang, dan aku nggak bisa hamil lagi. Jangankan hamil, untuk bisa tetap hidup sampai hari ini aja udah bersyukur banget." Oh Tuhan, Ayuna kira hidupnya sudah sangat menyedihkan. Ternyata ada wanita lainnya yang justru lebih menyedihkan jika dibandingkan dengan dirinya.
"Aku pengen bisa punya anak sebelum Tuhan jemput aku nanti, setidaknya aku bisa gendong dia walaupun cuma sebentar aja." Semakin Ayuna mendengarkan cerita dari Lara, semakin merasa sedih juga gadis itu dibuatnya.
Membayangkan ada diposisi Lara saat ini saja sudah membuat hatinya begitu sakit, bagaimana lagi jika Ayuna lah yang merasakannya sendiri.
"Jadi Ayuna, apa kamu mau jadi Ibu pengganti untuk anaknya aku?" Ada setitik air mata yang bisa Ayuna lihat di ujung mata cantik milik Lara. Kalau saja wanita itu berkedip, maka air mata itu akan langsung jatuh.
Bukannya langsung memberikan jawaban, Ayuna memilih untuk diam sembari berkutat dengan isi pikirannya sendiri.
Ia memang merasa prihatin pada Lara saat ini, tetapi bukankah ia tidak bisa mengorbankan dirinya begitu saja demi kebahagiaan orang lain dan juga demi sejumlah uang.
Namun di sisi lainnya, Ayuna tidak akan bisa menemukan uang sebanyak itu di tempat lainnya. Apalagi ia tidak perlu membayar uang yang telah Lara tawarkan padanya tadi.
"Nggak apa-apa kalau kamu masih ragu. Tapi, kalau misalnya kamu sudah memutuskan, tolong hubungin aku ya?" Dengan air mata yang sudah membasahi kedua pipinya, Lara menyerahkan sebuah kartu yang ia ambil dari dalam tasnya sendiri.
Ada nama sebuah perusahaan kecantikan yang sangat terkemuka di atasnya dan Ayuna juga mengetahui perusahaan tersebut, lalu di bawahnya terdapat nama lengkap Lara dan nomor yang bisa dihubungi jika memiliki kepentingan dengan si pemilik kartu nama.
"Kalau boleh jujur, aku sangat-sangat berharap kalau kamu mau tolong aku dan suamiku." Jangan. Seharusnya Lara tidak menaruh harapan sebesar ini pada Ayuna dan semua keraguan yang bersarang di hatinya.
"Mba, gimana sama suaminya Mba nanti? Apa dia mau terima dengan adanya saya sebagai Ibu pengganti?" Hal yang satu ini juga harus Ayuna pertanyakan meskipun ada kemungkinan kalau pasang suami istri itu sudah membahas ini sebelumnya.
"Aku memang belum ngasih tau dia tentang aku yang mau cari Ibu pengganti, tapi aku yakin kalau dia pasti bisa terima kok." Ini artinya Lara belum mendiskusikannya sama sekali dengan sang suami, kan? Tetapi bagaimana ceritanya wanita ini bisa sangat yakin?
Lagipula, suami waras mana yang akan menerima adanya wanita lain di rumah tangga mereka berdua yang Ayuna yakini sedang baik-baik saja sekarang.
mampir jg dikarya aku ya jika berkenan/Smile//Pray/