Jeniffer seorang gadis cantik yang berprofesi sebagai perawat di sebuah rumah sakit desa, harus menghadapi ujian yang cukup besar dalam hidupnya. Ayah nya memiliki hutang besar kepada seorang lintah darat bernama Baron, pada suatu ketika anak buah yang bernama Tomi mengunjungi rumah Demian (Ayah dari Jeniffer). mereka menagih hutang yang di pinjam oleh Demian, makian dan ancaman terus dilayangkan oleh pria berbadan tersebut. Hingga Demian berkata akan membayar hutang nya minggu depan, saat Tomi berniat untuk melecehkan dua anak gadisnya Jeniffer dan Jessica. Kemudian di siang hari nya ada dua mobil mewah yang terparkir di halaman rumah Jessica, yang tak lain adalah milik Glenn dan klien nya. Dan itulah awal dari pertemuan Jeniffer dengan Glenn, namun pertemuan itu terjadi karena perdebatan sang adik dengan John anak buah dari Glenn.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nouna Vianny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertunangan Dadakan
Para pelayan yang tengah berdiri rapi menundukkan kepala nya saat Tuan rumah dan tamu nya telah sampai di ruang makan. Para pelayan juga menarik kursi nya untuk mempermudah mereka saat duduk.
Kepala pelayan beserta bawahan nya datang, untuk menata makanan-makanan tersebut di atas meja. Dengan ukuran meja makan yang panjang luas hingga dapat memuat menyimpan barang di atas nya.
Anna memberikan kode kepada para pelayan nya untuk pergi setelah selesai menata meja makan.
"Silahkan dinikmati Nyonya Lily" ucap Anna.
"Terimakasih".
Mereka pun mengambil menu makanan nya masing-masing, begitu Glenn yang memang sudah terasa lapar sejak tadi pulang dari kantor dan tak sempat makan karena harus menjenguk Jen di rumah sakit.
Selama makan malam berlangsung hanya terdengar suara denting sendok dan garpu yang beradu, Lily dan Glenn begitu menikmati sajian yang disuguhkan dan dimasak langsung oleh chef handal dirumah Anna.
"Bagaimana Nyonya Lily, anda sudah dengan makanan nya?"
"Tentu saja, aku begitu menikmati nya" ujar Lily yang telah selesai makan lalu mengelap mulutnya dengan kain lap berwarna putih.
"Syukurlah, bagaimana dengan mu Glenn, kau suka?" kini Giliran Glenn yang mendapat pertanyaan.
Glenn menjawab nya dengan senyuman sambil menganggukkan kepala. Anna tersenyum melihat sikap Glenn yang malu-malu kucing saat ditanya.
"Usia mu berapa saat ini?" tanya Tuan Josh yang baru bersuara setelah diam sejak tadi.
"30 tahun Tuan". Ucap Glenn
"Sungguh?tapi aku rasa usia mu masih 25 tahun karena masih terlihat muda". Lily Anna dan Camila tertawa mendengar jokes dari Josh.
Tak lama kemudian asisten Lily datang dengan membawa sebuah kartun undangan perpaduan, warna hitam dan emas. Glenn melotot saat melihat nama nya dan Camila tertera pada kertas tersebut.
"Glenn, Camila kalian tahu apa tujuan kami mengadakan makan malam?" tanya Anna sambil tersenyum secara bergantian kepada keduanya.
"Aku dan Nyonya Lily berencana untuk menjodohkan mu dengan Glenn, dan sebagai permulaan aku ingin kalian segera mengadakan pertunangan". Lanjut Anna
Glenn menyembunyikan kepalan tangan nya dibawah meja, rasa marah dan sesak yang begitu terasa sempit di dalam dada nya. Ingin sekali ia marah dan melempar semua benda yang ada di atas meja.
"Apa-apaan ini?" bisik Glenn ke telinga ibunya. Lily mencengkram kuat tangan putra nya agar tetap bersikap tenang.
