Niat hati ingin memberikan kejutan di hari pernikahan. Hatinya hancur berkeping-keping di saat sang suami lebih memilih meninggalkannya di bandingkan bertahan di dalam pernikahan.
Pertemuannya Alex dengan wanita bernama Eliza menggoyahkan hati pria itu, padahal pria itu sudah beristri yang tak lain pelakor dalam hubungan Eliza.
Jerat pun mulai Eliza lakukan demi membalas rasa sakit yang dulu pernah Mauren lakukan.
Bagaimana kisah mereka bertiga? akankah hubungan Eliza dan suami orang diresmikan atau justru karma Eliza tuai?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arion Alfattah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 - Permintaan maaf
Seorang pria tengah terbaring lemah tak berdaya di atas brangkar dengan berbagai macam alat bantu nafas terpasang di tubuhnya.
"Kenapa bisa Vicky sampai mengalami koma begini? Kejadian seperti apa yang dialaminya sampai bisa terbaring lemah tak berdaya dengan alat begitu banyak terpasang di tubuhnya? Dan kemana Mauren sampai meninggalkan suaminya dalam keadaan begini?" Eliza begitu sedih melihat keadaan mantan suami yang ternyata masih di cintainya. Dari lubuk hatinya yang paling dalam, Eliza tak bisa berbohong jika dia masih mencintai pria itu.
"Menurut Hans, Vicky sudah dalam keadaan begini. Entah apa penyebabnya dia tidak tahu, tapi menurut kabar yang ia dapatkan dari warga sekitar, pada pesta pernikahan itu terjadi sebuah keributan besar antara Vicky, Mauren, dan neneknya Vicky." Sarah menjawabnya sesuai apa yang ia tahu dari Hans.
"Nenek!" Eliza terbelalak mendengar ada neneknya Vicky hadir di pernikahan itu. Dia yang sudah tahu penyakit yang dimiliki nenek mertuanya berpikir bahwa jika nenek mertua mengalami syok yang menyebabkan sakit jantungnya kambuh lagi.
"Nenek disana juga? Lalu apa yang terjadi? Bagaimana keadaannya dan dimana dia sekarang? Kenapa aku tidak tahu jika Nenek mertua hadir di pesta itu?" tanya Eliza memberondong berbagai macam pertanyaan pada Sarah saking terkejut atas apa yang ia dengar barusan.
Sungguh ini di luar dugaannya bahwa dia tidak pernah sempat berpikir jika, mertuanya akan datang ke pesta pernikahan Vicky dan Mauren. Yang jadi pertanyaan adalah dari mana Nenek mertuanya itu mengetahui pernikahan kedua mantan suaminya? Siapa yang sudah memberitahukannya dan siapa yang sudah membawanya ke tempat Vicky?
Sarah menghela nafas berat, mungkin Sarah harus memberitahukan perihal kejadian yang sebenarnya kepada Eliza. Bagaimanapun Eliza harus tahu tentang semuanya dan tentang apa saja yang terjadi setelah mereka berdua pergi dari pernikahan dua orang yang telah menyakiti sahabatnya.
"Menurut info yang Hans dapat, pertengkaran terjadi antara mempelai wanita, mempelai pria dan nenek dari mempelai pria. Pertengkaran Mauren dan Vicky yang berlarut panjang di hari itu juga terus terjadi di acara itu sampai menyebabkan neneknya Vicky mengalami serangan jantung dadakan dan ..." Sarah menjeda sebentar ucapannya menghilangkan kembali nafas berat untuk memberitahukan segalanya. Lain halnya dengan Eliza yang tengah terdiam mendengarkan terasa terkejut mengetahui, mertuanya mengalami serangan jantung di tempat itu juga.
"Neneknya Vicky meninggal dunia tepat di hari itu juga," lanjut Sarah memberitahukan perihal kematiannya.
