Pendekar Pengendara Petir

Memang manfaat dan vitalitas yang sangat murni muncul dari pil tersebut terasa. Petugas cantik terus menjelaskan segala kelebihan dari pil itu kemudian dia menjelaskan harganya.

Pil itu semua berjumlah empat pil, harga untuk satuannya dua puluh lima keping emas, untuk memiliki salah satunya harus membeli keempat pil itu. Harga awal seratus keping emas, dengan penambahan lima keping emas setiap kali penawaran.

“Seratus dua puluh keping emas!” Sambil tersenyum, Gou Long membuka penawaran, sekaligus memancing reaksi hadirin di pelelangan itu.

Tidak mau mengalah para Patriark Keluarga Utama juga menawar.

“Seratus lima puluh keping emas!”

“Dua ratus keping emas!”

“Tiga ratus keping emas!”

Dari ruang VIP nomor delapan kali ini mulai terdengar suara.

“Lima ratus keping emas!”

Suara dari kamar VIP ini sangat mengejutkan seluruh hadirin, lima ratus keping emas sungguh kekayaan yang luar biasa, ini hampir sama dengan jumlah kekayaan Keluarga Utama.

Suara yang terdengar dari ruang VIP ini agak serak dan sedikit menyeramkan, hadirin belum pernah mendengar nada suara ini dari setiap Keluarga Utama Kota Xia Yu.

“Tujuh ratus keping emas!”

Gou Long kembali memancing, dia asal-asalan saja menaikkan tawaran, dia yakin para Keluarga Utama tidak akan mau mengalah dengannya kali ini.

Hua Mei yang tau sumber pil ini dari Gou Long, terheran-heran dengan sikap Gou Long yang ikut menawar terhadap pil ini.

Sementara itu, Kakek Zhou tersenyum, dalam hati ia berkata, “Bocah ini sungguh luar biasa, sumber kekayaan yang ia miliki tidak ada habisnya.” Dia masih belum tahu pil tersebut, Gou Long lah yang meraciknya.

“Jiwa muda yang patut di contoh! Sungguh termotivasi untuk melangkah ke Ranah Langit, padahal baru berusia belasan tahun, bocah kau sangat berbakat!” ujar Kakek Zhou, memuji.

“...” Gou Long tersenyum simpul, tanpa mengucapkan apa-apa.

“Aku heran dengan Tuan Muda di kamar VIP nomor tujuh, sejak tadi terus menawar dengan harga mahal, apakah benar-benar memiliki emas sebanyak itu? He he he!”

Suara itu dipancarkan oleh penghuni kamar VIP nomor delapan, dengan nada mencemooh, yang juga merangsang hadirin di pelelangan bertanya-tanya apakah benar seperti itu?

“Ha ha ha! ... Apakah kau ingin bertaruh? Aku punya emas atau tidak?” jawab Gou Long juga membalas cemoohan itu.

“Baik! Mari kita bertaruh! Tapi sebelum itu aku akan memperkenalkan diriku terlebih dahulu, jangan sampai menyesal kelak bocah!” Suara serak dan garang menjawab.

Sehabis berkata demikian, siluet orang itu sudah tampak berdiri di depan lubang jendela yang lebar dari rumah lelang, sehingga semua hadirin baik dari ruang VIP serta di lantai bawah bisa melihat sosok orang tersebut.

Orang itu tinggi besar dengan roman wajah yang angkuh berhidung besar dengan jambang bauk yang lebat, ada banyak guratan bekas luka di wajahnya.

Dengan usia berkisar di empat puluh tahunan, dia memakai setelan pakaian hitam dengan lambang tengkorak di dada. Sambil berdiri dia juga memancarkan tekanan tenaga dalam, sehingga semua hadirin bisa merasakan tenaga dalam Ranah Bumi Tahap Puncak.

Generasi tua dan Patriark Keluarga Utama, akan mengenal laki-laki garang itu, sedangkan generasi muda, tidak kenal dengan orang itu. Dia adalah Patriark dari Sekte Lembah Tengkorak, orang ini sangat susah untuk diladeni, bukan karena ilmu silatnya yang sangat tinggi tapi rasa tanpa malu yang menjijikkan.

Apa yang akan diucapkan selalu berlawanan dengan apa yang akan dikerjakan, dia bernama Kun Hong.

Sebenarnya Patriark Kun, sudah mengirimkan dua pembantu utama sekte-nya beberapa hari yang lalu ke Kota Xia Yu. Yaitu si Iblis Muka Codet dan si Iblis Kingkong Besar, sayang! Sampai saat kehadirannya di Kota Xia Yu. Dia belum mendapatkan kabar dari kedua pembantu itu, sampai akhirnya, dia menemukan dua sosok mayat hangus di hutan kota yang diyakini itulah pembantu utamanya.

Sambil menyelam minum air begitulah perumpamaan, sembari mencari pembunuh pembantu utama, ia juga ikut pelelangan ini. Dengan harta yang dibawanya bukan hal sulit untuk menjadi anggota VIP di rumah lelang ini.

“Aku Patriark Sekte Lembah Tengkorak, Kun Hong, aku ingin melihat wajahmu bocah!” lanjut Kun Hong.

