NovelToon NovelToon
Pengantin Untuk Calon RI 1

Pengantin Untuk Calon RI 1

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: Sirchy_10

Seorang Duta Besar Republik Indonesia yang bertugas di Belanda, diperintahkan pulang oleh pimpinan Partai, untuk dicalonkan sebagai Presiden pada Pemilu 2023. Dialah Milano Arghani Baskara. Pria mapan berusia 35 tahun yang masih berstatus single. Guna mendongkrak elektabilitasnya dalam kampanye, Milano Arghani Baskara, atau yang lebih dikenal dengan nama Arghani Baskara, diminta untuk segera menikah. Tidak sedang menjalin hubungan dengan wanita manapun, Argha terpaksa menerima Perjodohan yang diatur oleh orang tuanya. Dialah Nathya Putri Adiwilaga. Wanita muda berumur 23 tahun. Begitu Energik, Mandiri dan juga Pekerja keras. Nathya yang saat ini Bekerja di sebuah Hotel, memiliki mimpi besar. Yaitu melanjutkan pendidikan S2 nya di Belanda.

Akankah cinta beda usia dan latar belakang ini bersemi?
Mampukah Nathya menaikkan elektabilitas suaminya dalam berkampanye??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sirchy_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 27

Pasar tradisional itu benar- benar ramai karena di kunjungi oleh seorang capres dengan nomor urut 2 yang baru seminggu lalu resmi diumumkan. Tidak pernah ada dalam bayangan pedagang- pedagang tersebut bahwa seorang politikus akan mengunjungi mereka di pasar yang sudah bertahun- tahun tidak pernah mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah.

Ada yang bahagia, ada juga yang skeptis karena merasa kunjungan itu dilakukan hanya karena ingin mendapatkan suara. Pesta pemilu 2023 ini memang sedang ramai digaungkan karena salah satu kandidatnya merupakan daun muda dalam politisi.

Argha dan Nathya kini sudah satu visi memilih untuk mengabaikan mereka yang menolak kedatangan capres dengan nomor urut 2. Semenjak deep conversation semalam, Nathya mendadak mendapatkan motivasi besar untuk melakukan hal yang sama. Argha luar biasa hebat karena mampu membantu Nathya berpikiran lebih luas. Nathya juga merasa tidak setertekan sebelum nya.

Elektabilitas akan mereka dapatkan setelah melakukan program nyata. Argha jelas akan lebih memprioritaskan yang membutuhkan. ia akan memanfaatkan triliunan anggaran kampanye kepresidenan, untuk betul- betul memberikan segala bantuan pada rakyat bukan sekedar citra manis namun pahit di akhir.

Tidak peduli bagaimana hasil suara di akhir masa pemilu yang terpenting Argha bisa membuktikan bahwa ia mampu menjadi putra Indonesia yang baik dengan turut membangun kesejahteraan negara.

"Ini enak banget buk. Apa tadi namanya?" tanya Calon ibu Negara pada seorang nenek- nenek yang berusia 70 tahun, yang l berjualan kue tradisional khas lampung.

"Kue engkak, Nak Thya."

"Enak buk. Kayak lapis legit."

Nathya sedang berusaha mengeluarkan segala kemampuannya dalam memberi pujian seperti waktu ia masih bekerja sebagai GRO di hotel dulu. Nathya berusaha keras tetap bertahan dalam situasi pasar yang begitu kumuh dan sangat semrawut.

"Iya nak Thya. Enakan kue buatan nenek? Tapi sayang sekali, dagangan nenek sepi. Yang beli pada pindah ke kue- kue mahal."

Nathya merasa hatinya tertusuk kala mendengar keluhan nenek tersebut. Tangan keriput itu masih begitu semangat mencari nafkah. Namun kue buatan nenek yang benar enak rasanya ini, sudah tergerus oleh jaman.

"Saya beli semuanya nek."

"Alhamdulilah. Terima kasih nak."

Dengan senyuman yang terus terlukis di wajahnya, sang nenek dengan semangat memasukan kue- kue tersebut kedalam kantong kresek.

