Ketika takdir menginginkannya menjadi sang penguasa, dia malah ingin hidup seperti rakyat biasa, dan walaupun takdir berhasil menjadikannya seorang Dewa yang luar biasa, namun ia lebih memilih untuk menjalani hidup layaknya manusia biasa.
Kemudian, takdir kembali membawanya menuju ke jalan untuk menjadi seorang penguasa tertinggi, namun untuk mendapatkannya, ia harus melalui halangan dan juga rintangan yang sangat berat.
Sedangkan disisi lain, ada bahaya besar yang sedang mengintai seluruh semesta sehingga membuatnya harus berjuang sekali lagi demi menciptakan kedamaian.
Akankah dia berhasil mencapai jalan itu, atau malah berpegang teguh pada keputusannya? Dan apakah dia benar-benar mampu untuk menciptakan kedamaian di seluruh semesta?
Baca kelanjutannya...
Part 1 : 1-118
Part 2 : 120-
IG: @zhie_n15
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Valheinz Z.H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch-16. Serangan Badai Dimensi
Dimensi pertama, Alam Nirvana Agung.
"Yang mulia, apakah sudah ada kabar mengenai suamiku?"
Dewi Nuwa menggelengkan kepalanya, "Maaf, Luo Ning, tapi sampai sekarang aku belum menerima kabar apapun dari Lin Feng."
"Yang mulia, izinkan aku pergi menyusulnya, walaupun aku tidak bisa memberikan banyak bantuan, tapi aku akan jauh lebih tenang jika berada di sisinya" pinta Luo Ning.
"Luo Ning, kehadiranmu masih sangat dibutuhkan di sini, jadi aku tidak akan mengizinkanmu pergi menyusul Lin Feng, termasuk kalian semua."
"Tapi..."
"Luo Ning, mengertilah, suamimu adalah orang yang sangat hebat, aku yakin dia akan baik-baik saja dan mampu mengatasi semua masalah yang ada. Jadi, aku harap kau juga memiliki keyakinan yang sama denganku" sahut Dewi Nuwa.
"Baik, yang mulia."
Sejak Lin Feng pergi meninggalkan mereka, Luo Ning dan yang lainnya tidak pernah bisa tenang dan selalu saja mengkhawatirkan dirinya, oleh sebab itu, ia dan delapan Dewa lainnya mendatangi Dewi Nuwa dan meminta izin untuk menyusul Lin Feng, tapi sayangnya keinginan mereka itu malah ditolak.
"Kakak ipar, apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Zhu Lien.
"Sejujurnya aku sangat ingin menyusul Gege, tapi tidak mungkin kita bisa pergi tanpa izin dari yang mulia Dewi. Selain itu, kita tidak mengetahui dimana keberadaan Gege sekarang."
"Sudahlah, sebaiknya kita kembali ke Dunia Bawah" lanjutnya.
***
Dunia Dewa, dimensi kedua.
Setelah mendapatkan informasi mengenai keberadaan Dewa Huo, Lin Feng langsung berpamitan dengan Shen Yao, karena dia harus segera pergi ke dimensi kelima. Walaupun ia tidak mengetahui apakah Dewa Huo masih berada di sana atau tidak, tapi yang terpenting baginya sekarang adalah segera sampai di sana.
"Lin Feng, apa kau yakin ingin pergi ke sana?" tanya Shen Yao.
"Tentu saja, memangnya kenapa?"
"Perjalanan ke sana memakan waktu yang lama, sekalipun kau bisa menggunakan gerbang dimensi, tapi kau tetap akan melewati lorong dimensi yang sangat panjang, selain itu, masih ada bahaya lain yang akan mengincar mu saat melewati lorong tersebut" ucap Shen Yao.
"Aku pernah ke sana satu kali, dan saat melewati lorong dimensi, aku bertemu dengan badai dimensi ruang dan waktu yang sangat dahsyat, sekalipun kau sangat kuat, belum tentu kau bisa selamat darinya" lanjutnya.
"Lalu, kenapa kau bisa selamat dari badai itu?"
"Saat itu, aku tidak langsung menerobos badai itu dan memilih untuk menunggunya sampai menghilang. Mungkin kau bisa saja melakukan hal yang sama seperti yang aku lakukan, tapi ketika kau sampai di Dimensi kelima, kau akan sadar jika waktu telah berlalu sangat lama" jawab Shen Yao.
"Terima kasih atas peringatan mu, tapi aku akan tetap pergi ke sana" sahut Lin Feng, kemudian menghilang dari hadapan mereka semua.
Setelah meninggalkan Dunia Dewa, Lin Feng muncul lagi di daratan Xuanwu, tepatnya tidak jauh dari kekaisaran Wu, "Aku akan pergi sekarang, kau tetaplah di sini dan lakukan apa yang sudah aku perintahkan padamu" ucap Lin Feng menghubungi bayangannya.
"Baik, Tuan."
Kemudian, Lin Feng membuka gerbang dimensi didepannya, lalu melesat masuk kedalam gerbang dimensi tersebut. Sama seperti sebelumnya, setelah memasuki gerbang dimensi, maka Lin Feng akan berada di dalam lorong dimensi ruang dan waktu, hanya saja, lorong dimensi yang ia lalui kali ini terlihat lebih panjang dari sebelumnya.
Saat Lin Feng berangkat menuju ke dimensi kedua, ia juga melewati lorong dimensi ruang dan waktu, namun lorong tersebut tidak terlalu panjang, dan hanya butuh waktu kurang dari lima jam baginya untuk menemukan ujung lorong dimensi tersebut. Namun, waktu lima jam itu hanya di lorong dimensi saja, sedangkan waktu di diluar lorong dimensi terlah berlalu lebih banyak dari lima jam.
