Menanggung Beban Orang Tua Toxic

Hari pertama untuk Ema bekerja sebagai sekertaris Grey, gadis itu mempelajari beberapa hal dari Neon sebelum pria itu memutuskan untuk benar-benar keluar dari perusahaan

“Sangat melelahkan!”. Batin Ema Pekerjaan itu bukanlah pekerjaan yang dia minati “bekerja di departemen pemasaran sudah sangat bagus, kenapa harus di pindah kesini sih”. Gadis itu mengeluh

Dengan banyaknya dokumen di depannya di tambah lagi dia harus mengurus seorang pria yang jauh lebih tua darinya pria yang belakangan ini bertingkah sangat aneh

Grey baru saja datang menatap Ema dengan seringai yang membuat gadis itu tidak nyaman

“Selamat pagi pak”. Sapa gadis itu dengan menunduk hormat, Grey duduk di tempat

“Hhmmm”. Jawab pria itu singkat, Grey mengacungkan tangannya menyuruh gadis itu untuk mendekat “Kemarilah Ema”

Gadis itu menurut dengan polosnya, Grey menunjuk pundaknya memberi isyarat agar gadis itu memijitnya

Apa ini hal wajar? Apa ini memang pekerjaan seorang sekertaris? Kenapa aku merasa aneh ya. Gadis itu bergumam sendiri tetapi dia tetap melakukan apa yang di suruh oleh pria itu

Grey melepaskan jasnya saat Ema hendak memijit pundaknya dia masi bisa merasakan lembut dan hangatnya jari jemari gadis itu yan seperti menari di pundaknya

Aku menyukainya. Gumam Grey . Tapi aku tidak bisa terburu-buru gadis ini cukup pintar

“Kau masih kuliah?”

“Ya”. Jawab Ema singkat masih fokus memijit pria itu

“Lalu kapan waktu mu untuk berkuliah? Sepertinya kau mempunyai jadwal yang padat”.

“saya mengambil kelas on line pak, jika harus ke kampus saya akan mengambil kelas malam sama seperti teman-teman saya yang lain”

Grey manggut-manggut dia masih menikmati pijitan Ema, gadis itu tersentak kala tangan Grey menyentuh lengannya

“sedikit ke atas, di sana rasanya pegal”.

Tangan Grey tertuju pada leher pria itu menunjuk jika Ema perlu memijitnya di bagian sana

Ck seperti ini rasanya. “Hentikan!”. Grey menyingkirkan tangan gadis itu bersamaan dengan kegilaan yang ada di benaknya

Ema kembali ke mejanya mengurus kembali semua keperluan nya sebagai sekertaris Grey, mereka juga akan kembali ke kota X untuk peresmian  proyek akan berjalan

Untung juga Leo dan linda sudah berada di tempat yang aman, meski harus meninggalkan mbah Gin. Ema bergumam . Sebaiknya kami mengunjungi mbah Gin sesekali kasihan juga dia tinggal sendiri

Setelah Kontrak yang  di berikan oleg Grey pada dirinya semua hal mengenai Ema benar-benar di tanggung oleh Grey

Adik-adiknya sudah pindah sekolah ke sekolah yang lebih baik juga tempat tinggal mereka, Grey memberikan salah satu Apartemennya untuk mereka tinggali

Tapi jika di pikir-pikir lagi, bukankah ini terlalu berlebihan pak Grey tentu akan meminta bayaran untuk semua ini. Ema menghela nafas dia mencuri pandang ada Grey yang masih fokus dengan pekerjaannya

“Apa kau akan memandangi ku seperti itu terus?”. Tanya Grey tanpa menoleh padanya

“Tidak, maafkan saya”.

Sebagai seorang sekertaris Ema juga harus mengetahui seluruh jadwal Grey seperti siang ini pria itu akan melakukan beberapa sesi pertemuan dengan klien mereka

Dia sendiri harus bersiap untuk apa yang di perlukan oleh Grey

“Pak akan ada pertemuan jam 2 siang dengan CEO perusahaan G Entertaiment, artis mereka akan menjadi ambasador produk baru yang akan keluar”. Jelas Ema memberikan informasi berupa surat resmi dan email

“Hmmm”. Cepat juga dia beradaptasi dengan lingkungan pekerjaan seperti ini, padahal dia masih sangat muda dia bahkan tidak melakukan kesalahan besar. Batin Grey dia semakin percaya jika menempatkan Ema di sisinya adalah hal yang baik

“Kalau begitu persiapkan semua”

“Baik, saya sudah mempersiapkan semua yang anda butuhkan”

Siang.

