NovelToon NovelToon
I Love You, Bestie!

I Love You, Bestie!

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Cintapertama / Teen School/College / Persahabatan
Popularitas:905
Nilai: 5
Nama Author: EuRo40

Dua orang sahabat yang terbiasa bersama baru menyadari kalau mereka telah jatuh cinta pada sahabat sendiri setelah jarak memisahkan. Namun, terlambat kah untuk mengakui perasan ketika hubungan mereka sudah tak seperti dulu lagi? Menjauh tanpa penjelasan, salah paham yang berakibat fatal. Setelah sekian tahun akhirnya takdir mempertemukan mereka kembali. Akankah mereka bersama setelah semua salah paham berakhir?
Ikuti lika-liku perjalanan dua sahabat yang manis dalam menggapai cinta dan cita.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EuRo40, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

Motor Angga melaju mendahului angkot tersebut. Ia nekat menghalangi laju angkot ketika angkot sempat berhenti untuk menurunkan penumpang. Motor Angga berhenti dengan posisi melintang di depan angkot. Ia segera turun lalu berlari menuju angkot.

“Mas, motornya ke pinggirin, woy!” teriak supir angkot.

“Sorry, Bang, sebentar!” ucap Angga.

Ia lalu melongok ke dalam angkot. Di lihatnya Ana duduk di belakang menghadap pintu di apit dua orang lelaki. “An, kita harus bicara,” ucap Angga lembut.

“Mbak, ikut aja. Biar cepat jalan, nih, mobil!” celetuk supir.

Ana merasa tak enak pada semua penumpang yang ada di angkot termasuk sang supir. Semua orang menatapnya, tetapi ia sedang marah pada Angga dan malas mendengar semua ocehannya.

“Dia, pacar lo?” tanya lelaki di sebelah kiri Ana.

Ana langsung menoleh ke lelaki itu. “Bukan, Bang!” jawab Ana cepat.

“Lo, bisa pinggirin tuh motor! Lihat, jadi macet!” tegur lelaki tadi pada Angga.

“Sorry, Bang. Saya mau ajak dia ikut saya. An, ayo turun!” Angga terus membujuk Ana

“Dia nggak mau, jangan dipaksa!” ucap lelaki di samping kanan Ana.

Suara klakson terdengar dari kendaraan-kendaraan di belakang angkot. Ana jadi merasa tidak nyaman. Ia juga takut terjadi pertengkaran dan orang-orang akan menyalahkan Angga.

Tidak ada pilihan lain selain turun dari mobil. “Maaf, semuanya sudah mengganggu perjalanan.” Setelah mengucapkan itu, Ana turun dari mobil.

Angga lalu bergegas menuju motornya kemudian meminggirkan motor tersebut agar mobil bisa lewat. “Ayo, An, naik!” titah Angga.

Dengan wajah kesal dan tak bersahabat Ana naik ke atas motor Angga. Ia berpegangan pada jok motor. Angga melaju dengan pelan takut Ana terjatuh.

Setelah dua puluh menit, motor berhenti di taman kompleks perumahan mereka. Ana turun dari motor, begitu juga dengan Angga. Lelaki itu lalu menarik tangan Ana agar mengikutinya.

Angga berhenti di dekat sebuah kursi panjang. “Lo, tunggu di sini. Kita harus bicara. Gue beli minum dulu.” Angga beranjak pergi, Ana pun duduk di bangku tersebut.

Angga takut Ana merasa lapar dan haus karena tadi mereka tidak sempat makan atau minum. Ia membeli dua botol air mineral juga dua porsi somay yang ada di sekitar taman. Angga kembali ke tempat Ana.

Ia menyerahkan sepiring somay pada Ana, “Makan, An. Lo pasti lapar. Jangan sampai mag lo kumat karena telat makan,” bujuk Angga.

Ana mengambil somay tersebut dari tangan Angga, tidak ada ucapan terima kasih atau senyuman. Angga maklum karena ia memang salah. Ia mengerti perasaan Ana.

Angga lalu duduk di samping Ana. Ia menyantap somay tersebut. Angga sengaja tidak membahas masalah itu dulu. Biar Ana makan dengan tenang. Sepiring somay sudah tandas. Ana menaruh piring tersebut dengan kasar.

Angga memberikan sebotol minuman yang sudah ia buka pada Ana. Gadis itu menerimanya lalu meneguk minuman tersebut. “Lo, mau jelasin apa? Nggak ada gunanya lagi sekarang!” ucap Ana begitu selesai minum.

“Gue minta maaf, bukannya nggak mau ngomong, tapi gue nunggu waktu yang tepat buat bilang semuanya.” Angga bicara seraya menatap Ana tepat di kedua mata.

“Menurut lo, kapan waktu yang tepat? Pas lo berangkat, gitu?” terlihat kecewaan di mata Ana. Kenapa ia harus tahu dari orang lain?

“Bukan begitu, gue mau ngomong abis ujian selesai, gue nggak mau lo sedih terus nggak konsentrasi saat ujian.” Angga mencoba memberi penjelasan alasan yang sebenarnya.

