"Mama masih hidup! Mama masi hidup!" mata bocah itu berkaca-kaca saat Daniel mengatakan bahwa ibunya sudah meninggal. Ia tak terima jika ibunya dikatakan sudah tiada. Ia meninggalkan Daniel yang tidak lain ayahnya sendiri.
Terpaku menatap pundak bocah itu berlari meninggalkannya masuk ke dalam kamar.
Kenzie membanting pintu dengan keras, ia mengunci pintu rapat. hingga Daniel yang berusaha menyusulnya merasa kesulitan untuk membujuk putranya.
Daniel tau putranya, jika sudah seperti itu, Kenzie tidak akan mau bicara dengannya. Ia tidak akan memaksa putranya dalam keadaan seperti ini, hanya ia takut dengan kesehatan putranya semakin memburuk hingga ia memilih pergi.
"Temukan dokter itu, Saya akan membayarnya mahal," ucap Daniel dingin setelah mendapatkan telpon dari seseorang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon desi m, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16
Oh tuhan ..., tolong hamba mu ini yang dalam kesulitan.
Sudah ..., tamatlah riwayatnya. Ariana memejamkan matanya. berdoa dalam hati.
"Siapa kau!"
Tanya Daniel sembari menatap anak yang sedang berbaring di kaki tepat tidur itu.
Tidak lama, Ariana juga ikut bergegas masuk, ia menatap orang yang ada di depannya, Ariana terkejut dan kaget.
Kapan Deffan menjadi gadis bunga? Ariana tidak ingin berlama-lama menatap Deffan dengan penampilannya yang lucu itu, ia ingin tertawa dan terbahak-bahak.
Dengan memakai pakaian setelan baju rok Reva, dan memakai wig di kepalanya, juga lipstik yang tidak tau aturannya, membuat Ariana hampir saja terkekeh.
Perubahan ini terlalu cepat.
"Dia adalah, orang yang menemani kedua putriku bermain."
"Oh, iya."
Deffan menganggukkan kepalanya dengan cepat, seperti kertas yang di tiup angin.
Daniel sangat malas untuk meladeni gadis kecil seperti mereka, kemudian dia melirik Ariana, lalu berbalik dan pergi.
Mata Deffan menunjukkan kegembiraan rahasia. Bukankah Daniel sangat pintar?
Tapi berhasil di tipu oleh salah satu anaknya sendiri.
Ini hanya permainan iseng saja, berani menghina Mama ku, pertunjukan yang bagus akan segera datang.
Daniel dan dua orang pengawal sudah meluncur pergi meninggalkan rumah mereka. Ariana langsung mengunci pintu rumahnya dengan rapat, tampak ia bersandar di daun pintu yang sudah terkunci dari dalam. Ariana menarik napasnya dalam-dalam, kemudian menghembuskan nya ke udara secara perlahan. Beberapakali ia mengatur napasnya yang tadi tertahan. Kemudian melangkah pergi menuju kamar.
Ariana memeluk Deffan dengan erat.
"Untung saja tadi kau sangat pintar, dan cepat mendapatkan ide seperti itu, kalau tidak .., dia akan tau identitas mu."
Mata jernih Deffan terlihat berbinar senang. Jika dia memberitahu Mama, bahwa dia sengaja membuat suara dan di temukan oleh Daniel, maka ..,
lupakan saja, Mama pasti akan mulai mengoceh. Dan dia tidak akan tahan jika mendengar ocehan mamanya itu.
"Jangan khwatir, Ma, aku akan lebih hati-hati lagi untuk lain kali."
Ariana kembali memeluk Deffan dengan lebih erat lagi, anak-anak ini sangat berharga untuknya dan Daniel tidak boleh mengetahui hal ini.
Ariana tersenyum simpul, ia menatap Deffan dengan senyuman yang kini mengembang lebar, ia menatap Deffan yang lucu.
"Ayo lepaskan Wig mu ...," Ariana tertawa lepas, tidak bisa menahan tawanya lagi, kedua putrinya juga ikut tertawa terbahak-bahak, termasuk Deffan ikut tertawa, menertawai dirinya sendiri.
"Deffan, kau lucu sekali, ha-ha-ha."
"Iya, kau tidak lebih dari seorang badut ha-ha-ha." Revi tertawa terpingkal-pingkal.
"Sudah-sudah, ayo bantu Deffan melepaskan pakaiannya," Ariana memerintahkan kedua putrinya untuk membantu Deffan melepaskan pakaian samarannya.
Di dalam Rolls-Royce
"Pak Daniel, saya tidak membayangkan, ada seorang wanita yang begitu berani menantang anda."
"Dia akan membayarnya!"
Liki memikirkannya sebentar, lalu mengangguk setuju.
"Benar juga, kejahilan Tuan muda dalam mengerjai orang sudah sangat hebat. Jika kedepannya wanita ini akan merawat Tuan muda, maka dia pasti akan di kerjain dengan parah oleh Tuan muda!"