Eliza syok mendengarnya. Dia membuka mulutnya saking kaget dan tidak percaya jika wanita yang selama ini selalu baik kepadanya sudah tiada dan itu disebabkan oleh cucunya sendiri.
"Me-meninggal?! Itu tidak mungkin." Lirih Eliza menggelengkan kepalanya tidak mempercayai akan hal itu, tapi yang membuat Eliza heran kenapa cucunya sendiri begitu tega sampai menyakiti neneknya yang tidak tahu apa-apa itu? Dan kenapa juga Vicky tidak memikirkan hal ini kalau pernikahan keduanya itu pasti akan membuat seseorang marah dan merasa kecewa.
"Iya, El. Nenek mertuamu sudah meninggal dan untuk kenapa Vicky ada di rumah sakit dalam keadaan koma begini, semua terjadi karena adanya sebuah pertengkaran hebat antara Vicky dan Mauren di atas lantai 2. Itu menurut rekaman CCTV yang ada di sana. Tetapi, yang terlihat hanyalah Vicky terpeleset kala ingin mengejar Mauren dan tubuhnya menggelinding kebawah dengan kepala terbentur keras ke lantai lalu terbentur ke guci dan guci yang terkena benturan itu jatuh menimpa kepala Vicky," papar Sarah menceritakan semua tanpa ada yang ia sembunyikan dari Eliza. Ini semua info yang Hans dapatkan dari beberapa sumber yang melihat kejadian itu.
Eliza semakin dibuat syok sehingga seluruh tubuhnya lemas tak berdaya dan tersungkur sehingga duduk di kursi yang ada di dekat Brangkar Vicky. Dia tidak pernah menyangka tepat di hari pernikahan dan hari bahagia yang dialami Vicky justru menjadi sebuah awal di mana pria itu mengalami musibah.
Tak terasa air mata yang sedari tadi ia tahan pada akhirnya meluncur juga membasahi wajah cantiknya. Dia menatap nanar dan merasa sedih atas apa yang menimpa Vicky. Eliza tak menyangka jika di hari bahagia suaminya itu Oma yang ia sayangi harus tiada juga.
"Lalu, ke-kenapa Mauren tidak ada di sini menemani Vicky? Seharusnya dia ada di saat suaminya sedang membutuhkan. Bukan malah tidak ada dan hilang kabar entah ke mana." Tangan Eliza menggenggam tangan Vicky seraya mengusap pelan punggung tangan pria yang masih tersimpan cinta untuknya.
"Itu dia yang membuat kami heran. Mauren pergi entah ke mana dan tidak tahu sekarang dia berada dimana. Cuman, Hans bilang jika seluruh harta yang dimiliki Vicky sudah beralih menjadi milik orang lain. Kemungkinan Mauren menjual seluruh aset kekayaan Vicky dan pergi meninggalkannya dalam keadaan koma begini."
"Apa?! Semua hartanya Vicky hilang juga?" Eliza bertambah syok atas kabar yang ia dengar barusan. Lagi-lagi dirinya dibuat terkejut, lagi-lagi dirinya tidak menyangka jikalau perempuan yang bernama Mauren itu sampai tega berbuat begini kepada Vicky.
"Sungguh kurang ajar, Mauren. Dia sudah merebut suamiku, membuat aku diceraikan suamiku, harus mengalami kehilangan gara-gara mengejar keduanya, dan sekarang dia kabur begitu saja setelah mengambil seluruh harta Vicky di saat orang yang seharusnya menjadi suamiku tengah terbaring tak sadarkan diri. Dimana kah hati nurani wanita itu? Apa salahku? Apa salah nenek mertuaku dan kenapa dia sekejam itu?" Eliza menangis mempermasalahkan semua yang terjadi kepadanya dan kepada Vicky.
Sarah mengusap bahu Eliza, dia juga tidak tahu kenapa semuanya jadi begini.
Isak tangis Eliza membuat orang yang tengah terbaring itu perlahan menggerakkan jari tangannya.
"Eliza..."