Hadirin sama berpikir. “Sungguh sayang Tuan Muda itu, harus berurusan dengan orang paling susah diladeni di Daerah Selatan ini.”

Gou Long sendiri tidak mau mengalah, dia juga bangkit dan memperlihatkan postur tubuh ke khalayak ramai. “Junior bernama Gou Long! Salam kenal pada para senior sekalian!” teriak Gou Long, gaya perkenalannya ramah pada semua hadirin.

Tapi, tanggapan para hadirin berbeda ketika mereka melihat wajah Gou Long, sebagian besar berpikir. “Tidak dapat disangka, si pucat yang kalah dari Tuan Muda Zhang Ceng tempo hari inilah orangnya, penampilannya sungguh rudin tempo hari, sekarang malah jadi seperti Tuan Muda Keluarga Utama.”

Sebagian lagi malah mencemooh, “Ha ha ha! Rupanya si muka pucat yang rudin, mungkin dia tidak memiliki emas sebanyak ucapannya, hanya suaranya saja yang besar.” Begitulah berbeda-beda cara pikir setiap hadirin.

“Baik sekarang taruhan yang bagaimanakah yang akan senior jalankan!” Gou Long langsung bertanya.

“Taruhannya mudah saja, kalau kau bisa membuktikan kau punya banyak emas, akan aku naikkan tawaran Pil Kondensat menjadi dua ribu keping emas,” jawab Kun Hong, tersenyum licik.

Tidak mau bertele-tele, Gou Long meleset turun ke depan gadis petugas pelelangan. “Baiklah! Gadis ini yang menjadi jurinya!” ucap Gou Long, kemudian mengeluarkan seribu keping emas dari cincin semesta-nya.

Cahaya keemasan segera memenuhi ruangan, semua hadirin merasakan sesak nafas ketika Gou Long mengeluarkan emas seperti orang makan nasi saja, sangat mudahnya.

“Apakah masih mau dihitung!” Gou Long kembali mengeluarkan seribu keping emas lagi.

Dengan cepat, dia memasukkan kembali emas-emas itu ke dalam cincin semesta lalu berkata, “Sekarang giliran kau menepati taruhan, tawar pil itu seharga dua ribu keping emas!”

“Tidak perlu terburu-buru bocah! Kalau kecepatan malah jadi tidak seru.” Kun Hong mulai mengelak dari taruhan yang dibuatnya.

“Kau mencoba mengelak! Jangan salahkan generasi muda ini menggunakan kekerasan.” Gou Long melesat ke arah Kun Hong, dengan pukulan tangan kosong.

“Tahan pukulan!” Kakek Zhou ikut melesat, menengahi tepat sebelum pukulan Gou Long mengenai Kun Hong.

“Bocah! Kau sungguh ingin diusir dari pelelangan ini?” tanya Kakek Zhou.

“Tuan Muda! ... Tolong patuhi peraturan di rumah lelang, di setiap pelelangan tidak boleh ada pertarungan atau tuan muda akan dicabut keanggotaan VIP-nya dan di larang dari pelelangan untuk selamanya.” Gadis petugas ikut memberikan penjelasan.

“Maaf kecerobohan ku! Dan terima kasih atas nasehatnya!”

Gou Long dan Kakek Zhou melesat kembali ke ruang VIP mereka.

Gadis petugas melanjutkan pelelangan dengan mulai menghitung penawaran terakhir dari Gou Long.

“Tujuh ratus keping emas pertama!”

“Tujuh ratus keping emas kedua!”

“Delapan ratus keping emas!”

“Delapan ratus lima puluh keping emas!”

“...” Tawaran masih terus naik.

“Seribu keping emas!”

Penawaran ini dilakukan oleh Penguasa Kota Xia Yu, dia tidak menahan diri lagi. Ranah Langit sangat didambakan oleh para pendekar Daerah Selatan karena memang jarang ada yang berhasil mencapainya.

Seribu lima puluh keping emas, akan menjadi batasan Keluarga Utama, walau Ranah Langit sangat didambakan, mereka tidak mau mengeluarkan emas lebih dari seribu lima puluh keping emas keping.

“Seribu seratus keping emas!” Kun Hong menaikkan tawaran.

Kun Hong memang sudah berniat mempermainkan Keluarga Utama, dia mana mau membayar seribu keping emas lebih untuk pil itu. Tapi, dia telah memperhatikan para Patriark Keluarga Utama saling bersaing untuk pil tersebut, apa salahnya kalau dia ikut memancing di air keruh ini?

“Bocah! Bukankah sekarang menjadi seru! Ha ha ha!...” Dia mengolok-olok Gou Long

Dengan wajah kelam membesi dan ketenangan yang menurun Murong Sun kembali menawar, “Seribu seratus lima puluh keping emas!” ucapnya dengan lemah

Semua hadirin mendengar ini, walau suaranya lemah bahkan sedikit kecil.

Setelah menunggu sesaat, dan tidak ada yang menawar, petugas mulai menghitung hingga akhir hitungan ketiga, tidak ada penawaran lebih, maka Pil Kondensat Ranah Langit dimenangkan oleh Penguasa Kota Xia Yu.