TAMAT 03 FEBRUARI 2024
Demi bisnis Mahesa yang hampir bangkrut, ia harus mau menikahi anak gadis milik konglomerat yang dulu pernah menjadi tunangannya: Snowy.
Sekarang, karena ulah menolaknya dahulu, Snowy menjadi membencinya. Menjadi tak lagi respect padanya.
Tugas pertama Mahesa setelah menikah adalah, harus mengatasi banyak lelaki yang masih berstatus sebagai pacar Snowy White Rain.
Sialnya lagi adalah, Mahesa mulai menyukai gadis bermata biru itu. Gadis bodoh yang memiliki banyak pria bodoh di hidupnya.
Snowy mungkin tidak sadar, jika dia sedang dimanfaatkan para kekasihnya, diperdaya para lelaki yang mengincar sesuatu darinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TIGA
"Apaaa?! Menikah?!" Seketika gedung pernikahan mewah itu gonjang-ganjing. Ada beberapa perabot yang terjatuh karena pekikan suara Mahesa dan Snowy.
Snowy tak menyangka jika hari ini dia akan dihadapkan pada pernikahan. Terlebih, Esa yang harus menjadi mempelai prianya.
Ya, Mahesa Bakhtiar, sebut Esa sebagai panggilan kesehariannya. Masih jelas Snowy ingat ketika Mahesa menolak surprise yang dia siapkan di hari ulang tahun pria itu.
Sampai detik ini Snowy benci lelaki yang terus saja mengacuhkannya. Bahkan tak pernah terlihat suka padanya.
Lantas, dengan tiba-tiba Rega sang ayah mengatakan hari ini, di gedung megah ini, dia yang akan menjadi mempelai wanita dari Mahesa Bakhtiar.
Tak kalah terkejut, Mahesa pun sama tidak tahu menahu soal rencana pernikahan yang entah ide siapa ini. Konyol dan gila, dia tak sekalipun bermimpi menikah dengan Snowy.
Play girl, bar-bar, banyak bicara, licik, dominan dan lain sebagainya yang membuat Mahesa urung cinta meski Snowy dikenal cukup cantik bagi mata semua orang.
"Tidak!" Snowy dan Mahesa menolak secara bersamaan. "Aku tidak mau menikah!"
"Tanda tangan!" Rega menyodorkan lembaran kertas yang diberikan materai. Di sana tertulis sebuah determinasi yang aneh.
Poin satu, Snowy bukan lagi bagian dari X-meria group. Hanya anak, tidak termasuk pewaris.
Poin ke dua, beberapa tempat bisnis hiburan yang dikelola keluarga Mahesa yaitu bar elit yang maju di mana-mana sudah menjadi hak milik Rega karena bar itu sedang masa bangkrut dan Rega lah yang saat ini memiliki 70% saham mayoritas.
Kemudian apa bila Mahesa tak mau menikah dengan Snowy maka secara otomatis Mahesa akan kehilangan beberapa bisnisnya.
Semua ini dilakukan demi kebaikan bersama, sebab Rega yakin Snowy bertransformasi menjadi play girl tidak lain tidak bukan karena cintanya pada Mahesa tak sampai.
Rega juga melihat, selama ini Mahesa bukan pria yang memiliki banyak kekasih apa lagi bermain wanita. Mahesa kandidat yang cocok dijadikan menantu idaman.
Adanya konflik bisnis Selena yang mulai gonjang-ganjing, Rega si pemimpin X-meria group menggunakan kesempatan ini untuk menyatukan sepasang mantan kekasih itu.
Esa menatap nyalang ibunya yang dia anggap cukup egois. "Jadi Mama atur ini demi bisnis Mama maju lagi?"
"Tapi ini demi kebaikan kamu, Esa."
Wanita itu tidak terpaksa sama sekali, karena dia pikir selama ini Mahesa juga menyukai Snowy, hanya belum mau mengatakannya saja.
"Kalian kok jahat sih!" Snowy tak terima. Dia melirik kecil wajah Mahesa yang agaknya kecewa pada Selena.
Pastinya, itu semua karena Mahesa tak pernah mau menikah dengannya. Dan jika begitu, Snowy pun tak mau menikah dengan lelaki yang tak bisa menerimanya.
"Snowy menolak!"
"Tanda tangan dan bersiap untuk menyaksikan harta warisan mu berpindah tangan ke Om Daru." Rega berikan ultimatum.
"Apa?!" Snowy melotot penuh.
