NovelToon NovelToon
Married By Accident

Married By Accident

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Coffeeandwine

Riin tak pernah menyangka kesalahan fatal di tempat kerjanya akan membawanya ke dalam masalah yang lebih besar yang merugikan perusahaan. Ia pun dihadapkan pada pilihan yang sulit antara kehilangan pekerjaannya, atau menerima tawaran pernikahan kontrak dari CEO dingin dan perfeksionis, Cho Jae Hyun.

Jae Hyun, pewaris perusahaan penerbitan ternama, tengah dikejar-kejar keluarganya untuk segera menikah. Alih-alih menerima perjodohan yang telah diatur, ia memutuskan untuk membuat kesepakatan dengan Riin. Dengan menikah secara kontrak, Jae Hyun bisa menghindari tekanan keluarganya, dan Riin dapat melunasi kesalahannya.

Namun, hidup bersama sebagai suami istri palsu tidaklah mudah. Perbedaan sifat mereka—Riin yang ceria dan ceroboh, serta Jae Hyun yang tegas dan penuh perhitungan—memicu konflik sekaligus momen-momen tak terduga. Tapi, ketika masa kontrak berakhir, apakah hubungan mereka akan tetap sekedar kesepakatan bisnis, atau ada sesuatu yang lebih dalam diantara mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Coffeeandwine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

A Lovely Daughter in Law (2)

Riin merasa sedikit gugup ketika duduk di meja makan panjang yang penuh dengan hidangan lezat. Ny. Hana, dengan segala kehangatan keibuan yang memancar darinya, telah menyajikan beragam makanan khas Korea yang tampak begitu menggoda_sup kimchi yang mengepul, galbi yang dipanggang sempurna, dan berbagai lauk pauk yang tertata rapi di atas piring porselen putih. Meja itu sendiri adalah simbol tradisi keluarga yang dijaga dengan baik: kayu ek yang dipoles hingga mengilap, dihiasi taplak bordir tangan yang sederhana namun elegan.

Riin mengambil posisi di sebelah Jae Hyun, yang tanpa sadar mengambil peran sebagai penjaga diam-diamnya. Pria itu menuangkan air ke gelas Riin tanpa diminta, gerakan yang begitu alami sehingga bahkan ia sendiri tampak tidak menyadari perhatiannya. Ketika Riin dengan canggung menyendok sedikit sayur ke piringnya, Jae Hyun dengan cepat memindahkan sayuran itu dan menggantinya dengan potongan daging yang lebih banyak.

“Kau ingat aku tidak suka sayur?” bisik Riin, setengah malu namun juga merasa sedikit terharu.

Jae Hyun hanya melirik singkat, sudut bibirnya melengkung dalam senyum samar. “Aku ingat. Makan saja yang kau suka.”

Interaksi itu tidak luput dari pengamatan Ny. Hana dan Ah Ra. Keduanya berbagi pandang sejenak sebelum Ah Ra membuka mulut dengan nada menggoda. “Wah, aku tidak menyangka akhirnya bisa melihat adikku memperhatikan dan mengurus seorang gadis seperti ini.”

“Benar sekali,” tambah Ny. Hana, matanya berkilat jahil. “Eomma awalnya berpikir kau hanya membual soal memiliki kekasih. Tapi melihat sikapmu hari ini, ternyata hal itu benar adanya. Putraku sedang jatuh cinta.”

Jae Hyun mendesah, meletakkan sumpitnya dengan perlahan. “Eomma, Noona, sudahlah. Kalian hanya membuat Riin semakin tidak nyaman.”

Riin tersenyum tipis, berusaha menutupi rasa canggungnya. “Tidak apa-apa, aku mengerti,” katanya pelan. Namun, ada semburat merah muda di pipinya yang membuat Ny. Hana semakin bersemangat menggoda.

Di ujung meja, Tn. Cho akhirnya angkat bicara, suaranya dalam namun tenang. “Jae Hyun benar. Jangan terlalu banyak bergurau saat makan. Bagaimana kalau nanti ada yang tersedak?”

Semua orang tertawa kecil sebelum mulai menikmati makan siang. Suasana di meja makan perlahan mencair, berganti dengan obrolan ringan tentang keseharian. Ny. Hana sesekali menyuapi si kembar yang kembali ke meja untuk makan, sementara Ah Ra bercerita tentang kehamilannya yang semakin mendekati hari persalinan.

