Terlahir dari keluarga kaya raya dan terpandang, anak bontot yang seharusnya selalu mendapat kasih sayang, namun itu tidak berlaku bagi Rangga Guitama.
Rangga Anak bungsu dari tiga bersaudara, namun tidak pernah mendapat kasih sayang dari orang tuanya, karena Rangga tidak jenius seperti kakak kakaknya, dia tak mampu menyamai akademis sang kakak, dia anggap bodoh oleh keluarganya, menurut keluarga nya Rangga hanya anak pembawa sial.
Mau tau ceritanya yukkk ikuti...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Rangga memasangkan helm di kepala sang istri.
"Peluk kakak. Sayang?" ujar Rangga saat Rania sudah duduk manis di belakangnya.
"Ok, kak itu ranselnya biar aku yang bawa deh, repot kakak klau nyetir bawa begitu" ujar Rania takut suaminya ke susahan saat berkendara.
"Ngak apa apa, bisa kok" ujar Rangga yang tidak ingin sang istri membawa ransel yang lumayan berat.
Rangga melajukan motornya dengan kecepatan sedang, menuju kampus sang istri, maklum jam jam segini jalanan sudah mulai macet.
"Ya Ampun. Nia.... kamu cantik banget...." pekik Rara teman Rania, yang pangling melihat sahabatnya berhijab.
"Iihhh.... Rara... Jangan suka muji deh. aku kan malu tau" ujar Rania tersipu malu.
" Oh... Iya kamu sudah bikin tugas dari pak Tian belum?" tanya Rara dong, selalu aku utamain tugas dia, biar ngak di dekat dekatin lagi sama temannya yang sok iya itu" sebel Rania yang tidak menyukai Randit, dia belum tau klau Radit adalah kakak ipanya, yang juga sangat menyukai dirinya.
"Kenapa ngak mau sih. Kan lumayan dapat pria tampan, kaya pula dan satu lagi Ceo hidup kamu terjamin sama dia" ujar Rara.
Rania hanya memutar mata malas. "Klau kamu mau, ambil aja, aku ikhlas" ujar Rania tanpa beban, memang dia tidak menyukai Radit sama sekali, karena sudah ada laki laki baik hati, tidak kalah tampan dari Radit, namun laki laki itu bisa menjaganya sampai menikah, dan bertanggung jawab, biar suaminya tidak sekaya Radit, tapi Rangga segalanya bagi Rania, tidak ada yang bisa mengalahkan Rangga di mata Rania.
"Serius, jangan nyesal ya, awas klau nyesal" ujar Rara menunjuk Rania dengan telunjuk dan mata memicing.
"Serius lah, ngapain mikirin laki laki lain, walau pun kaya, tampan lah, bodo amat sama aku, cinta ku hanya untuk suamiku" ujar Rania sambong.
"Mmm..." cibir Rara, "Mentang mentang sudah halal ngomongnya sombong" kekeh Rara.
"Iya dong. Nyombongin suami sendiri ngak apa kali" kekeh Rania.
"Nia. Nanti liburan mau ikut kita kita ngak?" tanya Rara.
"Ngak ah, aku mau pergi sama kaka Rangga lah" ujar Rania.
"Nia, kok kamu mau sih, sama Rangga padahal dia aja ngak di akuin oleh keluarganya, dia ngak beroendidikan tinggi, hanya tamat SMA, kerja di bengkel pula, sedangkan. Kamu kan, tamat kuliah, cantik pula, aku yakin pak Tian dan para sahabatnya menyukai kamu, kenapa ngak sama salah satu dari mereka?"
Rania tersenyum, mendengar pertanyaan Rara itu, memang Rangga tidak kuliah, kerja di bengkel, yang teman temannya pikir. Rangga bekerja di sebuah bengkel pinggir jalan. Padahal Rangga bekerja di sebuah bengkel untuk modifikasi mabil dan motor mewah.
"Ngak apa apa, walau suami aku ngak banyak uang, tapi dia menyayangi ku apa adanya, aku ngak penting suami banyak uang, belum tentu juga suami kaya, istri bahagia, banyak yang selingkuh, merasa dia punya segalanya, dan beranggapan wanita itu derajatnya rendah, trus dengan seenak hati bilang mempunyai istri dua itu ibadah, preeettt...." ujar Rania
"Dan, paling parahnya, mentang mentang kita miskin dan ngak bawa apa apa, dia bikin surat pra nikah, klau rumah tangga tidak bahagia lalu bercerai, sang istri ngak dapat apa apa, oohhh... tidak bisa" ujar Rania lagi.
Rara terkekeh mendengar penuturan sahabatnya itu. Rupanya sahabatnya itu korban sinetron di drama ikan terbang.
Bersambung....