Liki ingat waktu dia memberikan Kenzie Lego dan tablet beberapa hari yang lalu, dan merasa bahwa apa yang dia katakan benar-benar cocok.
Bibir tipis Daniel sedikit melengkung. Kenzie di tinggalkan oleh perempuan itu segera setelah lahir. Bahkan, jika dia menderita, Ariana lah yang harus menanggungnya.
.
.
.
Keesokan harinya
Ariana datang ke Mansion Mewah itu tepat waktu, untuk merawat Kenzie.
Daniel sudah tau identitas nya, jadi dia tidak perlu melakukan penyamaran lagi. Kali ini dia datang dengan menunjukkan wajah aslinya.
Ketika Kenzie melihat dan menatapnya, dia merasa sangat tidak nyaman.
"Di mana Tante yang kemarin? Kenapa malah kau yang datang?" Kenzie mengernyitkan keningnya, menatap Ariana dengan tidak suka.
Ariana mengelus kotak obat yang ada di tangannya, dan memberi tahu Kenzie, bahwa dia adalah orang yang sama dengan yang kemarin.
Kenzie menatapnya dengan cermat, semakin di lihat, semakin dia merasa ada sesuatu yang salah.
"Bukan. Kau bukan dia!"
"Ini benar aku, aku melakukan itu dengan alasan yang tidak bisa aku ceritakan. Aku sengaja menyamar dengan merias wajahku seperti itu kemarin, jadi ...."
Kenzie tampak terkejut, meskipun tante yang kemarin tidak terlihat cantik, tetapi dia dapat memberikan perasaan yang lembut dan nyaman. Kenzie tidak pernah menduga kalau semua itu hanya samaran saja.
Seketika wajahnya berubah menjadi padam. Perasaannya hancur seperti di injak-injak, Kenzie sangat marah.
"Jadi ..., kau adalah pembohong?"
"T..., tidak, aku bukan pembohong, aku ...."
"Wajah saja mau kau rubah, lalu apa lagi yang dapat aku percayai dari dirimu?"
Kenzie langsung memotong kalimat Ariana, yang kini membeku karena tidak bisa menjawab apapun.
Daniel yang berdiri di samping melipat kedua tangannya di dada, ia seperti sedang menonton pertunjukan yang sangat bagus.
"Kenzie, kau harus ingat, bahwa wanita pintar berbohong, tidak hanya pintar menyamar, tetapi juga pintar dalam berpura-pura mati!"
Pura-pura mati?
Kata-kata Daniel sangat menusuk perasaan Ariana, ia tertunduk, mukanya memerah menahan amarah. Ia benar-benar tidak berdaya, tidak tau harus bagaimana menjelaskan dalam keadaan seperti ini. Menahan agar tetap tegar mendengarkan kata-kata pedas Daniel.
Jika bukan karena ingin melindungi ketiga anaknya, ia tidak akan berpura-pura mati seperti itu.
Setelah ia mendengar kata-kata papanya, bocah itu memandang Ariana seperti musuh.
"Papa, aku tidak mau pembohong itu merawat ku! Suru dia pergi! Usir dia sekarang!"
Ariana membulatkan matanya, hatinya terenyuh.
"Kenzie, aku tidak akan berbohong padamu, tubuh mu harus segera di rawat dan diobati."
Selesai bicara seperti itu, Ariana menoleh dan melirik Daniel dengan wajah yang cemas.
"Pak Daniel, anda tau kalau penyakit Kenzie ini tidak boleh di tunda lagi, harus segera di rawat, tolong kerjasamanya!"
Daniel memutar matanya ke arah Ariana, bibirnya tersenyum sinis. Lalu ia berjalan ke arah Kenzie yang berbaring, mengelus-elus lembut kepala Kenzie yang kecil.
"Kenzie, meskipun beberapa orang mempunyai sifat yang tidak baik, bukan berarti mereka tidak ahli di bidangnya. Ilmu medis dan keterampilan meretasnya sangat bagus. Kau bisa memintanya merawat mu, sembari belajar meretas dengannya."
Wajah Kenzie tampak sedikit terkejut dalam pandangan remeh terhadap seorang dokter Messa.
"Kau tau tehnik peretasan?"
Tidak pikir panjang lagi, Ariana segera mengangguk, meski ia sama sekali tidak memahami itu, namun, demi untuk merawat dan mengobati Kenzie, apapun akan dia lakukan meski dia harus berbohong.
"Apakah kau benar-benar mengerti?" Kenzie bertanya sekali lagi. Dam Ariana langsung mengucap kata: " iya, aku tau itu."
Kalau begitu, aku setuju dirawat oleh mu. Kau harus menemaniku berlatih hacking selama dua jam setiap hari!"
Kenzie menatapnya dengan penuh tantangan.
Dua jam setiap hari?
.
.
.
Bagaimana keseruannya?
ikuti terus jalan ceritanya.
terimakasih sudah mendukung.🙏🙏🙏