Camila juga tak kalah terkejut nya ia sampai terbatuk-batuk saat mendengar berita yang begitu mendadak ini. Tidak ada omongan atau perencanaan sebelumnya.
"Mom, kenapa tiba-tiba saja? Maksud ku bahkan aku belum mengenal Glenn lebih jauh".
Sial! Dalam hati Glenn mengumpat, kenapa reaksi wanita tersebut seakan menerima namun ingin menjalani pendekatan lebih dulu. Kalau tahu begini ia lebih baik tidak ikut bersama sang ibu, dan memilih untuk menghabiskan waktu di rumah sakit menemani sang kekasih. Tapi ia kembali teringat dengan ucapan Lily saat di telepon, jika ia menolak maka Jen lah taruhan nya. Ya apa boleh buat Glenn harus ikut dan beginilah jadinya.
"Kalian bisa mengenal nya secara perlahan dari sekarang, dan mulai malam ini juga acara pertunangan akan segera di mulai".
Glenn dan Camila saling membuka mata dan mulutnya,sebuah kejutan di dalam kejutan. Tak lama kemudian seorang pelayan datang dengan membawakan kotak perhiasan yang berisikan sepasang cincin.
"Anna, Glenn kemarilah". seru Anna yang sudah beranjak dari kursi nya. Glenn awalnya enggan untuk bangun, namun Lily menarik lengan anak nya dan mendekatkan nya kepada Camila yang telah berdiri di samping Anna.
Lily mengambil cincin tersebut dari kotak nya dan memberikan kepada Glenn, agar mau menyematkan benda tersebut ke jari manis Camila. Dengan terpaksa Glenn menyematkan cincin tersebut kemudian Camila sesudah nya.
"Mulai saat ini, kalian telah resmi menjadi sepasang tunangan. Selamat ya sayang". Anna memeluk putri nya dengan erat lalu bergantian dengan Lily.
Sebenarnya Camila juga masih tidak menyangka jika pertunangan ini akan di adakan secara mendadak. Meski reaksi nya berbeda dengan Glenn ia nampak menerima dan mungkin juga senang, karena mengingat Glenn adalah tipe pria idaman nya. Ya! Camila pernah mengatakan ya kepada Chen saat mereka pertama kali bertemu. Sifat cuek dan dingin membuat Camila tertarik.
Selesai acara yang membuat nya muak, Glenn segera pergi dengan mobil yang berbeda. Lily hendak mengejar nya namun langkah Glenn lebih cepat. Daniel dan Jhon telah menunggu nya di luar gerbang.
"Jalan". Titah Glenn dengan wajah yang menahan amarah.
Kedua mata Daniel tak sengaja melihat Glenn memakai cincin polos berwarna silver di jari manisnya, karena setahu Glenn ia memakai cincin berlogo tengkorak dengan tujuan untuk menumbangkan lawannya saat terkena pukulan
"Maaf Tuan, cincin apa itu?" Daniel berusaha memberanikan diri.
Glenn menghela napas lalu mengacak-acak rambutnya, ia juga memukuli jok mobil yang tidak salah apa-apa. "Nenek sihir itu memaksa mu bertunangan, sial!" umpat.
Jhon yang duduk berhadapan dengan Daniel langsung beradu pandang satu sama lain.
"Kenapa kau tidak menolak nya Tuan?" tanta Jhon.
"Ya benar, kenapa kau tidak menolak nya?"
Glenn menghela napas panjang mengusap wajah nya dengan kasar. "Nenek sihir itu mengancam Lily sebagai bahan taruhan nya, aku tidak ingin Jen disentuh oleh nya. Jika dia bukan ibu kandung ku, aku sudah menembak kepala nya".
"Lalu bagaimana hubungan mu dengan Nona Jeniffer?" tanya Jhon.
"Aku akan tetap menjadikan nya kekasih ku dan aku juga akan menikahi nya kelak. Maka dari itu kalian bantu aku".
Jhon dan Daniel kembali beradu pandang, keduanya tampak bingung harus melakukan apa. Apakah mungkin mereka harus menghabisi nyawa Camila?
