NovelToon NovelToon
Jerat Pesona Duda Beranak 1

Jerat Pesona Duda Beranak 1

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Romansa
Popularitas:16.8k
Nilai: 5
Nama Author: Banggultom Gultom

Melissa Permata Sari, gadis muda yang nekat menjual keperawanannya demi melunasi utang keluarganya sebesar 150 juta. Di hotel tempat "transaksi" berlangsung, ia justru bertemu Adrian Sutil, pria tampan dan kaya yang bukan mencari kesenangan, melainkan seorang pengasuh untuk putrinya yang berusia tiga bulan.

Adrian memberikan penawaran tak biasa: jika Melissa berhasil membuat putrinya nyaman, separuh utang keluarganya akan lunas. Namun, ada satu masalah—Melissa belum bisa memberikan ASI karena ia masih perawan. Meski sempat ragu, Adrian akhirnya menerima Melissa sebagai pengasuh, dengan satu syarat tambahan yang mengubah segalanya: jika ingin melunasi seluruh utang, Melissa harus menjadi lebih dari sekadar pengasuh.

Bagaimana Melissa menghadapi dilema ini? Akankah ia menyerahkan harga dirinya demi keluarga, atau justru menemukan jalan lain untuk bertahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Banggultom Gultom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

"Ah, Melissa ...."

Adrian merasakan geli dengan gelayar aneh saat Melissa terus mencium-cium dadanya. Sentuhan hidung mulut mungil wanita itu menciptakan perasaan gelisah, bahkan tangannya mengepal menahan gejolak dalam hati. Sensasi yang diberikan oleh Melissa akan kegiatan tersebut sangat luar biasa.

"Hmm, Melissa cukup!"

Adrian menaikkan punggung dan wajah Melissa dari dadanya.Pikirannya mulai tak beres, ia tidak ingin membangunkan sesuatu yang sedang damai. Kini napasnya seperti diburu, Adrian seakan tengah menahan sesuatu.

"Kenapa?" Perempuan hamil itu cemberut, seakan tidak rela kegiatannya diberhentikan. "Pelit banget!"

"Melissa, kamu gak tau urusannya. Hmm, kalau suka wangi kayak gini, pakai saja parfumku!" jawab Adrian memberi pengertian.

"Gak ada keringatnya!" Melissa mulai merengek.

Adrian bergerak membuka bajunya, Melissa berpikiran jika Adrian akan memberikan tubuhnya lagi untuk diendus. Namun, ternyata pria itu hanya memberikan kemejanya.

"Ini aja!"

Seusai itu, Adrian buru-buru masuk kamar mandi untuk menyejukkan kondisi tubuhnya setelah dibuat panas oleh wanita yang ia hamili. Sementara, Melissa sendiri semakin masam karena yang ia inginkan adalah tubuh Adrian bukan bajunya.

"Kenapa si aneh. Malah dikasih bajunya!"

***

Tengah malam. Melissa kembali tidur dengan Adrian. Malam ini tidak ada bantal yang menghalangi mereka karena Adrian diminta untuk memakai pakaian. Meski Adrian menoleh, Melissapi Melissa meminta setidaknya celana panjang sehingga ia tidak terlalu bersentuhan dengan kulit pria itu.

Meski awalnya gengsi, Melissapi kemauan yang ada di dalam perutnya seakan menggembor untuk menghempaskan perasaan gengsinya itu. Jika bisa disimpulkan, si kecil di dalam perut seolah ingin mempersatukan ayah dan ibunya.

"Kenapa? Mau pipis?"

Tepat di saat sepertigaan malam, itu adalah waktu-waktu Melissa terbangun. Mungkin malam kemarin ia terus menggeliat karena ingin buang air kecil. Kali ini cara membangunkan Adrian, dengan metode yang berbeda, yaitu memencet-mencet dada telanjang pria itu.

"Aku kepengen makan mangga pubertas!"

"Mangga pubertas? What?" Perasaan Adrian mulai tak enak. Mendengar permintaannya saja ia bergidik ngeri.