“Bullshit! Lo nggak anggap gue penting untuk tahu rencana masa depan lo, bahkan niat lo sekolah di luar aja, lo nggak pernah bilang, tahu-tahu udah mau berangkat aja. Jadi, persahabatan kita selama ini itu apa artinya buat lo?” Ana benar-benar kecewa.

“An, sorry, gue nggak pernah ada pikiran begitu. Lo, itu penting banget buat gue. Gue murni karena nggak mau jadi beban pikiran lo. Gue aja berat banget buat pisah sama lo, tiap kali mau ngomong rasanya sedih. Gue pikir lo pasti juga akan begitu, makanya gue tunda dulu nanti aja abis ujian.” Angga memegang tangan Ana, tetapi langsung ditepis oleh gadis itu.

“Justru tahu dari orang lain itu lebih menyakitkan, Ga!” teriak Ana, meluapkan semua rasa kecewanya.

“Gue juga nggak tahu kalau dia bakal ngomong itu. Niatnya gue mau ngomong hari ini, makanya gue ajakin lo pergi, tapi ‘kan lo yang nolak lebih milih ikut ajakan Seno. Terus Gendis datang dan kacau semua!” Angga frustasi, tanpa sadar ia meluapkannya pada Ana.

“Oh, jadi salah gue, gitu? Jelas-jelas lo yang salah, kenapa nggak jujur dari awal? Bilang kalau lo pengen kuliah di luar negeri sebelum lo daftar kuliah di sana!” Ana tidak terima Angga seolah-olah menyalahkannya. Ia bukannya menolak ajakan Angga, tetapi memang ia sudah janji lebih dulu dengan Seno. Lagi pula mana ia tahu, kalau Angga akan bicara penting?

“Karena gue sendiri masih ragu. Gue berat ninggalin lo, nanti siapa yang ngawasin lo? Gimana makannya, belajarnya, ...?” Perkataan Angga belum selesai sudah dipotong oleh Ana.

“Gue bukan anak kecil yang harus diawasi, nggak usah alasan segala macam, intinya Lo nggak nganggap gue sahabat lagi, gue nggak penting, karena udah ada orang yang lebih penting di hidup lo, iya, ‘kan?” Ana tak ingin bicara lagi, ia segera pergi dari tempat itu.

“Hah, apa maksud lo, An? An! Ana!” Angga mengejar Ana.

“An, apa maksud lo, ada orang yang lebih penting di hidup gue? Siapa maksud, lo?” Angga mencekal tangan Ana meminta jawaban.

“Pikir aja sendiri!” Ana lalu menepis tangan Angga dan berlari.

Angga mengejar Ana. Ia menarik tangan Ana. “Oke, gue minta maaf, gue salah, tapi satu yang harus lo tahu, di hidup gue nggak ada yang lebih penting dari ortu gue dan lo,” Suara Angga melembut.

“Sekarang gue anter lo pulang. Gue tahu lo masih marah, tapi please, biarin gue anter lo pulang, oke?” Angga tidak menunggu jawaban Ana. Ia menarik tangan Ana ke motornya agar Ana tak lari.

Sesampainya mereka di depan rumah Ana. Gadis itu segera turun dan berlari tanpa mengucapkan apa pun pada Angga. Tak ada yang bisa Angga lakukan selain menunggu kemarahan Ana reda. Angga lalu pulang ke rumahnya dengan perasaan gamang. Apakah ia batalkan saja kepergiannya?

Ana masuk ke rumah tanpa mengucapkan salam, bahkan ia melewati ibunya yang sedang menonton TV. Tentu saja Arin merasa heran, ia juga melihat wajah Ana tidak bersahabat. Ada apa dengan putrinya?

Tidak jauh berbeda dengan Angga, ia masuk begitu saja. Rita bahkan sampai mengabaikan drama favoritnya ketika melihat Angga yang wajahnya kusut. Angga langsung naik ke kamarnya. Rita mengikuti dari belakang. Ia tahu penyebabnya pasti Ana. Apakah Ana tidak mau Angga pergi?

...----------------...

1
Realrf
usaha Angga, coba kontak lagi. Terkadang semua tidak seperti yang kita pikirkan, ce ilah bijak amat gue kwkkwkw
Realrf: /Determined//Determined//Determined//Determined/
EuRo: terima kasih kak. ❤️
total 2 replies
AFat
saya suka, alurnya ringan tapi saya menikmatinya. Kata-katanya simple dan jelas saya bisa membayangkan seolah-olah sedang menonton drama remaja. Keren, semangat terus thor!
AFat
jadi ingat masa SMA dulu. Ah emang masa SMA penuh warna.
EuRo: Ya, masa yang tak bisa terulang dan penuh kenangan, terima kasih banyak, kak. baca terus sampai tamat ya, kak. terima kasih juga like nya.
total 1 replies
Realrf
next thor
EuRo: Terima kasih banyak kak, sudah like. berarti banget buat aku. jadi penambah semangat!,🥰🥰❤️❤️
total 1 replies
Haryanti Rayyan
lanjut akak
EuRo: Terima kasih, Kak.
total 1 replies
Nazwatalita
Lanjut Thorr
EuRo: Terima kasih, Kak.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!