Argha tersenyum cukup bangga akan hal yang istrinya lakukan. Meskipun impulsif dalam membelanjakan uangnya, namun hal itu tidak membuat Argha marah. Ia tidak keberatan harus mengeluarkan uang pribadi untuk membuat Nathya senang. Toh yang dibeli istrinya bukanlah barang- barang branded yang harganya sampai puluhan bahkan ratusan juta. Hanya kue tradisional yang harganya seribuan.

Namun yang jadi masalah saat ini adalah, mereka tidak sedang dalam acara hajatan. Akan mereka beri ke siapa makanan- makanan yang di borong Nathya dari beberapa orang pedagang makanan tradisional?

"Sebagian kita bawa ke perjamuan siang. Sebagian lagi kita bagikan ke panti asuhan terdekat."

Nathya selalu memiliki solusi di setiap permasalahan yang ia buat. Dan perjamuan siang itu tidak lagi menyajikan dessert atau Snack- snack mewah dan mahal. Namun berubah menjadi ajang penilaian makanan tradisional akibat ulah daun muda berwajah jelita yang merupakan pasangan sah dari sang aktor utama.

"Thya, karena kamu mungkin saya bakal dapat 80% suara dari pedagang di pasar tadi," bisik Argha pada Nathya yang masih sibuk memasukkan jajanan manis itu kedalam mulutnya. Sebenarnya perut Nathya sudah kenyang luar biasa, namun karena cerita sedih para pedagang tadi, membuat Nathya tidak tega untuk membuang- buang makanan.

"Sebentar pak. Otak saya lagi lemot. Gak bisa mikir.

"Nafsu makan ibuk Thya tinggi juga ya, pak Argha?" celoteh sebuah suara yang notice akan kemesraan pasangan baru itu.

"Iya, pak Amin. Akhir- akhir ini istri saya makannya lagi bagus baget," balas Argha seraya tersenyum. Ia tak berniat memancing pikiran orang lain mengenai istrinya, karena memang selama berkampanye nafsu makan Nathya meningkat. Namun, bapak Amin tersebut sudah salah paham duluan.

"Sudah diperiksa belum pak?"

Natha spontan menatap kearah Argha. Periksa? Apanya yang mau diperiksa? Memangnya ia busung lapar? batin Nathya.

"Mana tahu hamil, pak."

Owalah setan, umpat Nathya dalam hati. Tidur satu ranjang saja baru semalam, itu pun tidak melakukan apa- apa. Bagaimana mau hamil?

Argha hanya bisa tersenyum seraya memegangi perut Nathya yang benar tampak membuncit dan padat. Seperti seorang suami yang benar mengharapkan hal itu terjadi.

"Doain saja ya pak. Semoga cepat ada Argha junior didalam sini," jawab Nathya melanjutkan kesalahpahaman pak Amin.

Tempat selanjutnya yang ingin dikunjungi Argha dan rombongan adalah kebun Kakao. Lampung memang terkenal sebagai salah satu daerah penghasil Kakao terbesar di Indonesia selain Sulawesi.

Saat ini Argha sedang sibuk berbicara dengan pimpinan daerah setempat untuk mengetahui laju ekpor buah tersebut. Entah kemana kaki rombongan bapak- bapak dan ibu- ibu pejabat itu melangkah. Sementara Nathya tidak berkenan mengikuti langkah mereka.

Calon ibu negara itu malah sibuk menjadi si bolang bocah petualang, daripada harus menguap menahan kantuk mendengar paparan dongeng yang sama sekali tidak ia pahami. Lebih baik mendekati ibu- ibu hebat bertenaga besar yang sedang menanam benih Kakao.

Nathya betulan menjelma menjadi Serigala liar, bahkan ikut menggunakan kostum ala- ala pekerja ladang.

"Buk Thya, kalau pak Argha sampai tahu, saya—".

"Sstttt."