"Bagaimana kalau habisi saja wanita itu Tuan?" ucap Jhon sembarangan dan mendapat pelototan tajam dari Daniel.
"Aku tidak mungkin menghabisi nya tanpa alasan. Sial! Ternyata mom memanfaatkan ku" ucap Glenn geram.
Glenn kembali mengingat ucapan Lily, dan tujuan nya datang kemari karena masalah pada usaha minyak bumi yang di kelola nya. Namun ambisi yang begitu kuat dan keserakahan akan seorang Lily, hingga menjadikan Glenn sebagai alat untuk dijodohkan dengan Camila, anak dari seorang pemilik usaha yang sama dengan nya dan tengah naik daun.
Lupakan sejenak mengenai kejadian tadi, kini Glenn, Daniel dan Jhon telah sampai pada sebuah klub besar milik seorang ketuan klan. Mereka masuk dengan para anggota yang ikut dan berjaga di luar tentunya. Suara riuh dan lampu yang temaram, itulah suasana dalam klub milik Azka seorang pria berusia 35 tahun keturunan timur tengah.
"Selamat datang wahai saudaraku" ucap Azka dengan ceria saat menyambut kedatangan anggota inti dari klan The Wolves. Pria dengan tinggi yang setara dengan Glenn menuntun nya masuk ke dalam ruangan, dimana para anggota lain telah hadir.
Serbuk putih yang di tuang ke atas piring di sajikan oleh Azka, lalu seorang wanita berpindah-pindah posisi untuk menawarkan itu kepada setiap mereka. Jika sudah begini Glenn, Daniel dan Jhon tak dapat menolak nya, ia pun terbawa suasana dengan menghirup barang haram tersebut melalui alat pernapasan nya.
"Rasanya tidak enak" gumam Glenn.
"Benar, tidak seperti milik kita" timpal Jhon.
Acara berlanjut dan menunjukkan tarian dari wanita-wanita sexy yang menggoyangkan pinggulnya dengan pakaian minim. Gerakan erotis mereka yang membuat setiap laki-laki berhasrat ketika melihatnya.
"Ikut dengan ku Tuan". Ucap wanita itu dan membisikkan nya pada telinga Glenn. Namun Pria tampan itu menolak dengan menggelengkan kepala. Namun wanita itu tampak nya tertarik dengan Glenn, ia kembali merayu Glenn dengan mengecup bibir nya.
Plak! Satu tamparan diterima oleh wanita itu.
"Berani sekali, kau menyentuh ku!" Glenn meradang saat wanita itu dengan lancang mencium bibirnya. Tamparan yang keras hingga membuat kedua sudut bibirnya mengeluarkan noda merah.
Azka yang menyaksikan hal tersebut hanya diam dan malah menuangkan minuman beralkohol pada Glenn dan rekan nya. Namun mood nya telah hancur karena ulah wanita itu. Bukan nya menjauh wanita tersebut malah kembali mendekati nya. Dengan menempelkan dua benda kenyal miliknya pada Glenn.
Glenn segera mendorong nya hingga wanita tersebut membentur tembok, ia memerintahkan Daniel untuk menyeret nya. Namun saat akan melakukan itu suasana mendadak hening. Seorang pria dengan usia sekitaran 40 tahun dengan jambang di pipi nya, menghalau aksi dari anak buah Glenn.
"Wah, wah. malam ini kita kedatangan jagoan yang telah habis membantai sebuah ketua terbesar kita" pria itu tertawa sambil
Glenn membalas nya dengan senyuman sinis
"Kenapa ada yang salah? Apa kau bagian dari manusia-manusia brengsek itu juga?"
Glenn berjalan mendekat dengan mengarah Pria itu, lalu menarik kerah leher nya.
"Kau juga mau kau habisi?" Pria berjambang itu tertawa lalu menurunkan kedua tangan nya.
"Santai lah anak muda, aku hanya ingin menyambut mu dengan pesta ini. Nikmatilah".