"Shen Yao memang benar, lorong dimensi ini memang jauh lebih panjang dari sebelumnya" gumam Lin Feng sembari terus melesat terbang dengan kecepatan maksimalnya.
Suasana di dalam lorong dimensi yang begitu hening dan juga sunyi membuat Lin Feng teringat dengan keluarganya, ingatan mengenai istri dan kedua anaknya mulai muncul dalam benaknya, dan ingatan tersebut menimbulkan rasa rindu yang sangat besar dalam dirinya kepada mereka bertiga.
"Perjalananku sebelumnya pasti memakan waktu yang lama, dan mungkin saja mereka berdua sudah berumur satu tahun sekarang" gumam Lin Feng.
"Long'er, Ling'er, maafkan ayah karena tidak bisa menemani kalian, setelah masalah ini selesai, ayah berjanji akan menghabiskan sisa hidup ayah hanya untuk kalian. Semoga saja kalian tidak marah pada ayah."
Dhuaarrr!
Lin Feng mendadak berhenti ketika sebuah petir raksasa menyambar kearahnya, dan beruntung ia berhasil menghindari sambaran petir tersebut, jika tidak, mungkin ia sudah terluka parah, karena kekuatan petir yang baru saja menyambar kearahnya sangatlah dahsyat, bahkan kekuatan itu jauh lebih besar daripada kekuatan petir surga.
Tidak lama kemudian, didepan Lin Feng muncul sebuah pusaran hitam yang mirip seperti pusaran angin yang sangat besar, dan dipenuhi oleh kekuatan petir berwarna abu-abu, pada saat yang bersamaan, aura kekuatan yang sangat besar langsung menimpa tubuh Lin Feng, dan membuat tubuhnya terasa seperti ditimpa oleh gunung yang sangat besar.
"Kekuatan macam apa ini?"
Lin Feng menggunakan seluruh kekuatannya untuk menahan tekanan yang berasal dari pusaran hitam tersebut, namun sebesar apapun kekuatan yang ia kerahkan, tekanan yang menimpa tubuhnya tetap saja tidak berkurang sedikitpun.
Selain itu, pusaran hitam tersebut juga terus bergerak dan semakin mendekati dirinya, tidak hanya itu saja, bahkan tubuhnya seperti ditarik dengan paksa oleh pusaran hitam tersebut. Lin Feng sudah berusaha untuk melarikan diri, namun tekanan itu benar-benar membuatnya kesulitan bergerak.
"Sial! Sepertinya tidak ada jalan lain lagi" ucapnya, kemudian menciptakan formasi pelindung berlapis-lapis untuk melindungi dirinya.
Karena sudah tidak ada jalan lain, Lin Feng pun memutuskan untuk menerobos badai dimensi ruang dan waktu tersebut. Pada saat yang bersamaan, Lin Feng juga melancarkan berbagai macam serangan dan berharap agar badai tersebut lenyap, namun usahanya sia-sia, karena semua serangannya berhasil diserap oleh badai tersebut.
Dhuaarrr!
Dhuaarrr!
"Arkhhh!" Lin Feng berteriak kencang ketika tubuhnya dihantam bertubi-tubi oleh petir tersebut. Rasa sakit mulai menjalar di sekujur tubuhnya, walaupun ia tidak terluka, namun rasa sakit itu benar-benar menyiksa dirinya.
Selain itu, formasi pelindung berlapis-lapis yang sebelumnya ia ciptakan tidak mampu menahan serangan petir itu, bahkan formasi pelindung yang ia ciptakan langsung hancur hanya dengan satu hantaman saja.
Pada akhirnya, Lin Feng berhasil ditarik oleh pusaran hitam tersebut hingga masuk ke dalamnya, dan saat ia berada didalam pusaran hitam tersebut, tubuhnya kembali dihantam berkali-kali oleh kekuatan petir yang sangat dahsyat.
Beruntung, tubuh Lin Feng dilindungi oleh jubah hitam, jika tidak, mungkin tubuhnya sudah hancur sejak pertama kali disambar oleh kekuatan petir yang sangat dahsyat tersebut.
***
Dunia Dewa.
"Arkhhh!" Luo Ning yang tengah mengobrol dengan yang lainnya tiba-tiba saja berteriak kesakitan dan memuntahkan darah.
"Yang mulia, apa yang terjadi?"
"Sa-sakit... tu-tubuhku... arkhhh!"
Pada saat yang bersamaan, Lin Hua mendadak merasakan sesuatu yang sangat buruk, bahkan dadanya mulai terasa sesak hingga membuatnya kesulitan bernapas, selain itu, jantungnya juga ikut berdetak dengan sangat kencang dan terasa seperti ditusuk-tusuk oleh jarum yang sangat banyak.
Tidak hanya itu saja, si kembar yang semula sangat tenang dan baik-baik saja, sekarang malah menangis tanpa sebab, bahkan tangisan mereka berdua sampai terdengar oleh semua orang yang ada di istana, dan hal itu berhasil membuat seisi istana menjadi panik.
"Yin Ouyang, bantu aku!"
"Zhu Lien, Zhu Ling, tenangkan si kembar!"
"Kalian bertiga, bantu ibu!" Huise bertindak cepat dan memberikan perintah pada yang lainnya.
"Yang mulia, cobalah untuk tenang, kami akan membantu yang mulia" ucap Yin Ouyang.
"Huise, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Lang Diyu.
"Aku sendiri tidak yakin, tapi mungkin saja telah terjadi sesuatu yang buruk pada Tuan!"
makin kerenn nih cerita best lah thor