NovelToon NovelToon
YOUNG MARRIAGE

YOUNG MARRIAGE

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Nikahmuda / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Teen School/College / Dijodohkan Orang Tua / Tukar Pasangan
Popularitas:11k
Nilai: 5
Nama Author: andi mutmainna

Ayuna, seorang mahasiswi berparas cantik dengan segudang prestasi yang pastinya selalu menerima beasiswa setiap tahunnya, sekarang ia duduk di bangku kuliah semester 5 di usianya yang telah masuk 19 tahun. Cerita hidupnya memang selalu dipenuhi kejadian-kejadian di luar dugaannya, seperti menikah dengan salah satu most wanted di kampusnya, Aksara Pradikta.
Aksara, laki-laki yang dikenal dengan ketampanannya yang mempesona, ia adalah orang yang tertutup dan kadang arogan. Ia menikah dengan Yuna tentu bukan berdasarkan rasa cinta, melainkan karena suatu alasan yang dipaksakan untuk diterima oleh dirinya. Dan tentunya setiap pernikahan selalu memiliki jalan terjalnya sendiri, begitupun untuk Aksa dan Yuna. Permasalahan yang awalnya hanya datang dari sisi mereka berdua rupanya tak cukup, karena orang-orang di sekitar mereka hingga masa lalu mereka justru menjadi bagian dari jalan terjal yang harus mereka lewati. Apakah akan tetap bersama sampai akhir?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon andi mutmainna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18>>

--

Cerita Jae pun berakhir. "Semua udah jelas, kan?!" ujarnya yang tiba-tiba berubah ekspresi menjadi begitu dingin pada Yuna.

"Gue minta maaf."

"Seribu maaf lo nggak bakal cukup!" bentak Jae membuat Yuna dan Salsa kaget bersamaan.

"Jae, lo kenapa gini? Perasaan tadi lo bilang bakal ngomongin ini baik-baik," ujar Salsa melihat Jae tidak seperti biasanya.

"Tahu ah, gue nggak bisa lihat muka cewek ini lagi!" ujar Jae dan langsung pergi begitu saja.

Salsa mencoba menahan kepergian Jae dengan meneriaki Namanya. Namun sayangnya, Jae sama sekali tak menggubrisnya.

"Sal, gue segitu salahnya, ya, sama Jae?" sahut Yuna dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Nggak kok, mungkin Jae lagi marah sesaat aja. Nanti gue ngomong lagi sama dia, lo tenang aja," ucap Salsa mencoba menenangkan Yuna.

Benar kata pepatah, sepandai-pandai tupai melompat pasti akan jatuh juga, begitu pun dengan Yuna, sebaik-baiknya dia menyembunyikan rahasianya pasti akan terbongkar juga.

"Maafin gue, Sal, gue juga udah nyembunyiin ini dari lo," lirih Yuna yang juga merasa bersalah pada Salsa, sahabatnya.

"Ih, nggak pa-pa kali, gue ngerti kok. Hal yang lo sembunyiin itu terlalu berat, jadi wajar aja kalau lo tutupin." Yuna tersenyum mendengar ucapan Salsa, ia merasa beruntung mempunyai sahabat yang pengertian seperti gadis itu.

"Eh, iya, sekarang lo harus ceritain sama gue semuanya, secara detail! Nggak mau tahu," titah Salsa membuat Yuna langsung memasang senyumnya lagi, memang sudah saatnya sahabatnya ini tahu cerita rumit ini.

***

Sampailah Yuna di apartemen, ia melihat rak sepatu yang ternyata masih kosong. Itu pertanda Aksa belum pulang. Yuna membuka ponselnya berharap ada pesan dari Aksa, dan ternyata tak ada sama sekali.

10: 20 PM.

Yuna sudah berbaring di atas kasur, matanya sudah sangat mengantuk tetapi dirinya masih enggan untuk tidur. Ia masih ingin menunggu Aksa karena merasa khawatir. Entah kenapa dia merasakan firasat buruk sejak sore tadi.

Sepuluh menit hingga setengah jam Yuna menunggu, ternyata Aksa masih belum pulang juga, dan pada akhirnya Yuna sudah tertidur dengan sendirinya.

Di lain sisi, sekitar jam setengah sembilan malam Aksa yang memang sedang bersama teman-temannya tiba-tiba kedatangan tamu. Tamu yang sangat mereka kenali, itu Jae. Laki-laki itu datang menghampiri Aksa, dan langsung meluncurkan pukulan kerasnya tepat di wajah mantan sahabat kecilnya itu.

Hidung Aksa mengeluarkan darah, tetapi ia malah tertawa renyah.

Aksa tak tinggal diam, ia bangun dari duduknya dan langsung membalas pukulan Jae. Pertengkaran yang sudah lama tidak terjadi sekarang terjadi juga.

"Gimana, nih? Pisahin nggak?!" ujar Denis.

"Pisahin aja, kalau lo mau mati," balas Reza.

"Biarin dulu, biar emosi mereka hilang." Kali ini Reno yang berbicara.

"Bego lo, emosi hilang jangan sampai nyawa juga hilang."

