Dahulu Kala Sebuah Kerajaan Hebat Bernama Cahaya, Di Serang Oleh Raja Kegelapan Yang Bersekutu Dengan Iblis. Para Ksatria Cahaya Turun Atas Perintah Raja Cahaya Pertama, Namun Saat Mereka Terdesak Tiba Tiba Sebuah Cahaya Muncul Di Hadapan Mereka Dan Berubah Menjadi Sebuah Pedang Yang Kuat. Pedang Itu Di Namai Sebagai Pedang Pelindung
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon XenoNovel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menemukan Sesuatu
Perjalanan menuju ke Kerajaan Daun. Ziaz dan Lawkei bermalam di dekat desa yang bernama desa Ragako yaitu desa yang sering di sebut sebagai desa dengan pemandian air panas terbaik karena pemandiannya berada di atas bukit.
"Ini sudah hari 3 sejak perjalanan kita dari kerajaan petir." ucap Ziaz
Lawkei sedang menyalakan api karena daerah tersebut sangat dingin. "Ya, kau benar. Apa kau sudah mendapatkan kabar tentang kondisi kerajaan cahaya sekarang?" tanya Lawkei
"Tidak, Raja Yuto pasti tidak akan memberi tahu ku kondisi di kerajaan cahaya sekarang karena dia tidak ingin aku kembali jika terjadi apa apa." kata Ziaz sambil duduk di dalam tenda
Api unggun pun mulai menyala, Lawkei menambahkan beberapa kayu kecil agar api tidak padam. "Apa kau tau tentang kerajaan daun?" tanyanya
"Entahlah, aku tidak tau pasti di mana tempatnya karena aku tidak terlalu mengenal tentang kerajaan daun." jawab Ziaz
Lawkei yang mendengar itu pun langsung melemparkan sebuah gulungan kepada Ziaz. "Gulungan apa ini?" tanya Ziaz
Ziaz pun membuka gulungan yang di lempar oleh Lawkei. "Di gulungan itu di katakan kalau kerajaan daun itu letaknya berada di tengah hutan yang sangat dalam," ucap Lawkei
"Apa maksudnya berada di tengah hutan? Apa kerajaan daun itu sangat kecil?" ujar Ziaz yang kebingungan
"Tidak, kerajaan itu berada di tengah hutan karena mereka di kelilingi dengan pohon pohon yang sangat banyak." kata Lawkei
Ziaz pun menggulung kembali gulungan yang di lempar oleh Lawkei tadi. "Jadi jalan masuk satu satunya ke kerajaan itu hanya dengan melewati hutan?" tanya Ziaz sambil melemparkan gulungan itu
Lawkei pun menangkap gulungan itu dan memasukkannya kembali ke dalam tasnya. "Begitulah, kita harus melewati hutan itu terlebih dahulu, bisa di bilang mereka itu sangat terisolasi dari dunia luar." ucapnya
"Terisolasi dari dunia luar? Aku dengar teknologi mereka sangat bagus," ucap Ziaz
"Tidak sebagus teknologi kita, tapi kerajaan mereka itu sangat bagus karena masih memakai desain kerajaan kuno." ujar Lawkei
Ziaz pun melihat sekeliling mereka yang sangat sepi karena mereka mendirikan tenda terlalu jauh dari desa. "Apa kita tidak terlalu jauh mendirikan tenda?" tanyanya
Lawkei melihat sekelilingnya. "Tidak, ini lebih baik agar tidak di curigai oleh mereka." ucapnya
Lawkei pun membakar ikan hasil tangkapan mereka tadi siang saat melewati sebuah sungai. Dia pun melihat ke arah kuda yang sedang beristirahat di bawah pohon.
"Ini sangat aneh, kenapa para kegelapan tidak muncul untuk menyerang kita." ujar Lawkei
"Entahlah, sepertinya mereka sedang menjalankan tugas lain." ucap Ziaz
Ziaz pun melihat ke arah pedang pelindungnya. "Apa kau sudah bisa memakai pedang pelindung dengan kekuatan penuh?" tanyanya
"Masih belum, hanya ksatria yang sudah sangat terlatih yang bisa memakai kekuatan penuh dari pedang itu. Tidak heran kalau kakek kita bisa memakainya dengan hebat karena mereka sudah terlatih," ujar Lawkei
Disisi lain, di kerajaan cahaya. Alaric dan beberapa pengawal Raja Yuto turun ke ruang bawa tanah kerajaan cahaya yang telah lama tidak di buka setelah Raja Cahaya pertama tiada.
