Ini kisah cinta Sinaga, pria beristri yang jatuh cinta pada wanita yang mengandung anaknya. Mereka bukan kekasih, bukan musuh. Mereka hanya orang asing yang terjebak oleh keadaan. Karena satu malam, Moza hamil. Bagaimana Moza menjalani hidupnya? Apa Naga tahu, bahwa wanita asing itu mengandung benih yang tak sengaja ia tanam.
Follow akun Instagram Sept
Sept_September2020
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sept, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pria Beristri
18+ Istri Gelap #16
Oleh Sept
Sembari menunggu Moza siuman, Naga berbicara dengan pengawalnya. Memerintahkan sebagian untuk membereskan rumah Moza, terakhir ia berkelahi di sana, banyak barang yang hancur. Malam itu juga, ia meminta pada anak buahnya untuk menata semua seperti semula. Meski tak ada niatan untuk melepas Moza dan putrinya di tempat itu lagi. Hanya saja, ia tidak mau meninggalkan jejak kekacauan di sana.
Selesai berbicara pada anak buahnya, kini ia berbalik. Naga masuk ke dalam ruang rawat Moza, diliriknya Sendy yang mengelayut manja pada Arka. Ingin ia mengambil alih Sendy dari gendongan Arka, tapi tubuhnya kini terasa sakit semua. Pukulan yang ia terima beberapa saat lalu, sakitnya baru ia rasa.
Dari jauh, Arka juga melirik ke arah Naga, “Obati dulu lukamu, biar aku yang jaga mereka.”
Naga menatap tubuhnya sendiri, pakaian yang melekat padanya sudah banyak tercampur noda darah di mana-mana. Belum lagi rasa memar di sekujur tubuhnya. Meski tak ingin meninggalkan ruangan itu, akhirnya Naga pun pergi. Ia meninggalkan banyak penjagaan di depan kamar, tak seorangpun bisa masuk.
Setengah jam kemudian.
Naga sudah berganti pakaian, kini ia memakai setelan baju rumah sakit. Ketika akan masuk ke dalam, kakinya berhenti tepat di depan pintu. Suara Moza membuat pria itu diam terpaku sembari memegang handle pintu. Naga sedang menguping.
“Bawa kami pergi dari sini, Mas!” terdengar dari luar suara Moza pada dokter Arka, wanita itu meminta Arka membawanya keluar dari rumah sakit dan kabur lagi.
“Terlalu banyak penjaga di luar, Moza.”
“Tapi aku harus pergi dari tempat ini, Mas. Madam sudah muncul, ia pasti akan terus mengejarku.”
Dokter Arka diam sesaat, kemudian membelai rambut Sendy yang terlihat mengantuk. Mungkin anak itu kelelahan, hari ini benar-benar kacau untuk anak seusia Sendy.
“Akan aku carikan jalan,” janji Arka.
Moza mengusap wajahnya dengan putus asa, kemudian merintih karena perih yang terasa di bagian perutnya. Melihat hal itu, Arka langsung bangkit. Pria itu mencoba memeriksa bekas jahitan yang diperban tersebut. “Jangan banyak bergerak, lukanya masih basah!”
Arka menatap wajah Moza yang tertunduk, “Mengapa kamu menangis? Bukankah Sendy sudah ditemukan?” tambah Arka.
“Bagaimana kalau pria itu menginginkan Sendy juga?” Moza cemas, karena saat ia sadar, Arka menceritakan semua kejadian pada dirinya. Bagaimana Arka mengatakan Sendy adalah anak Naga dan bagaimana pria itu membawa Sendy kembali.
Mungkin tidak tahan melihat Moza yang menitihkan air mata, tanpa sadar tangan Arka mengusap pipi Moza.
KLEK
Terdengar suara pintu terbuka, Naga yang melihat seolah dua orang itu sedang bermesraan nampak makin geram. Sendy di atas sofa sendirian, sedangkan Moza dan Arka? Bila dilihat dari jauh dan nampak dari belakang, mereka seperti sedang melakukan adegan mesra.
Ditambah lagi dengan apa yang baru saja ia dengar di luar kamar, perihal Moza yang ingin pergi dan membawa anak mereka. Jangan harap, Naga tak akan melepaskan Sendy begitu saja. Anak itu adalah darah dagingnya.
“Sudah bangun?” tanya Naga namun dengan raut muka dingin.
Moza mengangguk pelan, kemudian kembali berbaring. Dari pada menatap Naga yang sedang mengajak ia bicara, Moza memilih menatap putrinya.
Arka sudah kembali ke tempatnya, ia kini bersama Sendy. Memberikan waktu bagi Naga untuk bicara pada Moza.
