Kecantikan dan kecerdasan yang dimiliki Amelia berhasil memikat hati seorang pria. Asmara yang menggelora mengantar Amelia pada titik keseriusan sang kekasih. Apakah hubungan mereka berjalan lancar sampai ke jenjang pernikahan? Apalagi setelah pria tersebut mengetahui jika Amelia ternyata seorang wanita panggilan.
Lantas, bagaimana Amelia melewati segala lika-liku kehidupannya? Apakah dia mampu meninggalkan dunia yang sudah membantunya mengobati luka di masa lalu atau justru semakin terjerumus di agensi yang menaunginya selama ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tie tik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kegalauan Hebat
"Will you married me, Sayang?"
Amel termangu mendengar kata-kata yang selalu diimpikan semua wanita. Tatapan matanya tertuju pada cincin permata putih yang ada di dalam kotak bludru itu. Dia masih shock karena tidak menyangka jika Andra akan melamarnya secepat ini.
"Aku tahu semua ini tidak ada dalam rencana kita. Aku sangat mencintaimu, Mel. Aku tidak bisa terlalu lama membiarkan hubungan ini tanpa kepastian. Aku juga sudah berjanji kepada nenekmu untuk selalu menjagamu. Aku pikir dengan kita menikah, maka aku bisa menjagamu setiap waktu. Jujur saja aku sangat takut kehilanganmu." Andra mengungkapkan isi hatinya kepada Amel.
"Jadi, bagaimana? Apa kamu menerima lamaran dariku? Aku ingin kita segera menikah, Sayang," tanya Andra seraya menatap Amel dengan tatapan penuh cinta.
Amel tak segera menjawab. Dia masih belum percaya jika momen ini akhirnya tiba. Kegalauan hebat tengah melanda gadis cantik itu. Dia menatap Andra dengan lekat dan setelah itu kembali menatap cicin yang sangat indah itu.
"Kalau aku tidak mau bagaimana?" tanya Amel dengan diiringi senyum manis.
"Aku tidak suka penolakan, Sayang. So, jika kamu menolakku, maka aku akan pergi dari hidupmu," jawab Andra tanpa mengalihkan pandangan dari paras cantik yang tak jauh darinya.
Setetes air mata mengalir begitu saja dari sudut mata Amel. Tentu dia tidak siap jika harus berpisah dengan Andra. Perasaannya begitu besar kepada pria asal Kalimantan itu, tetapi Amel juga tidak bisa menjalin hubungan serius dalam waktu dekat ini.
"Andra," gumam Amel dengan suara yang bergetar. "Terima kasih atas ketulusan dan keseriusanmu meski hubungan kita masih berjalan selama lima bulan. Tapi aku minta maaf karena aku tidak bisa menerima lamaran ini. Aku tidak bisa menikah denganmu," ucap Amel dengan tegas.
"Why?" Andra tercengang mendengar penolakan Amel.
"Aku belum siap menjadi seorang istri. Maaf karena aku tidak bisa menjelaskan alasannya kepadamu. Jika tujuanmu saat ini sebuah pernikahan, maka aku bukan orang yang tepat untuk menjadi mempelainya," jelas Amel dengan tatapan sendu.
Andra tidak percaya jika Amel benar-benar menolak niat baiknya. Kekecewaan yang begitu besar hadir dalam hati. Emosi pria asal Kalimantan itu mulai tersulut. Dia terhenyak dari tempat duduknya.
"Alasanmu sangat tidak masuk akal! Aku sangat kecewa karena penolakan ini. Aku tidak menyangka saja jika kamu setega ini denganku. Aku serius, justru kamu yang—" Andra tak melanjutkan ucapannya karena tidak mampu menahan gejolak di hati. "Apa karena harta kamu menolakku?" tanya Andra.
"Sekali lagi aku minta maaf. Aku tidak bisa menjelaskan detail alasanku. Satu hal yang pasti, aku belum ada rencana menikah dalam kurun waktu beberapa tahun ke depan. Aku tidak memandang materi dan kamu tahu hal ini sejak awal," ujar Amel tanpa berani menatap mata Andra.
Brak.
Andra memukul meja yang ada di hadapannya saat ini. Pemuda asal Kalimantan itu mulai kehilangan kontrol atas rasa sakit dari penolakan Amel. "Aku tidak menyangka jika kamu akan melakukan hal ini!" ujar Andra sebelum pergi meninggalkan Amel seorang diri di sana. Pintu private room itu pun tertutup keras karena ulah Andra.
Tubuh Amel bergetar hebat setelah kepergian Andra. Air mata mengalir deras karena rasa sakit yang melanda hati. Suara rintihan Amel terdengar pilu. Gadis cantik itu hanya bisa menangisi kepergian Andra.
"Maaf, Ndra. Maaf," desis Amel di sela-sela isak tangisnya.