Tak lama kemudian musik kembali menyala, wanita yang terjatuh tadi telah menghilang dari hadapan Glenn dan yang lain.
Tidak ingin terlalu berlama-lama di tempat itu, Glenn Daniel dan Jhon memutuskan untuk pulang, mereka muak dengan acara yang terkesan kampungan itu. Namun saat akan pulang Pria tadi kembali menahan nya, dengan berdiri di depan pintu masuk.
"Kenapa terburu-buru sekali?"
"Kau mau apa sebenarnya?" tanya Glenn yang sudah sangat meradang dengan wajah Pria yang sudah terpengaruh obat-obatan itu.
"Aku" ucap pria itu sambil menepuk dada nya "Brandon, menantang mu untuk bermain kasino. Dengan taruhan yang cukup menggiurkan".
Merasa tertantang Glenn pun menyetujui ajakan nya, mereka tidak jadi pulang melainkan di giring ke meja judi. Kartu, dadu dan alat pengocok nya telah di sediakan. Namun sebelum permainan di mulai Brandon menjelaskan dulu aturan main nya, jika dalam tiga kali berturut-turut salah satu nya mengalami kekalahan, maka bayaran nya adalah satu buah pulau dan kekuasaan.
"Bagaimana kau siap?"
"Hal yang mudah?" ucap Glenn meremehkan.
Sungguh ia tidak takut akan ancaman yang dilayangkan Brandon, permainan dimulai dadu serta kartu yang di kocok secara bergantian.
Ronde pertama dimenangkan oleh Brandon, dengan memiliki tiga kartu queen di tangan nya. Lalu ronde berikutnya di menangkan oleh Glenn saat mendapat kartu yang sama sebanyak tiga buah.
"Yes aku menang!!" ucap Glenn yang bersorak gembira saat nilai nya unggul dua poin. Brandon menggebrak meja ia tak terima dengan kekalahan nya. Namun, janji adalah janji yang harus tetap ditepati.
"Sialan! Kau bermain curang ya" ujar Brandon geram.
"Aku bermain dengan sangat profesional Tuan Brandon" ucap Glenn dengan sangat puas.
Brandon mengeluarkan sebuah kertas yang disimpan rapi pada sebuah maps, lalu ia membubuhkan tanda tangan nya di atas sana. Sebuah penyerahan satu buah pulau dan kekuasaan di negara asal nya yaitu timur tengah.
Glenn tertawa puas dengan apa yang di genggam nya saat ini, ia pasti akan mengelola pemberian tersebut dengan baik. Selain surat yang berisikan sebuah klaim jika pulau dan kekuasaan tersebut telah berpindah alih, juga berisikan peta untuk mereka kesana.
"Senang berbisnis dengan mu Tuan Brandon". Glenn menyalami pria tua itu sebelum meninggalkan tempat, lalu undur diri beserta rekan dan anak buahnya yang lain.
"Sialan! Berengsek!" Brandon membalikkan meja yang berisi kartu permainan dan botol-botol minuman. Jengkel dan kesal sudah pasti, namun rasa malu itu lebih besar ia dapatkan. Sebab ia menantang seakan-akan dirinya lah pemenang nya, namun keadaan nya malah berbalik.
"Hari ini Tuan kita mendapatkan Lottery, yang sangat besar" ucap Jhon dengan semangat.
"Jika ada waktu kita kesana,untuk melihat lokasi nya"
"Siap Tuan".
Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, Glenn mendadak rindu akan gadis nya yang malang. Ia juga telah mengembalikan ponsel pemberian dari nya pada Jen saat dirumah sakit tadi.
Baru saja ia akan menekan tanda telepon , namun sudah lebih dulu ada notifikasi yang masuk ke ponsel nya. Sebuah gambar yang menunjukkan saat Glenn di kecup oleh wanita di klub malam tadi, Jen mengirim ulang dengan caption marah.
Glenn membuka mata nya lebar-lebar, bagaimana ini bisa terjadi siapa yang telah berani melakukan ini?