"Terima kasih, Bang." Daru, adik Vanessa yang usianya seusia Snowy melempar senyum nyengir pada iparnya.
"Om tega?!" Snowy mendeliki Daru yang agaknya santai dengan hal tersebut.
"Siapa yang nggak suka warisan, Snow? Setelah kamu nggak setuju menikah, aku yang akan kaya raya sendirian."
"Dasar spek saudara yang suka minjem seratus!" Snowy menginjak Omnya hingga meringis kesakitan karena ujung heels mengenai ujung kakinya.
"Jadi gimana?" tawar Rega kembali. "Kalian boleh berdiskusi. Waktunya hanya dua puluh menit." Rega bangkit dari sofa, untuk menatap Snowy sambil membetulkan dasinya.
"Pernikahan ini tidak murah. Selain kalian akan malu. Kalian juga akan kehilangan harta warisan. Menurut Papi, menikah dan memberi cucu untuk Papi itu hal yang lebih mudah dari pada harus luntang-lantung di jalanan."
Selena mendekati putranya, membisik sesuatu di telinga Mahesa. "Esa, bisnis Mama satu-satunya. Akan pindah ke tangan Om Rega, Sayang. Kamu masih tega buat nolak pernikahan ini?"
Mahesa mengetus. "Tapi Esa bukan barang yang bisa dibarter!"
"Bukan, bukan barter. Tapi Snowy calon yang baik untuk mu Sayang, percayalah."
Sejatinya, Selena paham kenapa Mahesa menjadi makhluk yang paranoid. Cinta masa lalu dirinya dan ayah Mahesa membuat Mahesa trauma.
Pernikahan bukan hal yang ingin Mahesa gapai, Mahesa laki-laki bebas, Mahesa yakin bisa hidup sendiri meski tanpa wanita, apa lagi gadis seperti Snowy.
"Kalian bicara dulu, diskusi dulu dengan kepala dingin." Rega, Vanessa, Selena pergi meninggalkan kedua makhluk rupawan itu.
Dua puluh menit waktu yang diberikan Rega, tapi sudah sepuluh menit waktu yang mereka buang sia-sia. Keduanya diam tak bicara satu pun kata, hanya aksi saling lirik saja yang ada.
Bicara dari mulai mana dulu? Itulah yang sebenarnya dipikirkan oleh mereka. Sungguh, kikuk, kaku, beku, Mahesa tak bisa pilih kata jika bukan Snowy yang lebih dulu bicara.
Namun, sepertinya gadis itu sudah tidak mau lagi bicara panjang lebar seperti yang dilakukan dulu saat masih mengejar cinta Mahesa.
"Jadi gimana?" Giliran ada keberanian untuk berucap keduanya bersamaan. "Kau dulu!" Dan itu pun secara bersamaan pula. Mereka seperti kembar identik.
"Kamu dulu saja!" Snowy segera menimpa ucapannya tadi. "Kamu maunya apa? Jelas aku menolak menikah sama kamu!" ketusnya.
"Tapi ayah kamu mau mengambil satu- satunya bisnis keluarga ku!" tukas Mahesa. "Kalian orang kaya, benar-benar luar biasa!"
Sindiran Mahesa membuat Snowy menarik sudut bibirnya. "Jadi gimana mau nikah apa enggak hah?!" tanyanya sok tak butuh.
Mahesa terdiam sejenak. "Ya sudah nikah saja! Lagian nggak ada pilihan lain!" katanya.
Itu hal yang cukup menjengkelkan bagi seorang Snowy white rain. "Kamu terpaksa?"
"Kamu juga terpaksa kan?" tukas Mahesa.
"Ya jelas lah!" Snowy tertawa menjengkelkan sambil memutar manik birunya. "Pacar Snowy masih ada di mana-mana kali, ngapain ngarep nikah sama kamu!"
"Jadi apa maunya?" Mahesa kesal karena Snowy yang sekarang selalu memanggil sebutan kamu, bukan Kak Esa seperti dulu.
"Ok, kita nikah tapi tidak boleh saling cinta, gimana?" Snowy usul. "Di luar sana, Snowy masih punya banyak pacar!"
"Berapa banyak?" Entah lah, Mahesa jadi penasaran dengan informasi itu.
"Mungkin dua puluh."
Mahesa mendelik, tapi kemudian dia meredup mata dengan memicingkan kelopaknya, dia berpikir, dia akan lakukan sesuatu untuk play girl kecil yang gila ini.
"Ok!" Mahesa akhirnya menyeletuk kan kata- kata itu. "Kita menikah!" ajaknya.