Kegalauan hebat melanda perasaan Amel. Tentu dia bahagia setelah tahu jika Andra serius dalam menjalin hubungan ini. Akan tetapi semua ini tidak mudah bagi Amel. Dia tidak mungkin menikah selama masih menjadi wanita penghibur di agensi yang dinaungi Sari.
"Aku tidak siap. Aku tidak siap melihatmu terluka setelah tahu siapa aku sebenarnya. Pasti rasanya lebih sakit dari penolakanku, Ndra. Kamu tidak akan sanggup meski hanya sekadar membayangkan aku tidur dengan pria lain," gumam Amel dengan napas yang tersengal.
Amel menumpahkan tangisnya di sana. Kehilangan Andra tentu sangat menyakitkan hati. Gadis cantik itu tergugu meratapi kepergian Andra. Kenangan indah serta kebahagiaan yang pernah diberikan Andra seakan menambah kesedihan Amel. Bayang-bayang senyum manis Andra menguasai pikiran. Derai air mata tak ada habisnya untuk menangisi kandasnya hubungan ini.
***
Sementara itu, di tempat lain, Andra tengah meluapkan kekecewaannya. Dia Berteriak kencang setelah menghentikan mobil di tempat yang cukup sepi. Beberapa kali dia memukul setir mobil untuk melampiaskan kekecewaan yang begitu mendalam.
"Kenapa? Apa aku terlalu buruk di matamu?" ujar Andra sambil mencengkram erat setir mobilnya. "Ah! Si4l!" umpat Andra dengan suara kencang.
Andra keluar dari mobil. Dia berdiri di pinggir sungai besar dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celana. Tatapan matanya tertuju pada air sungai yang keruh. Andra tidak peduli meski saat ini berdiri di bawah teriknya matahari.
"Kamu sudah menolaknya. Tidak ada lagi yang perlu dipertahankan," ucap Andra setelah mengeluarkan kotak beludru yang ada di saku celana.
Cincin permata yang sangat indah itu akhirnya dikeluarkan. Setelah mengamati cincin tersebut cukup lama, Andra melemparnya ke sungai. Dia tidak peduli lagi dengan rupiah yang harus dikeluarkan saat membeli cincin berlian itu.
"Aaaaargh! Si4lan!" teriak Andra sekali lagi. Andra sangat kecewa mendapat penolakan tanpa alasan yang jelas.
Cukup lama Andra menenangkan diri di sana dan setelah itu dia kembali masuk ke dalam mobil. Entah kemana pemuda tampan itu pergi. Satu hal yang pasti, dia kehilangan arah untuk saat ini. Dia melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata hingga sampai di kawasan elit yang ada di Jakarta selatan. Andra memasuki rumah megah dengan gerbang yang menjulang tinggi.
Setelah memarkirkan mobilnya, Andra bergegas keluar dari mobil. Dia mempercepat langkahnya memasuki rumah bergaya America itu. Andra terus melangkah hingga sampai di lantai dua.
"Selamat siang, Tuan Muda," sapa seorang pria berseragam pelayan saat berpapasan dengan Andra. "Tuan Erik sudah datang dan menunggu Tuan muda di ruang kerja," ucap pria tersebut.
"Terima kasih," ucap Andra sebelum berlalu menuju ruang kerja.
Pintu ruang kerja terbuka lebar. Kedatangan Andra disambut pria bernama Erik yang tak lain adalah asisten sekaligus sekretaris pribadi Andra. Mereka berdua pun duduk berhadapan untuk membahas masalah pekerjaan.
"Pending semua pertemuan dengan siapapun," ucap Andra setelah Erik menjelaskan schedulenya.
"Tapi ada beberapa pertemuan penting yang harus Tuan muda hadiri," sanggah Erik setelah mendengar keputusan sepihak dari Andra. "Tuan muda harus mewakili Tuan Rusdi selama kesehatannya belum pulih. Beberapa perusahaan yang ada di Jakarta adalah tanggung jawab Tuan muda," tutur pria tiga puluh lima tahun itu.
Andra memijat pelipisnya karena tidak bisa konsentrasi dengan pekerjaan karena masalahnya dengan Amel. Dia terlihat murung saat mendengar beberapa agenda dari Erik. Tidak biasanya Andra sekacau ini karena urusan asmara.
"Jika memang tidak bisa dibatalkan, maka undur saja atau ganti pertemuannya di Bali," pungkas Andra setelah mendengar beberapa jadwal pertemuan dengan pengusaha lain ataupun pejabat daerah. "Siapkan jet sekarang. Aku ingin ke Bali!" pinta Andra sebelum beranjak dari tempatnya.
...🌹TBC🌹...
...Sayang ya kalau cincinnya dibuang ke sungai...
...Komen yuk!...
Andra di posisikan orang yg akan meninggslkan Amel sukarela
Semoga keluarga Ansra mau menerima Amel setulus hati
Untung Andra sudah antisipasi dari awal..
dulu aku pernah bermimpi tinggi dpt laki2 tajir.yg hdp serba kecukupan.eee gk tau nya hayalan...😁😁