"Kagak, kagak bakalan mati nih anak bedua," timpal Reza yakin.

Dalam adu fisik Aksa dan Jae bisa dibilang seimbang, bahkan saat keduanya sudah sama-sama kesakitan dan berdarah, tetap saja tak ada yang ingin mengalah.

"Lo udah janji sama gue buat selalu nunggu dia balik!" pekik Jae.

"Gue bisa apa hah?! Awalnya gue juga nggak mau sama dia, tapi takdir berkata lain. Lo pikir gue sengaja berpaling dari dia?! Gue bahkan udah kayak orang bego nunggu dia," sambung Aksa.

"Lo emang bego, sejak kapan lo punya otak, hah?! Lo aja hampir bunuh orang demi adek gue!" pekik Jae sukses membuat Aksa menghentikan pukulannya, ia mundur dan langsung melemparkan tatapan tajamnya ke Jae, ia paling tidak suka jika kejadian lama itu diungkit kembali.

"Apa? Sekarang lo mau bunuh gue? Demi cewek culun itu?!" sentak Jae seraya tersenyum remeh, membuat Aksa tak bisa berkata apa-apa lagi.

"Adek gue emang nggak pantes sama cowok kayak lo! Jangan pernah berhubungan sama dia lagi!" peringat Jae kemudian pergi.

Reza, Denis, dan Reno seketika mematung setelah mendengar pembicaraan Aksa dan Jae.

"Itu barusan Jae ngomong cewek culun? Cewek culun siapa?" sahut Reza kaget.

"Sssttt, nanti Aksa denger," tegur Denis.

Setelah pertengkarannya dengan Jae, Aksa memilih pulang ke apartemennya. Ia masuk ke kamar dan melihat Yuna sudah tertidur, ia beralih masuk ke kamar mandi untuk mengganti baju sekaligus membersihkan luka-lukanya.

Selesai dengan luka-lukanya, Aksa langsung menuju ke kasur tanpa ragu sedikit pun. Yuna yang sudah tidur tersentak kaget saat tiba-tiba ada yang mendekapnya dari belakang. Ia menoleh ke belakang dan langsung menepis tangan Aksa yang melingkar di pinggangnya.

"Aksa?! Lo apa-ap--"

"Ssttt, dah malem! Jangan teriak," sela Aksa dengan santainya dan langsung menarik Yuna untuk tidur kembali. Ia memeluk Yuna layaknya guling, bahkan wajahnya ia sembunyikan di lekuk leher Yuna.

"Sa, lo ... i-ini kita tidur bareng?" tanya Yuna canggung, bahkan untuk bernapas pun ia merasa sulit. Oksigen tolong oksigen.

Aksa membuka matanya kembali lalu menatap Yuna. "Lo nyuruh gue tidur di sofa?"

Yuna diam.

"Oke." Aksa bangun dari tidurnya tapi Yuna menahan tangannya.

"Bukan itu maksud gue, tapi gue ...." Yuna menggaruk tengkuknya yang tak gatal, mencoba mencari alasan agar tidak terkesan menolak Aksa tidur di sampingnya. "Taruh bantal di tengah, ya," sambung Yuna tiba-tiba mendapat solusi, ia langsung menaruh bantal guling di antara dirinya dan Aksa.

"Lo takut gue apa-apain?!"

"Nggak!" bantah Yuna dengan cepat.

Aksa menghela napasnya lalu tersenyum tipis. "Ya udah, tidur," ujarnya.

Yuna mengikuti perkataan Aksa dan rebahan kembali. Namun sayangnya, rasa kantuknya sudah telanjur hilang gara-gara kelakuan Aksa barusan.

"Lo berantem sama siapa?" tanya Yuna membuka pembicaraan lagi.

"Nggak ada." Aksa menjawab dengan begitu santainya, membuat Yuna langsung menghela napas.

"Boong lu." Yuna mencibir. "Luka lo aja nambah banyak," sambungnya.

"Yang penting kan tetep ganteng!"

"Cih! Mana ada orang ganteng muka biru-biru terus lecet gitu?"

"Ada, gue!"

"Au ah!" Yuna merajuk kesal, kenapa Aksa selalu bisa membantahnya?

Tak ada pembicaraan lagi, membuat Yuna akhirnya menyerah. Ia langsung membelakangi Aksa.

Aksa melirik Yuna sebentar, kemudian mengubah posisi berbaringnya menghadap ke punggung Yuna. Ia mengusap lembut rambut gadisnya itu, tetapi sang empu langsung menepisnya lagi.

"Nggak usah pegang-pegang!"

"Kenapa?"

"Nggak mau."

"Ya udah."

***

Percayalah, jam dua dini hari Yuna masih belum juga terlelap. Ia merasa begitu canggung tidur di samping Aksa, bahkan posisi tidurnya dari tadi tidak berubah-berubah lagi. Berbeda dengan Aksa yang sudah tertidur nyenyak di sampingnya, ia bahkan mendengkur halus dengan napas yang teratur.

Yuna berpikir beberapa saat dan akhirnya memposisikan dirinya menjadi duduk kembali, ia menoleh pada Aksa dan langsung memasang raut cemberut.