"Iya mangga puber, nggak tua, nggak muda, pokoknya kayak remaja yang baru pubertas gitu, kalau bisa yang baru datang bulan!" ucap Melissa. Terdengar konyol,Melissapi itulah yang dikeluarkan oleh mulutnya. Definisi aneh, Melissapi nyata.

"Ayo kita cari!"

Akhirnya di tengah malam begini kedua pasang manusia berlainan jenis itu, beranjak dari tempat tidur untuk menuruti keinginan si ibu hamil.

Pertama-tama Adrian mengajaknya ke dapur, kemudian pria itu menghampiri kulkas yang di mana isinya dikhususkan untuk buah-buahan. "Yang seperti ini?"

"Enggak, itu terlalu tua, seperti nenek-nenek!" protes Melissa.

"Oh salah ya?" Dengan ekspresi lucunya, Adrian mencari lagi mangga yang benar-benar tepat yang diinginkan oleh Melissa. "Ini?"

Lagi-lagi perempuan hamil itu menggeleng. "Enggak, itu mangga anak-anak, masih terlalu muda, pasti rasanya asem!"

"Bisa prediksi usia mangganya berapa biar aku lebih mudah mencarinya?" celetuk Adrian.

"Yaa, tadi 'kan aku bilang. Mangga pubertas kalau bisa yang baru menstruasi!"

"Astaga... di sini gak ada, Melissa ." Agaknya Adrian mulai tidak telaten. Isi buah-buahan yang ada di kulkas tidak sesuai dengan kriteria buah keinginannya.

"Mas... pokoknya mau yang kayak gitu!" Melissa mulai merengek.

"Ya, sudah. Apa mau ke supermarket aja?"

"Mana ada supermarket yang buka jam segini?"

Jika dipikir itu benar. Lantas bagaimana cara agar ia mendapatkannya? Permintaan wanita yang dihamilinya ini sungguh di luar jangkauan pola pikir manusia.

"Hmm, sepertinya di sekitar komplek banyak. Aku bawa senter ya nanti kalau ketemu, kamu panjat!"

"Apa? Manjat?"

"Iya, kenapa? Kamu takut?

Katanya akan jadi suami yang bertanggung jawab, terus merawat sampai bayi ini lahir nanti. Masa disuruh panjat aja mikirnya lama!"

Melissa mengejeknya dengan nada yang dibuat-buat, seakan meremehkan Adrian.

"Aku gak ada bilang begitu. Ya sudah, ayo kita cari!"

Dengan berani penuh rasa percaya diri, akhirnya pria itu mengajak Melissa ke luar untuk mencari buah keinginannya.

Sampai tiba di halaman luar.Sunyi malam menderap, tidak ada kebisingan, hanya terdengar hewan-hewan kecil yang bersuara. Kini, mereka masih berjalan beriringan dengan berbekalan senter.

"Mas itu!" Melissa menyorot sebuah pohon di dalam rumah komplek menggunakan senternya.

"Ayo kita masuk!"

"Izin dulu, Mas!"

Airnya Adrian menghampiri satpam yang berjaga di depan gerbang. Syukurnya satpam itu mengizinkan karena Adrian beralasan tengah menuruti isterinya yang mengidam.

"Pak, istri saya lagi ngidam. Kalau Bapak bersedia memanjat saya akan ...."

"Mas, kok jadi satpam yang disuruh panjat. Nggak sopan, ini kita yang minta lhoo ...," tegur Melissa.

"Ah, baiklah. Apa kita diizinkan meminta?" Adrian berbicara pada satpam itu. Seketika senyum Melissa terbit.

"Ambil aja Mas, tapi pohonnya tinggi!"

"Enggak apa-apa, Pak. Suami saya ada pengalaman jadi atlet tebing," sahut Melissa sambil cengengesan.

Sontak Adrian mengerutkan keningnya. "Kamu mengarang!"

"Sudah ayo!"

Drama meminta izin sudah selesai. Saat ini dengan susah payah pria itu menelan salivanya melihat begitu menjulangnya pohon mangga tersebut.

"Ayo Mas panjat, anak kamu pasti bangga punya papa kayak monyet!" seru Melissa. Ya sangat bersemangat melihat mangga-mangga bergantungan yang tampak menggiurkan di atas.

