NovelToon NovelToon
Cinta Disaat Membenci

Cinta Disaat Membenci

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: QUEENS RIA

Fahira harus menelan pil pahit setelah kematian ibu nya, ia harus di jodohkan dengan orang yang telah membuat ibunya meninggal dunia.

Mengandung anak bukan alasan untuk Fahira harus menjalani hubungan pernikahan (rahasia) di sekolah, Sisi lain Fahira tidak mau mengorbankan masa depan yang panjang karena ia masih kelas 3 SMA.

Seiring berjalannya waktu, kebencian Fahira berubah menjadi cinta. Tentunya itu tidak semulus yang mereka harapkan.

Bahkan kedua nya sempat berpisah dengan waktu yang cukup lama dan akhirnya bersatu kembali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15. Ketakutan Fahira.

Keesokan harinya, Fahira memoles wajah secantik-cantiknya dengan segeprak alat makeup pemberian dari Rey kemarin.

Fahira dengan leluasa menyulap wajah yang terlihat kucel menjadi sangat sempurna.

Lebih sempurna lagi disaat kepala nya sudah di lilitkan hijab berwarna putih sesuai warna seragam. Penampilan Fahira yang sekarang bagaikan bidadari turun dari langit.

Merasa sudah cukup, parfum disemprotkan di seragam sekolah nya sebagai pelengkap penampilan.

Fahira keluar dari kamar dengan penuh semangat, menyalimi punggung telapak tangan kedua orang tua nya yang sudah di ruangan makan keluarga.

Eca sampai melongo melihat perubahan drastis dari saudara tirinya. "Cih, apaan sok cantik"

Fahira gak menjawab gerutuan Eca, dia duduk dan mulai sarapan sembari menunggu Rey datang ke rumah untuk pergi ke sekolah bersama.

"Fahira" Panggil Pak Slamet yang tak bisa berkedip mata melihat putri nya terlihat beda.

"Iya, kenapa pah"

"Kemarin kamu pergi sama Rey cuma ingin merubah penampilan kamu jadi seperti ini?"

"Iya pah, Rey yang minta aku untuk merawat diri mulai sekarang" Jawab Fahira.

"Perhatian banget ya Rey sampai buat kamu cantik seperti itu" Timpal Bu Vio.

"Heum..." Pak Slamet mulai senyum-senyum sendiri. "Mungkin Rey ingin istri nya itu tampil cantik di mata semua orang mah"

Bu Vio ikut tersenyum "Oh gitu ya pah, Heum.. Secantik-cantiknya Fahira, tapi lebih cantik anak kesayangan mamah sih" Katanya dengan lirikan ke arah Eca.

Eca membelalak tipis, dalam hatinya pun berkata 'tumben apa nih mamah muji aku'

"Iya mah, soal kecantikan... Fahira pasti akan selalu kalah sama Eca" Fahira ikut memuji. Sekaligus merendah diri.

"Fahira, kamu diem deh"

Sehabis bicara, Eca melanjutkan sarapannya.

"Nah gitu akur sebagai saudara, mamah kan senang lihat kalian"

Dari mana letak akur nya, Eca kini lagi melotot tajam ke Fahira. Tapi Fahira seperti biasa menyambut nya dengan senyuman ke wajah kesal nya Eca.

Eca melihat jam tangan, dia bangkit untuk mencuci piring yang kotor di meja makan. Seraya membuat Bu Vio tak percaya.

"Udah biar mamah aja yang nyuci, nanti kamu telat masuk nya" Cegah Bu Vio.

Eca melihat Fahira telah berubah, lantas Eca bertanya pada diri sendiri, Fahira saja bisa berhijrah, kenapa dia tidak bisa?

Selama hidup, gadis itu tak pernah membantu ibu nya dalam membersihkan seluruh rumah nya.

Sadar diri kenapa ibu nya selalu matah-marah, Eca memutuskan untuk merubah diri seperti yang di lakukan saudara tiri nya.

"Gak apa-apa mah, lagi pula Eca kan kebal hukuman toh di sekolah?" Dengan pede nya Eca berbicara seperti itu.

"Jangan bilang seperti itu Eca, haduh gimana ya ngomong nya." Bu Vio mendadak diam, kalau beliau melanjutkan pembicaraan, takut nya menyinggung perasaan Eca.

"Ca, biar saya bantu ya" Fahira menghampiri yang tiba-tiba menyalakan keran wastafel.

Eca mendorong pelan dada Fahira. "Gausah, kamu berangkat aja duluan, tunggu Rey di depan rumah"

"Fahira" Bu Vio memanggil sambil menggeleng kepala memberi kode untuk tidak merecoki Eca.

"Oke mah"

Dari arah dapur, Fahira melangkah ke pintu rumah. Tak lama Rey datang tepat waktu dengan Fahira yang sudah siap untuk berangkat.

Fahira menyalimi kedua orang tua nya, dan pamit ke Eca yang masih sibuk dengan piring, wajan dan gelas kotor.

Lima belas menit mereka sudah sampai ke sekolahan, Fahira turun dari motor, dia duduk di teras masjid sekolah sambil menunggu Rey memarkiran motor.

Gabriel dan Rangga yang baru saja datang langsung melongo. Terutama untuk Rangga yang kemarin meninggalkan Fahira demi mendapatkan kecantikan Eca, saat melihat perubahan Fahira ia langsung menyesal telah putusin gadis itu.