"Bisa-bisanya lo tidur nyenyak," gumam Yuna merasa kesal sendiri.

Yuna pun menepuk pelan pipi Aksa.

"Aksaaa …."

"Hm …."

"Gue nggak bisa tidur di samping lo, gue pindah di tempat biasa, ya," ucap Yuna dengan suara pelannya.

Aksa diam.

Karena tak mendapat jawaban, Yuna langsung menyimpulkan sendiri kalau Aksa setuju dengan kemauannya. Ia perlahan beranjak turun dari kasur dan menuju lemari untuk mengambil kasur lipatnya. Setelah kasurnya beres, Yuna tersenyum senang, waktunya istirahat. Akhirnya.

Sret!

Belum sepuluh detik Yuna menutup matanya, tiba-tiba selimutnya disingkap, dan tentu saja pelakunya adalah Aksa. Dia langsung ikut masuk ke selimut Yuna, lebih tepatnya dia ikut berbaring di samping Yuna. Bahkan tangannya tidak tinggal diam, dia juga mendekap Yuna begitu erat.

Yuna yang didekap tentu saja kaget bukan main, ia melakukan gerakan refleks dan ....

"Aaargh!"

"Ya ampun, maaf, maaf." Yuna tak senggaja menyikut perut Aksa, membuat sang empu langsung berteriak kesakitan.

"KDRT, nih!"

"Nggak-nggak!" Yuna panik, ia benar-benar tidak sengaja.

"Yang sakit yang mana? Sini gue obatin," tanya Yuna mencoba mencari letak rasa sakit Aksa.

"Di sini." Aksa malah menunjuk dadanya, lebih tepatnya di bagian hatinya.

"Kan yang kesiku perut, kok sakitnya di situ?" tanya Yuna malah terlihat seperti anak polos yang tidak tahu apa-apa.

"Abisnya lo nggak jawab perasaan gue!"

"Apa, sih?!" Akhirnya Yuna sadar kalau Aksa hanya mendramatisir rasa sakitnya.

"Mending lo balik ke kasur deh," usir Yuna merasa kesal.

"Lo aja yang ke sana, gue yang di sini."

"Yakin lo?"

"Yakinlah, sama lo aja gue yakin."

"Gaje! Awas, ya, kalau lo naik ke atas!" peringat Yuna seraya beranjak kembali ke kasur. Namun di luar dugaannya, saat gadis itu berdiri tiba-tiba Aksa menarik tangannya hingga mau tak mau tubuh minimalisnya duduk kembali. Dan ....

Cup!

"Jangan gantungin perasaan gue lama-lama," bisik Aksa setelah mencium Yuna tepat di keningnya.

Yuna terbatuk saking kagetnya, kenapa malam ini Aksa benar-benar membuat jantungnya seakan ingin meloncat dari tempatnya? Ingin rasanya Yuna memaki laki-laki yang baru saja menciumnya ini, tetapi dia sudah tidur kembali tanpa beban atau merasa bersalah sedikit pun.

***

Jangan lupa like teman-teman🤍

1
Naila
Update lagi thor seru abis ceritanyaaa😭🙏
Blurr
di tunggu updatenya thor
Blurr
ceritanya bagus yang bagus dan menarik. ngak banyak drama percintaan🌹
Blurr
thx thorr
Naila
Banyak kali dugaannyaa
Naila
Seruuuuuuuu!!!
Blurr
gitu lahh perempuan, semakin dilawan semakin bringas
Blurr
🤣🤣🤣🤣🤣
Blurr
ngak gitu bambang 😭😭
Blurr
isi cetan perempuan g ada yg berfaedah 😭😭
Blurr
🤣🤣😭😭
Blurr
sorry thor, ini cerita anak kuliah semester 5 tapi kek anak SMA. apa anak SMA cosplay jadi anak kuliah semester 5
Emyutiii: aslinya emang anak sma haha, cuma kemarin di rombak krna abis terbit jadi buku, ga etis soalnya anak sma kan umumnya gabole nikah, jadinya di rombak jadi anak kuliahan
total 1 replies
Fitrotus Saadah
haisss...yuna nekat/Facepalm//Facepalm/
Fitrotus Saadah
perempuan Gila tuh.../Angry//Angry/
Emyutiii
Worth it untuk dibaca :)
Fitrotus Saadah
Kurang ajar banget Saga...tega banget sm adiknya../Bomb//Bomb/
Fitrotus Saadah
jawab Sa, jgn salah jawab lho...tau kan cewek ngambeknya klo diberi jawaban yg salah...walaupun kdg2 apapun jawabannya selalu salah /Grin//Grin/
Fitrotus Saadah
ceritanya asyik...mengalir, bahasanya ga kaku. suka jg dg karakter tokohnya..
Fitrotus Saadah
ceritanya bagus lho...lanjut kak /Good//Good/
Fitrotus Saadah
maraton bacanya...asyik ceritanya kak /Good//Good/
Sunrise🌞: Hallo kak mampir juga yuk diceritaku
STUCK WITH MR BRYAN
Emyutiii: Makasih kak🌷
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!