Nathya meletakkan jari telunjuknya tepat di ujung hidung mancung Boni, sarat keseruannya saat ini tidak boleh di ganggu. Dan Boni langsung bungkam detik itu juga. Terserah calon ibu negara saja lah. Yang penting si ibu tidak menjelma menjadi toddler seperti di pasar tadi. Yang sedikit- sedikit ngilang, terus minta dibelikan jajanan ini jajanan itu.

Kini Boni paham. Mengapa Papa Bambang dan Mama Dewima cukup ngebet menjadikan Nathya sebagai calon menantu. Hanya orang seperti Nathya yang mampu menyentuh hati putra sulungnya yang terlalu kalem, kaku, terlalu stabil dan lurus. Sangat cocok disatukan dengan Nathya yang akhirnya mulai menunjukkan karakter bergelombangnya.

"Pak Boni jangan ganggu ya. Cukup tolong abadikan momen- momen saya bersama ibuk- ibuk hebat ini pas lagi macul sama nanam benih, ya. Saya mau ada foto saat saya sedang menumbuhkan anak saya dikebun ini," ucap Nathya dengan nada polos.

Nathya sepertinya sudah terpengaruh dengan ucapan ibu- ibu pekerja kebun disana. Jika ingin pohon yang ditanam itu tumbuh baik, maka perlakukan mereka seperti anak sendiri, seperti Malika.

Boni sudah tidak mampu lagi menanggapi istri atasannya ini. Lalu membiarkan apa yang ingin Nathya lakukan. Menumbuhkan anak bagaimana? Pikir Boni.

Daripada harus repot- repot berkotor- kotor menanam seonggok pohon untuk dijadikan anak, lebih baik betulan membuat anak bersama Argha. Sama- sama pegal di pinggang namun ada hasil yang jelas. Tinggal di rawat dan diperhatikan tumbuh kembangnya. Sementara si bakal pohon itu akan ia tinggalkan hari itu juga.

"Bu ibu, boleh sekali lagi gak?" tanya Nathya setelah menanam 2 benih Kakao. Rasanya cukup seru. Jika tidak menikah dengan Argha, maka ia takkan mempunyai pengalaman macul di kebun.

"Boleh buk Thya, boleh. Mau kerja disini terus juga boleh," ucap seorang ibu- ibu.

"Oke siap. Tapi jangan lupa coblos nomor 2 ya."

Rasanya Boni ingin menghilang detik itu juga dari muka bumi, melihat semangat 45 Nathya yang tidak habis.

...------------------------------...

Setelah pulang dari perkebunan Kakao tadi, pinggang Nathya serasa mau copot. Ia pun segera merebahkan tubuhnya asal di atas ranjang, dengan posisi terngkurap. Bahkan saat Argha memberitahu besok siang mereka akan pulang ke Jakarta, Nathya hanya mengangguk tipis sebagai respon ucapan Argha tampa mengeluarkan suara.

"Thya, kamu baik- baik saja?"

"Gak baik pak. Pinggang saya sakit banget. Mau copot rasanya."

Argha bukannya tidak tahu kenapa istrinya berakhir seperti itu. Boni sudah melaporkan kegiatan Nathya saat di kebun tadi yang sudah menanam 16 benih Kakao.

Akhirnya Argha meminta Boni untuk membelikan GPU dan koyo di minimarket terdekat. Meski merasa terganggu akan aroma menusuk dari minyak urut andalan keluarga Adiwilaga itu— sesuai informasi dari Nathya, namun juga senang disaat bersamaan karena Nathya meminta tolong padanya untuk mengusap punggungnya tersebut.

Jelas Argha memanfaatkan kondisi ini sebaik- baiknya. Ada untungnya juga Nathya menolak spa treatment yang ditawarkan Argha.

"Pak, yang serius dong," ucap Nathya kesal setengah mati pada Argha yang tidak melakukan pekerjaan dengan baik.

Berkali- kali Nathya mengatakan beri tekanan keras pada pinggangnya, bukan hanya mengusap atau mengelus. Bukannya merasa enakkan, Nathya malah merasa kegelian.

"Oke. Saya ulangi," balas Argha. Namun tetap saja ia tidak melakukan dengan serius. Seolah sengaja hanya mengelus karena mengetahui Nathya ternyata orangnya geli—an.