“Bisa tinggalkan kami?” ucap Naga, Moza dan Arka langsung saling menatap.
“Biarkan dokter Arka di sini!” Moza mana mau ditinggal berduaan bersama Naga.
“Dokter ... bisa tinggalkan kami berdua?” Naga meminta dengan penuh penegasan, dan Arka tahu itu. Pasti Naga ingin diberikan privasi.
“Aku keluar dulu!” Arka menatap Moza.
Wanita itu nampak tak nyaman ketika ada Naga di dekatnya, meskipun ada Sendy juga di ruangan itu. Setelah Arka keluar, Naga ganti mendekati Sendy. Dilihatnya lekat-lekat, wajah damai yang sedang tertidur itu.
“Dia putriku, kan?” tanya Naga tanpa menatap Moza, karena ia sedang mengamati Sendy dari dekat.
Moza merasakan ada kemarahan dalam kata-kata pria itu, pria yang belum ia ketahui namanya.
“Mengapa diam?” Naga memutar tubuhnya, ia berbalik dan berjalan menuju arah ranjang. Ditatapnya Moza dalam-dalam, ia ingin mendengar dari bibir wanita itu sendiri. Bahwa ia adalah ayah dari anak itu. Gadis kecil yang kini sedang lelap, setelah mengalami peristiwa yang pasti akan menimbulkan traumatis sendiri nantinya.
Lidahnya keluh, kerongkongan Moza seakan kering kerontang. Ia tidak bisa menjawab pertanyaan Naga, wanita itu mendadak bisu. Mematung tak bicara.
“Mengapa kau lari saat itu? Harusnya katakan apa yang sudah terjadi!” sentak Naga yang marah, ia teringat rencana Moza yang ingin kabur lagi darinya.
“Kamu ingin aku datang mencarimu? Ini konyol, tiba-tiba ada wanita yang datang padamu dan mengaku hamil.” Terang Moza yang sudah mulai bersuara.
Keduanya kembali teringat kejadian tak disengaja di malam itu, kejadian yang membuat Moza jadi hamil.
“Tetap saja kamu harus mengatakannya,” ucap Naga yang nadanya sudah mulai merendah.
Mereka kembali terdiam, suasana di dalam kamar serba putih itu kembali hening.
“Keluar dari rumah sakit, ikut denganku!”
Suara Naga membuat Moza cemas, ikut bersama pria itu? Bagaimana ini? Padahal ia ingin pergi jauh. Batin Moza sedang berkecamuk.
“Maaf, aku memiliki rencana sendiri.” Wanita yang sedang cedera itu berusaha menolak halus permintaan Naga.
“Rencana sendiri?” Naga tersenyum miris, wajahnya berubah sinis.
Moza bisa merasakan hawa dingin dari pria yang belum ia ketahui namanya tersebut.
“Kau mau pergi dengan dokter itu? Ingat Moza, anak siapa yang kau bawa!” tuduh Naga dengan sorot mata tajam. Ia marah, mengingat rencana Moza yang ingin terus lari dari sisinya. Mungkin cemburu itu mulai ada, namun Naga belum menyadarinya.
“Aku bahkan tak mengenalmu, lalu mengapa harus ikut denganmu?” Moza balik menyerang kata-kata Naga.
Naga semakin tersenyum miris, mereka sudah tidur bersama. Dari kisah semalam itu telah lahir seorang anak. Tapi mereka belum saling mengenal, meski Naga lebih tahu banyak tentang Moza.
Untuk menjawab pertanyaan dari Moza, Naga mengeluarkan dompet miliknya. Ia menarik selembar kartu nama yang terselip rapi di salam sana.
“Lihat ini, tidak ada alasan lagi untuk mengelak ikut bersamaku!” Naga mengulurkan kartu nama miliknya, ia yakin wanita di depannya tak akan menolak bila tahu siapa sesungguhnya dirinya.
Moza hanya melirik sekilas, dilhatnya logo Sanrio group. Ia malah tersenyum sinis. Kemudian mengembalikan kartu nama itu kepada pemiliknya.
“Anda sudah menikah, mari selesai sampai di sini!” Bersambung.
Sinaga dari Sanrio Group, meski bukan penyuka gosip di media. Tapi Moza acap kali mendengar gosip dari pewaris Sanrio tersebut. Tentang pernikahan dan skandal keluarga yang selalu wara-wiri di banyak media masa. Kenyataan bahwa ayah biologis Sendy sudah beristri, menjadi titik terang bagi Moza untuk mundur.
Yang punya Instagram kenalan... yuk...
Instagram Sept_September2020