Disarankan untuk membaca novel Emak yang kedua berjudul For 365 sebelum membaca novel ini .
Sepenggal kisah tentang gadis biasa yang memberanikan diri untuk meraih mimpinya hingga sekolah di luar negeri . Bertahan dengan semua tempaan demi tempaan yang sedikit demi sedikit membuatnya menjadi gadis yang kuat . Berkali kali terluka nyatanya tak menyurutkan tekadnya untuk membuat bangga keluarga dan orang orang yang telah menolongnya . Di bumbui kisah cinta yang manis walau awalnya terasa pahit .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lindra Ifana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16
" Apa salah Anna hingga Kakak bisa mengisolir dia ke bangunan gudang itu !!?? " tanya Zahid dengan wajah yang sudah memerah karena marah .
Dan Abbio masih tenang duduk di bangku kebesarannya di ruang CEO , sepertinya ia tidak terpengaruh dengan emosi yang diperlihatkan oleh adiknya .
" Harusnya kau yang lebih mengerti jika aku melakukan semua hal dengan satu alasan tepat Zahid !! lni semua demi kebaikannya juga "
" Kebaikan katamu Kak ? Kebaikan yang bagaimana ? Tidak ada yang akan merasa baik baik saja jika ia harus hidup sendiri seperti itu . Dia masih muda ... dia pasti butuh seorang teman untuk berbicara . Terisolasi seperti itu akan menjadi beban mental untuknya "
" Dia calon psikiater , dia pasti bisa mengatasinya . Jika tidak kuat sudah dari kemarin dia angkat kaki dari mansion "
" Dia tidak punya siapa siapa disini !! "
" Zahid .... "
Zahid diam , putra kedua Al Shamma itu bahkan tidak mau melihat ke arah Kakaknya . Abbio tersenyum ketika melihat adik sabar dan penurutnya bisa menjadi seorang yang pemarah hanya karena seorang gadis . Dia tahu Zahid menyukai gadis menyebalkan itu .
" Dia akan lebih tenang jika ada di sana , jika masih ada di dalam mansion maka tiap hari kau akan menyaksikan murkaku padanya . Aku juga tak ingin lelah karena harus terus menerus bersitegang dengannya "
" Kenapa harus selalu bersitegang ? Tak bisakah Kakak baik padanya !!? "
" Tidak .... "
Zahid mendengus kasar' mendengar jawaban itu .
KLEKK ...
" Apa aku mengganggu kalian ?? "
Seorang pria muncul di pintu dan menginterupsi pembicaraan mereka . Zahid yang tadinya berdiri menjadi duduk di depan meja kakaknya . Dia tak ingin memperlihatkan pertengkaran antara Al Shamma di depan orang lain .
" Ada apa Bi !?? " tanya Abbio pada tangan kanan yang menjabat menjadi sekretarisnya itu .
" Boleh aku masuk ? Sepertinya kalian sedang bicara "
" Kami sudah selesai , aku akan ke divisi pemasaran dulu Kak ada yang aku urus di sana "
Akhirnya Zahid keluar dari ruangan CEO kakaknya , malam.ini ia berencana untuk menginap di mansion agar bisa bertemu dengan Anna . Atau jika perlu ia akan kembali tinggal di mansion agar bisa selalu menemani gadis itu . Walau ada yang membuatnya hidup tak nyaman disana .
Dan sekarang seseorang bernama Bian itu sedang berhadapan dengan Abbio yang merupakan CEOnya . Pria berdarah Asia itu sudah sejak awal menjadi kepercayaan putra pertama Al Shamma karena otak dan keberaniannya .
" Sesuai dugaan Bos , hari ini mereka kerja di restoran milik Adipraja . Tapi aku belum menemukan bukti bahwa mereka kaki tangan dari keluarga itu . Sore tadi Bumi dan keluarganya datang karena lusa ada pembukaan resmi restoran itu "
" Si brengsek itu sedang ada di sini .... "
" Sebaiknya kita menjauhi mereka Bos , keluarga itu tidak mudah ' tersentuh ' . Lagipula sudah lama tuan besar Gaffar berdamai dengan Adipraja . Mereka bukan lagi seorang musuh untuk kita "
" Si brengsek itu selalu ingin menunjukkan padaku bahwa dia lebih unggul . Ada banyak negara di dunia ini tapi kenapa mereka harus mendirikan restoran di sini !!! "
" Jaringan besar restoran itu di miliki oleh istrinya yang bekerjasama dengan pengusaha Rusia Bos , bukan milik Bumi "
" Pengusaha Rusia ?? "
" Alvaro .... pemilik jaringan market terbesar di Asia , Eropa dan Amerika . ltu kenapa aku memperingatkan padamu untuk tidak menyentuh mereka . Istri Bumi juga mempunyai hubungan sangat baik dengan keluarga Brown di Beijing "
Abbio menghembuskan nafas panjang , ternyata tidak semudah itu untuk mengalahkan rivalnya itu karena mereka di kelilingi oleh orang orang yang hebat . Kini fokusnya tertuju pada Anna , jika gadis itu memang kaki tangan keluarga Adipraja maka dia tak akan pernah mengampuninya .
Sore harinya ketika sudah sampai dirumah ia mendapat laporan dari Dwayne bahwa Anna belum pulang ke mansion . Dan menjelang makan malam baru kepala pelayannya itu memberitahunya gadis itu baru saja tiba .
" Zahid ?? Kau di sini ? " kata Abbio heran ketika adiknya sudah ada di meja makan ketika ia turun dari kamar untuk makan malam .
" Aku menginap disini . Salah ?? "
" Seharusnya kau memang tinggal di sini bersamaku . Daddy dan aku pernah melarangmu untuk hidup sendiri di apartemen kan ?! "
" Aku bisa hidup mandiri Kak , aku bukan anak kecil lagi yang harus selalu di buntuti berpuluh puluh bodyguard di belakangku "
Abbio hanya terkekeh mendengarnya , dia dan Daddynya memang memberi pengawalan ketat pada Zahid dan Violetta .
Abbio duduk berhadapan dengan adiknya di meja makan .
" Dwayne tolong panggil Anna untuk makan bersama kami , sekarang !! " Zahid meminta kepala pelayan yang berdiri disampingnya untuk memanggil bidadarinya .
" Tapi ... "
" Aku bilang sekarang Dwayne "
" Saya ataupun pelayan lain tidak boleh mendekati kamar nona Anna . Kecuali maid bernama Rose . Sebentar saya akan minta Rose untuk memanggil nona "
Dahi Zahid mengernyit ketika mendengar perkataan Dwayne , tapi dia memendam.pikirannya karena malam ini dia tidak ingin beradu argumen dengan kakaknya .
Sesaat kemudian seorang maid bernama Rose datang ke meja makan dan dengan kepala tertunduk ia berkata sesuatu yang membuat wajah Abbio memerah .
" Maaf ... nona tidak ingin turun . Tadi nona sudah makan katanya "
" Makanan ? Dia memasak di dapur maid ? "
" Tidak , nona sudah membeli alat masak sendiri . Dan tadi dia membuat mi instant dan kornet "
Abbio dan Zahid saling berpandangan , dan kemudian Zahid bangkit dari duduknya . Pria itu ingin menemui langsung Anna . Sedangkan Abbio hanya memandang tubuh adiknya yang perlahan melangkah jauh dengan tatapan penuh arti .
" Zahid .... maaf "
aku suka ceritanya .