"Sudah berapa lama ruang bawah tanah ini tidak di bersihkan?" tanya Alaric sambil memegang kristal cahaya
"Sepertinya satu abad yang lalu," ucap salah satu pengawal
Saat mereka semua turun, mereka terkejut melihat isi dari ruangan bawah tanah itu. "Apa ini?' ucap salah satu pengawal
Alaric pun menyalakan lampu di ruangan tersebut. Ternyata ruangan bawah tanah itu di penuhi dengan buku buku yang di simpan oleh Raja Cahaya pertama.
"Kenapa ruangan ini seperti perpustakaan?" ujar Alaric yang kebingungan
Alaric melangkah lebih dalam ke ruangan bawah tanah, mengamati rak-rak penuh buku yang tertata rapi meskipun terlihat berdebu. Dia mengambil salah satu buku yang terlihat paling tua, sampulnya terbuat dari kulit tebal dengan hiasan emas yang sudah memudar.
"Apa mungkin ini catatan dari Raja Cahaya pertama?" ucapnya sambil membuka halaman pertama
Pengawal di sekitarnya memeriksa ruangan itu dengan hati-hati. Salah satu dari mereka menemukan sebuah meja besar di tengah ruangan, di atasnya terdapat peta kerajaan-kerajaan yang sangat detail.
"Tuan Alaric, lihat ini," ujar salah satu pengawal sambil menunjuk peta tersebut
Alaric mendekat dan mengamati peta itu. Di tengah-tengahnya terdapat simbol besar berbentuk daun yang mengindikasikan lokasi Kerajaan Daun. "Jadi, Raja Cahaya pertama memiliki informasi tentang semua kerajaan, bahkan Kerajaan Daun yang sangat terisolasi?" tanyanya dengan nada heran
Salah satu pengawal menjawab, "Sepertinya beliau sudah mempersiapkan segala sesuatu untuk generasi penerusnya. Tapi kenapa tidak ada yang tahu tentang ruangan ini?"
Alaric pun berpikir keras dengan apa yang dia lihat di ruangan itu. "Sepertinya Raja Cahaya pertama menyembunyikan ruangan ini, beruntung ada seseorang yang ceroboh menghancurkan sebuah dinding." ucapnya
Sementara itu, kembali ke Ziaz dan Lawkei, malam semakin larut, dan api unggun mereka mulai meredup. Lawkei selesai memanggang ikan dan menyerahkannya kepada Ziaz. "Makanlah, perjalanan kita besok pasti sangat melelahkan."
Ziaz mengambil ikan itu. "Kau benar. Jika hutan itu sepadat yang kau katakan, kita harus bersiap menghadapi rintangan apapun. Aku juga mendengar bahwa banyak makhluk mistis yang tinggal di sana."
Lawkei tersenyum tipis. "Itu hanya cerita untuk menakuti anak kecil. Tapi tetap saja, kita harus waspada."
Mereka makan dalam keadaan sekitar yang sangat sepi dan dingin, mereka menikmati kesunyian malam yang hanya ditemani suara angin dan gemerisik dedaunan. Tiba-tiba, kuda mereka mengangkat kepala, tampak gelisah.
"Ada yang tidak beres," kata Lawkei dengan nada serius sambil mengambil pedangnya
Ziaz berdiri, memegang erat pedang pelindungnya. "Kegelapan?" tanyanya dengan suara pelan
Lawkei mengangguk, matanya menyipit menembus kegelapan. "Mungkin. Tetap siaga."
Mereka pun melihat ke sebuah semak semak yang ada di dekat sana. Namun ternyata hanya sebuah serigala. "Sial, aku mengira siapa tadi." ucap Lawkei
Serigala itu pun mulai mendekat ke arah mereka berdua. Ziaz yang melihat situasi itu pun langsung menyuruh Lawkei mematikan api unggun. "Hey, matikan api unggun." ucap Ziaz
Lawkei pun segera mematikan api unggun dengan cara menendangnya. "Dia tidak akan bisa melihat kita jika tidak ada cahaya." ujar Ziaz
"Untung kau benar, tapi sepertinya dia tetap berjalan kesini." kata Lawkei
Mereka pun terus mengamati serigala itu dari dalam kegelapan. Namun Lawkei merasa aneh karena biasanya serigala itu tidak pergi seorang diri untuk mencari mangsanya.
"Hey Ziaz, apa kau pernah mendengar kalau serigala sering membawa temannya saat ingin berburu?" tanya Lawkei
Dari balik kegelapan di sebelah kiri mereka, tiba tiba muncul beberapa serigala dengan mata berwarna merah yang membuat mereka berdua panik. "Aku rasa begitu..." ucap Ziaz sambil melihat ke arah mereka
___ END CHAPTER 15 ___