"Udah ah, pak," pekik Nathya sarat kekesalan karena geli yang diciptakan Argha.

Argha yang sudah kepalang senang bisa menyentuh area pinggang Nathya jelas tidak bisa membiarkan Nathya lolos. Dengan sengaja ia menekan sedikit kuat pinggang sempit daun muda tersebut agar tidak berpindah posisi.

Nathya sudah pasrah akan segala hal yang terjadi setelah ini. Tubuhnya terlalu lelah dan sudah tidak memiliki tenaga untuk melawan suaminya.

"Kalem Sayang. Badan kamu pasti enakan setelah saya pijit," bisik Argha dari atas dan tepat ditelinga Nathya sarat menggoda.

Dengan berani Argha menyingkap pakaian yang Nathya kenakan lebih tinggi lagi dan menyentuh tulang belikatnya. Memang saat treatment dimulai, Nathya tidak membuka seluruh pakaiannya hanya mempertontonkan sedikit kulitnya dibagian pinggang yang menjadi sumber kesakitan.

Argha benar- benar tidak kuat iman melihat lekuk tubuh Nathya yang sempurna. Mendadak hasrat laki- lakinya muncul ke permukaan, teringat akan dirinya yang belum pernah berhubungan seks selama hidupnya. Kecuali memanjakan miliknya hanya dengan tangan.

Namun sang dominan harus menelan kekecewaan kala melihat pasangannya sudah tidur menembus alam mimpi, saat ia benar memberi pijatan dengan benar.

"Thya, kamu tidur ya?" panggil Argha. "Thya," panggil Argha lagi.

Namun yang bersangkutan sudah tidak menjawab, bahkan terdengar dengkuran kecil dari bibir tipis itu.

"Kali ini kamu selamat, Thya." Argha pun merapikan pakaian Nathya setelah itu menyelimutinya.

..."Good night," ucap Argha setelah itu lalu mengusap rambut Nathya dengan lembut....

Meskipun kali ini gagal lagi, Argha masih punya banyak waktu dan kesempatan untuk mencoba.

1
Purnama Pasedu
Milan bohong y
sarytaa
yg ditunggu² akhirnya....
up juga.

😁🌷🌷🌷🌷🌷
sarytaa
seneng yaa,
dr kmren bolak balik nunggu up.

hah.. bru skrang

brasa cepat banget deh bacanyA..
Ririn Susanti
rekomen banget cerita nya, pemilihan katanya, enak banget dibaca
Anonymous
alur nya gak pasaran
sarytaa
sweet 😍😍😍
LV Edelweiss
Luar biasa
LV Edelweiss
Lumayan
LV Edelweiss
Sudah bisa ku bayang kan gmn kacau nya nathya 🤪
LV Edelweiss
ada bau2 promosi Partai di sini. kenapa gak Golkir aja dih thor... Atau Gilkor
Sirchy_10: gak kok kak. gak promosi partai. seriusan lupa plesetin yang satu ini
total 1 replies
sarytaa
up
sarytaa
hahahaha dikira mimpi ya tya?
srasa cepat banget bacanya, hehe.
Purnama Pasedu
thaya ngebleng
Purnama Pasedu
perjuangan istri
Purnama Pasedu: kembali kasih
Ayuni_ 93: makasih kk. 🤗
total 2 replies
Purnama Pasedu
anggap aj lagi ngedongeng y Nathya
sarytaa
suka dg ceritanya, wlaupun ada org bilang crita nya belibet,

cuma bgi aku up nya jngan lama² kaka, hehhehe
Sirchy_10: hehehe. maklumin kak, pemula. hrus bnyak blajar. trima ksh sudah setia membaca pengantin untuk calon RI 1🤗
total 1 replies
sarytaa
cepat bnget rasa nya wktu baca.
up lgi thor.
r
dr kmren nunggu nya
sarytaa
up lgi thor,
aku suka sma alur novelnya.
sarytaa
uo
sarytaa
aku mnunggu up slnjutnya, jngan lma² loh kk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!