"Betina kalau bicara," gerutu Adrian.

Kini betapa senangnya Melissa melihat pria itu mulai memanjat. Ia merasa Adrian memiliki effort untuk anaknya. Mungkin jika Yani dan Sasa tahu kegiatan mereka sekarang, pasti akan cemas.

Melihat seorang Adrian Wright yang begitu gagah perkasa dan banyak disegani, malam ini menjelma seperti maling.

"Melissa, banyak semut!"

"Siapa suruh gak pakai baju!" celetuk Melissa.

Kemudian Melissa mendogak dengan berteriak. "Ambil yang ini mas, yang itu, ah yang di sana, sama yang itu juga!"

Melissa berteriak dengan cerewet.

Namun, Adrian menyanggupi meski badannya hampir ruam karena gigitan semut. "Cukup?"

"Cukup!"

Kini Adrian sudah turun, ia baru saja menyerahkan mangga hasil petikannya. "Tapi Melissa, aku rasa mangga itu sama aja. Aku tidak menemukan mangga yang pubertas. Yang di kulkas tadi juga banyak yang seperti ini!"

"Ihh, ini tuh beda. Lihat!" Melissa menunjukkan getah dari mangga itu yang sedang menetes. "Dia tuh lagi menstruasi!"

Adrian menggelengkan kepalanya keheranan. Dulu, isterinya saat hamil tidak segila Melissa. "Kurasa besok dia minta ayam jago yang bertelur, astaga ... hal-hal mustahil, ternyata dianggap wajar dengan perempuan yang sedang hamil!"

***

Sudah tiba di rumah kembali. Mangga hasil memetik tadi, dijadikan rujak oleh Adrian.

"Makanlah!"

Adrian menyerahkan buatannya itu. Melissa dengan sumringah mencobanya. Namun, perempuan itu hanya menggigit seujung gigi, bahkan jika dilihat tidak sampai masuk ke tenggorokan.

"Tidak enak, 'kah?" Adrian merasa Melissa kecewa dengan hasil buatannya.

"Enak kok, cuma aku udah enggak kepengen. Kayaknya mangga yang di kulkas tadi, lebih seger!"

Dengan lenggang perempuan itu menghampiri kulkas, lalu mengorek buah-buah yang sempat ditunjukkan oleh Adrian tadi.

"Why? Astaga ...." Pria itu menepuk jidatnya.

Bersambung ~

1
@Biru791
kapan up lagi
Adinda
melisa lucu banget
Nur Adam
lnjut
Sarita
mungkin papa Adrian datang ke rumah bpnya Melisa dan bilang kalau Melisa udah punya anak .lalu BP Melisa syok dan meninggal
Nur Adam
lnjut
S.gultom: sabar ya
total 1 replies
Salsabila 37
lanjut thor, penasaran, kira2 papanya Adrian marah gak ya?
S.gultom: saya sudah update bab selanjutnya, tapi belum di review sabar ya🙏
total 1 replies
@Biru791
blm up lagi padahal udh nunggu
S.gultom: sabar ya
total 1 replies
Sarita
bikin pinisirin iji Thor .itu papanya Adrian datang ya ?
S.gultom: Sabar ya, saya sudah uplod kok, tapi belum di riview
total 1 replies
Sarita
Asep aja namanya .apa Udin ,Agus ,Yono,Jono,Parjo,Yanto 🤣🤣🤣🤣🤣
@Biru791
aku tunggu up mu
S.gultom: sabar ya kak
total 1 replies
Junah Arisa
Luar biasa
S.gultom: terimakasih atas penilaiannya🙏❤️
total 1 replies
Sarita
sy dukung ko Thor .ceritamu bagus dan lucu aja bacanya 😁😁😁😁
S.gultom: thanks you❤️
total 1 replies
Nur Adam
lnjut
@Biru791
lanjuttt
Nur Adam
lnjut
Nur Adam
lnju
Heni Wahyudi
bagus
S.gultom: terimakasih atas penilaiannya 🙏❤️
total 1 replies
Nur Adam
lnjut
@Biru791
kapan uppp
Nur Adam
lnjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!