"Makin cantik anjir Fahira" Kata Rangga.

Gabriel menoleh tajam, merasa ia lah yang memiliki Fahira "Kamu sudah ada Eca, inget bro. Fahira milik saya!" Kata Gabriel.

"Lah ngaku-ngaku, kan Fahira milik Rey" Kata Rangga terkekeh.

"Selagi janur kuning belum melengkung, siapa aja boleh dapat!" Kata Gabriel.

Fahira menoleh kedua pria itu, dan tersadar Rey ada di belakang mereka. Fahira bangkit dari duduk, membelah kedua orang itu, memilih untuk menghampiri Rey dari pada harus mendengar ocehan mereka berdua.

"Duh kok, saya sedikit patah hati ya lihat mereka berdua jalan" Batin Rangga.

Gabriel langsung melerai pegangan tangan mereka.

"Ngapain pegang-pegang tangan?!" Kata Gabriel. Rey mengerut kening, dia yang melihat sampai bingung sendiri, kenapa nih bocah?.

Fahira sebenarnya prihatin kalau lihat Gabriel seperti itu. Dulu pasca kejadian pemerkosaan dan juga putus cinta mengingat Rangga di rebut oleh saudara nya. Gabriel lah yang terus menyemangati Fahira sampai dia bangkit dari luka nya. Apa lagi Gabriel merasakan getaran cinta untuk pertama kali saat bertemu Fahira di sekolah sejak kelas satu SMA.

"Udah Gabriel jangan buat ulah" Pinta Fahira.

Gadis itu semakin hari, semakin berani untuk menindak orang yang berbuat salah.

Kehadiran Rey di sekolah terlalu berdampak untuk Fahira, selagi membawa luka, dia juga yang menutupi kekurangan Fahira dan selalu mendorong nya agar menjadi lebih berani.

"Dimana kamu yang dulu yang selalu diam dan takut pada semua orang Fahira?" Kata Gabriel.

"...." Fahira terdiam. Gadis itu gak berani jawab. Merasa Fahira tidak nyaman, meminta Rey membawa dirinya untuk masuk ke dalam kelas.

Gabriel menghadang nya dari depan. Rangga pun ikut menghadang.

"Kalian ini ngapain?" Kata Rey.

Gabriel menarik lengan Fahira, Rangga menendang perut Rey hingga terjungkal.

Hingga akhirnya Fahira di bawa oleh Gabriel untuk masuk ke dalam kelas. Kepalan tangan dari Rey seakan sudah mengerat, memberi isyarat untuk memberi mereka pelajaran karena berani pegang-pegang istri nya.

"Rey" Eca yang baru saja datang menghampiri dan melihat kejadian tersebut. Beruntung amarah Rey di cegah oleh Eca.

"Fahira dan Gabriel itu ada hubungan rahasia, jangan di ganggu, Fahira akan menyelesaikan itu dengan nya"

Rey menoleh ke arah sambil mengernyitkan kening. "Hubungan apa ya?"

"Jangan ikut campur dulu, Fahira tadi curhat semalam sama saya di kamar soal pernikahan kalian" Kata Eca.

"Oh yaudah" Jawab Rey dengan santai nya.

Eca menoleh ke arah depan, dan baru menyadari kalau ada Rangga yang ikut mengganggu Fahira.

"Lah kenapa pacar saya ada disana?" Kata Eca.

"Entah lah" Rey kembali melanjutkan langkah kaki untuk masuk ke dalam kelas. Pandangan Rey mengunci ke gerakan Gabriel yang terus bersama Fahira.

Siapa sangka, Eca main nyelonong untuk membuat keributan diantara mereka.

PLAK!!

BUGH!!

Tamparan dan injakan kaki yang keras dari Eca, membuat Rangga kaget bukan main.

"Kamu ngapain mau pegang-pegang tangan Fahira?"

"..." Rangga hanya bisa diam dan menelan saliva nya.

"Mau ganjen sama saudara saya?!"

"E-Enggak beb sumpah"

"Dan kamu juga Gabriel!"

"APA?!" Bentak Gabriel.

Eca memeluk lengan Fahira dan mengajak nya berjalan. Eca sekarang sudah gak sama sekali ada niat untuk membully Fahira.

Justru Eca mengajak Fahira ke kelas bersama meninggalkan Gabriel dan Rangga disana.

Perubahan Eca dipicu oleh permintaan maaf dari Fahira yang semalam, sempat ada tolakan dari Eca, tapi Fahira terus meyakini Eca dan memberi tahu cara agar ibu nya memberi perhatian kepada dirinya.

Termasuk situasi Eca, yang dimana ia mendadak mencuci piring sebelum berangkat sekolah, dan omongan Fahira itu nyata terbukti.

Rey tersenyum, dengan helaan nafas lega dia menghampiri Gabriel, kepalan tangan Rey sedikit bersilaturahmi dengan perut Gabriel yang membuat nya mengaduh.

"Dengar ya Ril, kalau kamu berani sentuh Fahira lagi, tindakan saya akan lebih sadis dari ini" Bisiknya. Sebelum akhirnya Rey memasang kupluk hodie nya dan berjalan sambil memasukan kedua telapak tangan di saku-saku sweater nya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!