Serpihan Luka Rosana

Vegas melihat sendiri bagai mana saat Rosana berusaha untuk mengimbangi latihan keras dari Zoya, memang Vegas sengaja langsung menaruh dia di club karate milik Zoya yang sangat tegas dan juga dingin ini. sebab Rosana sudah memiliku dasar dasar karate yang cukup matang, hanya tinggal melatih kekuatan nya saja agar tidak mudah tumbang.

Semua di atur agar kesehatan tubuh menjadi baik, Rosana juga baru menyadari bahwa tempat tinggal yang baru ini seperti asrama para pria dan wanita. hanya bagian nya terpisah bukan di campur aduk, bagai kan karyawan pabrik yang di beri mes oleh bos nya, makan siang dan malam ada dari sini semua.

"Saran ku kau jangan makan terlalu banyak." Amara berbisik pada Rosana.

"Apa makan di sini bayar?" tanya Rosana pelan juga, sebab mulai cemas karena tidak punya uang, tapi kemarin dia sempat membaca bahwa semua kebutuhan saat masih training menjadi tanggung jawab Vegas.

"Bukan masalah bayar nya, kau akan latihan lagi nanti." ujar Amara yang cuma mengambil sayur dan daging.

"Lagi?"

"Lalu kau pikir mau apa? ketua kita tidak akan membiarkan peserta istirahat, sampai saat ini club karate lah yang menghasil kan pembunuh bayaran tingkat tinggi." Amara sedikit memberikan bocoran pada Rosana yang tidak tau apa apa di sini.

Rosana terpana karena dia memang sudah masuk kedalam kandang macan, dia di sini memang bukan untuk di siksa atau pun di perkosa oleh Vegas. namun dia pasti akan di jadikan seperti yang lain, Rosana ketakutan karena dia juga tau bagai mana cara kerja para pembunuh bayaran yang sama sekali tidak punya hati.

"Makan secukup nya saja, asal yang tinggi protein." saran Amara.

"Kau sudah lama di sini?" Rosana mengambil sama seperti Amara.

"Baru satu bulan, akhir bulan ini aku akan lolos dan bertemu Tuan Vegas untuk menjadi pembunuh tingkat bawah." jelas Amara panjang lebar agar Rosana paham dengan keadaan markas ini.

"Manusia yang kita bunuh?" Rosana masih gugup sekali.

"Aku bisa sampai datang kesini bukan karena tidak punya dendam, rata rata para manusia yang di ambil Tuan Vegas semua nya punya dendam." ujar Amara.

"Kau benar." Rosana mengangguk karena dia memang dendam juga pada orang yang sudah merusak diri nya.

Amara masih memperhatikan Rosana yang banyak diam, agak penasaran juga dia kenapa Rosana bisa masuk sini. namun mau tanya langsung masih agak ragu, takut pula bila nanti Rosana malah tersinggung dengan ucapan nya lalu mereka tidak jadi berteman, sebab mereka juga baru kenal sehingga tidak berani mau banyak bicara.

"Nama ku Amara." gadis berkulit coklat ini memperkenalkan diri.

"Rosana."

"Nama mu cantik seperti orang nya." puji Amara membuat Rosana tersenyum samar.

"Nasib ku yang tidak cantik, tak akan ku biarkan orang yang membuat ku begini." Rosana jadi ingat wajah Parmin, Andri dan juga Wiliam serta Mama Lina.

"Setiap orang pasti punya pengalaman pahit, hanya saja beda level pahit nya! aku di perkosa oleh Ayah tiri ku, Ibu tau namun dia bukan membela tapi malah menuduh aku lah yang sudah menggoda suami nya." Amara menceritakan kisah nya.

"I-bu mu berkata begitu?!" Rosana agak kaget juga mendengar kisah pahit Amara.

"Puluhan kali aku di perkosa hingga aku hamil, saat itu aku sama sekali tidak punya nyali untuk kabur dari rumah! saat aku hamil, aku di buang oleh Ibu dan keguguran di tengah jalan." ujar Amara sampai tangan nya gemetar.