“Hari ini kalian menginap, kan?” tanya Ny. Hana tiba-tiba, memecah obrolan santai.

Jae Hyun menelan makanannya sebelum menjawab, “Tidak. Besok kami harus bekerja.”

“Bukankah kalian bisa berangkat dari sini? Atau, kalian ambil cuti saja. Lagipula, kulihat kau kurang sehat. Wajahmu pucat sekali,” ujar Ny. Hana, suaranya penuh kekhawatiran.

“Ini hanya flu biasa,” jawab Jae Hyun singkat, kembali sibuk memastikan bahwa Riin makan dengan baik. Bahkan tanpa sadar, ia mengambilkan lauk untuk gadis itu_gerakan refleks yang tidak bisa ia jelaskan. Ada sesuatu dalam dirinya yang membuatnya ingin menjaga Riin, bahkan dalam kebohongan ini.

“Riin~a,” Ny. Hana menoleh dengan senyum lembut. “Apa kau keberatan jika menginap? Sepertinya Jae Hyun akan cukup kesulitan untuk berkendara pulang. Lebih baik ia minum obat dan istirahat di rumah ini.”

Riin terdiam sejenak, merasa serba salah. “Soal itu... aku terserah pada Jae Hyun saja,” katanya, meskipun di hatinya ia ingin menolak. Namun, sungkan untuk berkata jujur.

“Eomma,” sela Jae Hyun, suaranya tegas namun tetap sopan. “Kami akan tetap pulang. Aku bisa memanggil Pak Kang untuk mengantar kami. Lagi pula, kami belum menikah. Riin pasti tidak akan merasa nyaman untuk menginap.”

“Ck,” keluh Ny. Hana sambil menyilangkan tangan di dada. “Padahal aku masih ingin mengobrol dengan calon menantuku.”

“Kalau begitu,” lanjutnya dengan nada setengah bercanda, “kalian harus berjanji padaku. Lakukan pernikahan secepatnya dan sering-seringlah menginap di sini setelah menikah.”

“Eomma benar,” timpal Ah Ra sambil mengusap perutnya yang mulai membesar. “Menikahlah sebelum aku melahirkan. Itu artinya kalian punya waktu kurang dari tiga bulan.”

Jae Hyun menghela napas panjang. “Mana bisa terburu-buru seperti itu. Riin harus bicara pada orang tuanya dulu, dan aku juga harus menemui mereka. Persiapan pernikahan dua kewarganegaraan tidak semudah itu.”

Ny. Hana tidak menyerah begitu saja. “Bukankah bisa melakukan pemberkatan lebih dulu sambil mengurus dokumen resmi?”

Riin, yang sedari tadi diam, akhirnya membuka mulut. “Maaf jika aku menyela pembicaraan. Tapi sepertinya bicara dengan orang tuaku membutuhkan waktu. Mereka belum mengetahui kalau Jae Hyun telah melamarku. Jae Hyun bilang ingin mengatakannya langsung.”

Ny. Hana terdiam sejenak, lalu menghela napas pelan. “Baiklah,” katanya dengan nada lebih tenang. “Silakan bicarakan hal ini lebih dulu dengan mereka. Aku harap mereka bisa menerima putraku dengan tangan terbuka... meskipun dia memang cukup menyebalkan.”

Riin hanya bisa tersenyum kecil, namun di dalam hatinya, rasa bersalah semakin menggerogoti. Semua ini hanyalah kebohongan. Keluarga yang begitu hangat ini telah memperlakukannya dengan begitu baik, seolah-olah ia benar-benar bagian dari mereka. Dan fakta bahwa ia hanya berpura-pura membuat hatinya terasa tak nyaman.

Ketika makan siang selesai, Riin berjalan ke teras untuk menghirup udara segar. Angin musim semi yang sejuk mengelus wajahnya, tapi itu tidak cukup untuk menenangkan kegelisahan yang kini menghantui pikirannya. 'Berapa lama aku bisa terus berpura-pura?' tanyanya dalam hati.

Di kejauhan, Jae Hyun memandang Riin dari balik pintu, wajahnya serius. Ia tahu, cepat atau lambat, mereka harus menghadapi kebenaran ini. Tapi untuk saat ini, dia hanya berharap kebohongan ini tidak melukai orang-orang yang mereka sayangi.

***

1
Kyurincho
Recommended
Coffeeandwine
Bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!