Kedua insan itu sudah berada di sebuah restoran yang di pesankan oleh klien mereka, ada beberapa orang di sana termaksud artis yang mereka rekomendasikan

Seorang pemuda tampan berusia 23 tahun yang karirnya sedang melejit saat itu

“Halo selamat siang”. Sapa Ema dengan sopan kala direktur dari peruahaan G Enterteiment berdiri menyambut mereka

Pria berusia setengah abad itu langsung tertuju pada Ema, wajah Ema yang cantik mata bulut dan tubuh yang ramping adalah salah satu kriteria artistnya

“Selamat siang Tuan Grey dan kau…?”

“Saya Ema, pengganti pak Neon sebagai sekertaris pak Grey”

“Ah baiklah, saya sampai salah mengira jika kau adlah artist baru yang di rekomendasi kan oleh Tuan Grey”

Ema mengangguk dia melirik ke arah Grey, dia menyediakan tempat duduk yang nyaman untuk Grey sementara dia tetap berdiri di samping Grey

Pemilik perusahaan Entertaiment itu langsung menjelelaskan konsep yang mereka gunakan untuk mempromosikan produk baru perushaan Grey

“Perkenalkan dia Hosea, kami sudah mengirimkan data pribadinya pada anda dan saya membawanya langsung untuk anda nilai”

Hosea menundukan kepalanya dengan hormat menunjukan kesopanan seperti yang di didik oleh perusahaan kepadanya

“Ya aku menyetujui konsep dan artist kalian”. Seperti biasa Grey yang tertarik dengan bisnis entertaiment itu menjalin kerja sama dan menjadi investor nomor satu di sana “Jadi aku tidak ingin ada kesalahan, lakukan seperti biasa”

“Baik tuan”. ucap pria tua itu lalu kembali melirik pada Ema .Gadis ini cantik juga, jika dia bekerja di perusahaan ku sepertinya dia akan menarik kalangan muda

Begitu juga dengan Hosea pria muda itu seperti mengenal Ema, dan benar mereka berada di universitas yang sama

Dia Ema gadis miskin itukan, aku melihatnya beberapa kali hampir saja aku tidak mengenalnya dia terlihat sangat berubah

“Ada apa?”. Tanya Direktur perusahaan itu saat melihat artisnya yang fokus pada Ema “Kau mengenalnya?”. Bisik pria itu dengan pelan

“Dia satu kampus dengan ku pak”. Jelas Hosea

“benarkah? Wah sebaiknya kau berhubungan baik dengannya aku ada rencana untuk memasukannya sebagai salah satu artist”

Hosea tersentak hubungannya bersama Ema tidak dekat tapi mendengar perintah sang direktur ada hal yang ter tantang dalam hatinya untuk mendekati gadis itu

“Bisakah kakian berhenti memandangnya seperti itu?”. tanya Grey dengan tegas “Dia sekertaaris ku, dia tidak akan masuk entertaiment manapun”. Jelas Grey menghancurkan harapan Hosea dan Direktur perusahaan di sana

“Hahaha Tuan Grey memang sangat peka, maafkan kelancangan kami tuan”. ucap Direktur itu malu “Kalau begitu terimakasih untuk ketersediaan anda datang kesini, kami akan melakukan yang terbaik seperti yang anda inginkan”

Hosea ikut menunduk kala pimpinannya mengucapkan terimakasih pada Grey tapi sesuatu dalam hati pemuda itu tidak lupus begitu saja.

Tapi gadis ini menarik juga, apa aku harus menyerah?. Gumam Hosea. Ku dengar dia memang sangat pintar di angkatannya, tapi untuk menjadi sekertaris di perusahaan besar seperti Bird Group itu adalah suatu yang mustahil