Rosana terperangah dan mendadak ingat bahwa dia sudah dua kali di perkosa oleh Andri, takut bila tiba tiba saja dia hamil di sini. bagai mana dengan nasib anak nya, bukan karena benci dengan anak yang ada dalam kandungan, tapi Rosana tidak ingin anak nya punya darah bajingan seperti pria itu.

"Apa kalau dua kali di perkosa akan bisa hamil juga?" tanya Rosana pelan.

"Kau juga di perkosa?!" kaget Amara membuat yang lain menoleh, tapi kemudian cuek lagi.

"Iya, aku di perkosa oleh adik nya Tuan Vegas." lirih Rosana.

"Tuan Vegas punya adik?" Amara malah tidak tau.

"Aku tidak tau hubungan mereka seperti apa, tapi Andri adalah anak dari Ayah nya Vegas." ucap Rosana.

Amara sangat tidak menyangka bahwa gadis ini malah punya hubungan langsung dengan keluarga nya Vegas, Amara tidak tau Andri itu yang mana karena memang dia hanya orang biasa yang di ambil oleh Vegas dan di didik agar menjadi kuat. satu hal yang Amara yakini, bahwa Vegas adalah seorang mafia besar.

...****************...

Aurel membuka mata dan merasakan tubuh nya sakit semua, bahkan mau bergerak sedikit saja seolah tidak mampu, ingin rasa nya dia gerak cepat dan bangun untuk melihat keadaan di sekeliling kamar. namun tubuh nha tidak sanggup, sehingga yang bergerak cuma mata nya saja menatap kesana kemari dengan liar karena ketakutan.

"Di mana aku? Ya Allah!" Aurel meraba tubuh nya yang polos.

"Kamu sudah bangun, Sayang?" Wiliam mendekati Aurel di atas ranjang.

"TIDAAAK!" Aurel sangat takut melihat Wiliam yang sama sekali tidak pakai apa apa.

"Jangan takut begitu, kamu sudah melewati malam panas dengan ku." Wiliam menuangkan wine di perut Aurel.

"JANGAAAAAN! menjauh dariku, bangsat." pekik Aurel sangat ketakutan.

Mana mungkin Wiliam akan peduli dengan teriakan nya itu, malah dia menganggap itu sebuah melodi yang bisa membangkitkan gairah nya yang sangat liar. jilatan dari lidah hangat membuat Aurel merinding setengah mati, tubuh nya sama sekali tidak bisa bergerak karena dia di rantai oleh Wiliam.

Sejuta sesal dalam hati gadis ini karena tidak percaya dengan ucapan Rosana, malah dia meragukan sahabat nya yang sudah ia kenal bertahun tahun. bisa bisa nya malah ikut Wiliam kesini, maka habis lah sudah riwayat Aurel di tangan pria yang sangat haus sex apa lagi dengan gadis muda.

"Hentikan, ku mohon hentikan!" pekik Aurel saat jilatan Wiliam sampai di puncak gunung.

"Hmmmmpp." Wiliam mendesah sembari satu tangan mencolok lembah.

"TIDAAAAAK! ku mohon berhenti lah, lepaskan aku." jerit Aurel dengan suara serak.

Wiliam bangkit mengambil sesuatu dari dalam botol dan memasukan kedalam mulut nya, setelah itu mencium bibir Aurel dan pil tersebut tertelan oleh gadis ini.

"Baik lah, tampak nya kau tidak ingin melakukan nya." Wiliam bangkit dan tidak melanjutkan aksi.

Aurel yang baru di cium terengah engah, namun dia juga merada lega karena Wiliam tidak jadi memperkosa diri nya. tapi lima menit kemudian Aurel merasakan ada yang aneh dengan tubuh nya, seolah cacing kepanasan dan bergerak kesana kemari menatap Wiliam yang sedang memandang keluar jendela, ini lah yang di namakan nafsu.