Alucard

Saat ini, aku sedang duduk di sofa besar. Luna duduk di sampingku, sementara Kaguya berada di belakangku, memeluk beruang yang dibeli Luna. Semua barang lainnya tersimpan di belakang sofa.

Keluargaku memang aneh, tapi aku sangat mencintai orang tuaku. Jika memungkinkan, aku tidak ingin menyembunyikan apa pun dari mereka. Aku tahu dunia vampir bukanlah sesuatu yang bisa dipahami manusia biasa, jadi aku sepakat dengan Luna untuk merahasiakannya, setidaknya untuk sementara.

Aku sadar rahasia seperti ini akan menyulitkan ku di masa depan. Aku banyak belajar dari membaca komik superhero—mereka selalu berusaha menyembunyikan sesuatu, dan pada akhirnya, seseorang yang penting bagi mereka meninggal. Aku harus mempelajari lebih lanjut tentang dunia vampir. Ketika saatnya tiba, aku akan membicarakannya dengan orang tuaku.

"Jadi, maksudmu kamu sudah berhubungan dengan Luna selama beberapa tahun, dan baru-baru ini kalian mulai berpacaran?" Ibuku, Anna, bertanya dengan nada tak percaya.

"Salah, Kami sudah menikah," jawab Luna dengan senyum anggun.

"Kalian melewati tahap pacaran dan langsung menuju pernikahan? Kamu yakin dengan keputusan itu?" Ayahku bertanya

"Ya, kami telah LDR-ran selama beberapa tahun, dan ketika kami bertemu untuk pertama kalinya, itu seperti cinta pada pandangan pertama. Aku yakin aku ingin bersamanya selamanya, dan begitupun juga dia, oleh karena itu kami langsung menikah" kataku sambil tersenyum kecil, mengkonfirmasi cerita yang kami buat-buat

"Jadi, apakah kamu sudah 'melakukannya' atau tidak?" Tanya ayahku

"Ayah!?"

"Apakah sudah atau tidak? Kamu tahu maksudku—"

Ibuku tiba-tiba berdiri dan memukul kepalanya. "Berhentilah mempermalukan anak kita! Bagaimana jika dia kehilangan istrinya karena ini? Apakah kamu tahu betapa sulit baginya menemukan wanita!? Jangan menganggu nya!"

Terima kasih Ibu!

Ayahku membuat wajah minta maaf. Ibuku menatapku. "Dan…Apakah kamu sudah melakukannya atau tidak!?"

IBU!!!!?, apa kamu lupa apa yang kamu katakan beberapa detik yang lalu!? Tentang tidak mempermalukan aku?

"Ugh, Bisakah kita melupakan ini? Apakah kalian tidak ada pertanyaan lain yang bisa di ajukan?" aku bertanya dengan nada putus asa.

Keduanya saling memandang dan mengangkat bahu. "Tidak ada."

"Alucard, kamu sudah berusia 21 tahun, kamu sudah dewasa, dan ibumu serta aku mempercayaimu. Kami selalu berpikir kamu memiliki kepala yang bijaksana. Kamu tidak seperti remaja lainnya dan tidak pernah memberi kami masalah, jadi kami percaya pada keputusanmu." Ucap ayah ku dengan nada percaya diri

"Ayah…IBu…" Aku tidak tahu mereka melihatku seperti itu; kepercayaan mereka ini membuatku merasa bahagia.

"Jadi…? Apa kamu sudah melakukannya atau tidak!?" tanya mereka bersamaan.

.....Dahlah ಥ⁠‿⁠ಥ

"Ya, kami melakukannya," jawab Luna dengan senyum malu.

"Luna!?" Melihat wajahnya yang malu, aku mengerti pasti dia berpikir kalau yang di maksud orang tua ku itu tentang menghisap darah, padahal yang mereka maksud itu tentang—

"…."

Mereka berdua menatapku tak percaya, lalu tersenyum lebar seperti yang belum pernah kulihat sebelumnya.

"Kamu dengar itu, sayang!? Mereka sudah melakukan nya!! Kita harus membeli kembang api!! Ayo keluar sekarang!" Ibuku tiba-tiba berlari ke atas.

"Hei, tunggu aku! Aku harus membeli kembang api terbesar yang bisa ku temukan, mari kita rayakan!!" Ayahku berlari mengejar ibuku.

Tak lama kemudian, mereka turun dengan pakaian dan kunci mobil di tangan. "Kami akan segera kembali, Dan jangan lakukan sesuatu yang ayahmu dan aku pikirkan." kata ibuku sambil mengedipkan mata padaku.

Jelas dia memberi isyarat agar aku melakukan sesuatu.

Aku hanya melihat dengan tidak percaya. Ketika ibu dan ayahku pergi dengan mobil, aku memandang ke pintu selama beberapa detik sambil merenung.

"Keluarga Tuan Alucard itu agak…" Kaguya memulai.

"Aneh?"

"Tidak, aku lebih suka menyebut nya lucu," jawab Kaguya.

"Entah kenapa, aku merasa sedikit cemburu; ibu dan ayahku tidak pernah berbicara satu sama lain seperti itu." Luna berbicara dengan senyum kecil yang sedih

Aku menyentuh kepala Luna dan mulai membelai nya.

"Kita tidak akan seperti itu, kan?" Dia menatapku, sambil memegang tangan ku yang lain

"Entahlah" jawabku, "Aku mungkin tidak terlalu berpengalaman, tapi aku percaya bahwa hubungan adalah jalan dua arah; jika kita berusaha memperbaikinya, aku yakin semuanya akan baik-baik saja." Ucapku

"Kurasa aku tidak akan pernah menyesal mengubah mu menjadi vampir, Alucard… Tapi ada satu hal yang selalu aku sesali."

"Apa itu?" tanyaku penasaran.

Dia meremas tanganku lebih erat. "Seharusnya aku menghentikan kedua pelacur itu dari mendekati ritual." Dia berbicara dengan nada beracun yang penuh kebencian.

Dua pelacur? Kalau tidak salah ingat, ada suara wanita lain ketika Luna sedang dalam proses mengubah ku menjadi vampir menggunakan sihir. Apakah dia berbicara tentang mereka?, Kenapa dia tidak ingin mereka dekat dengan ritual?

Aku menatap Kaguya, dia menggelengkan kepala seolah tidak ingin mengatakan apa-apa.

Aku menatap Luna dengan ekspresi serius. Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi satu hal yang aku yakini, jika seorang wanita sedang merasa marah, kamu harus menunjukkan keyakinan bahwa semuanya akan baik-baik saja (nasihat dari ibuku).

"Jangan khawatir, Luna," kataku sambil mendekat ke wajahnya dan mencium bibirnya. Dia terkejut sesaat, tapi segera membalas ciumanku.

Namun, karena kami berdua tidak berpengalaman, gigi kami saling bertabrakan.

Kami berdua berhenti berciuman dan saling memandang malu, dan segera mulai tertawa kecil.

•••

Saat ini, aku berada di universitas. Sebelum mulai kuliah, aku sudah berhenti dari pekerjaan sampingan ku; aku berencana mencari uang dengan cara yang lebih praktis, yaitu... Aku akan merampok pencuri.

Pikirkan saja, jika kamu memiliki kekuatan manusia super, untuk apa kamu bekerja? Menjadi warga negara yang taat hukum?

Pftt, lucu sekali. Faktanya para politisi adalah pencuri terbesar, dan mereka jugalah yang menjalankan kota ini. Mereka tidak tertangkap, karena mereka pandai menyembunyikan jejak mereka.

Jadi, jika aku mencuri dari pencuri yang sudah mencuri dari orang lain, bukankah aku melakukan kebaikan? Tentu saja dong, betul gak?

Uang itu akan menjadi milikku, dan aku tidak akan mengembalikannya atau semacamnya.

Namun sebelum itu, aku butuh tiga hal, pertama: SSN palsu, ID palsu, dan rekening bank palsu. ( Karena aku tidak tentang hal ini, Aku akan tanya pada Luna atau Kaguya; mereka pasti tahu sesuatu.

Kedua: aku butuh topeng hitam.

Ketiga: Aku butuh seragam hitam se-cringe mungkin, yang terlihat seperti kostum Vampire atau semacamnya.

Keempat (opsional): musik. Mengapa? Tak ada alasan khusus, hanya saja aku ingin mendengarkannya.

Langkah pertama, aki akan merampok pencuri dan menghasilkan uang dengan mudah. Uang ini akan kusimpan di bank. Setelah melakukannya beberapa kali, masalah keuanganku akan terpecahkan.

Aku bisa saja menargetkan para politisi korup dan pencuri besar lainnya, tapi aku akan menahan diri untuk saat ini. Bagaimanapun, aku yakin The Inquisition (inkuisisi) memiliki cara untuk melacak vampir. Itu kesimpulan logis, mengingat mereka berburu vampir.

Saat ini, aku hanya butuh uang; setelah itu, aku akan pikirkan langkah selanjutnya.

Aku berjalan di kampus sendirian. Sedangkan Luna tinggal di rumahku—Saat berjalan di sekitar kampus, aku menyadari orang-orang menatapku dengan cara yang berbeda.

Dulu, mereka hanya melirikku dan melupakan keberadaan ku, tapi sekarang mereka tampak terkejut, kadang-kadang bahkan berpikiran tidak percaya.

"Hei, kamu mengenalnya?" tanya seorang wanita dengan suara rendah kepada temannya.

"Hmm, dia terlihat familier, tapi juga tidak," jawab temannya.

"Dia Tampan sekali," Kudengar dari suatu tempat.

"Aku masih berpikir kalau kapten tim bola basket lebih baik," seorang wanita lain berkata.

Yah, aku sudah banyak berubah...

Dalam perjalanan ke kelasku, aku tiba-tiba berhenti saat mendengar suara bola basket. Jadi aku memutuskan untuk pergi ke lapangan basket. Sebelumnya aku tidak bisa bermain basket karena penyakitku, tapi sekarang?

Aku mengepalkan tinju, dan suara ledakan udara terdengar di sekitar.

"Hah? Apa itu?" Beberapa orang bertanya-tanya.

"Apakah itu seperti sesuatu yang pecah?" kata seorang pria.

"Ayo kita periksa lab," ujar yang lain.

Sambil mengabaikan kekacauan kecil yang ku sebabkan, aku tersenyum predator. Sekarang aku bisa bermain basket!

Aku berjalan menuju lapangan dan melihat mereka sedang berlatih dengan melakukan pertandingan persahabatan.

Aku mengeluarkan kacamata hitam dari saku dan mengenakannya. Segera setelah mengaktifkan Red world, duniaku berubah menjadi merah.

Aku tidak tahu mengapa aku tiba-tiba ingin mengaktifkan nya, tapi ini sudah menjadi kebiasaan setiap kali aku mencium bau aneh, dan saat aku mendekati lapangan, aku bisa mencium sesuatu. Aku tak tahu mengapa indra penciumanku lebih tajam dari vampir normal, tapi Luna bilang aku spesial, khususnya darahku.

Tiba-tiba, pandanganku tertuju pada siluet dengan tanda merah menyala di lehernya. Sepertinya ada vampir di sana.

Aku melepaskan penglihatan merahku dan melepas kacamata. Ternyata, vampir itu adalah kapten tim basket... Bagus, orang yang paling ku benci.