S 2. "Partner"
Kisah lanjutan dari Novel "Partner"
Alangka baiknya membaca Novel tersebut di atas, sebelum membaca novel ini. Agar bisa mengikuti kisah lanjutannya.
Bagian lanjutan ini mengisahkan Bu Dinna dan kedua anaknya yang sedang ditahan di kantor polisi akibat tindak kejahatan yang dilakukan kepada Alm. Pak Johan. Mereka berusaha dengan berbagai cara untuk lolos diri dari jerat hukum. Semua taktik licik dan kotor digunakan untuk melaksanakan rencana mereka.
Rencana jahat bisa menjadi badai yang menghancurkan kehidupan seseorang. Tapi tidak bagi orang yang teguh, kokoh dan kuat di dalam Tuhan.
¤ Apakah Bu Dinna atau kedua anaknya menjadi badai?
¤ Apakah mereka bisa meloloskan diri dari jerat hukum?
Ikuti kisahnya di Novel ini: "Menghempaskan Badai"
Karya ini didedikasikan untuk yang selalu mendukungku berkarya. Tetaplah sehat dan bahagia di mana pun berada. ❤️ U. 🤗
Selamat Membaca
❤️🙏🏻💚
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopaatta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15. MB 15.
...~•Happy Reading•~...
Banyak pertanyaan bermunculan di benak penyidik Bram saat mendengar dan melihat gerakan tangan pengacara Danny menunjuk ke arah Andreas.
"Maksud anda...?" Penyidik Bram menumpulkan semua informasi yang ada di kepalanya.
"Bukankah client anda adalah pemilik restoran Kalingga?" Penyidik Bram bertanya dengan wajah serius, sebab yang diketahui saat menyelidiki Oseni, dia dituntut oleh pemilik restoran Kalinggga.
"Iya, Pak. Beliau adalah salah satu pewaris restoran Kalingga dan yang menuntut mewakili restoran adalah Pak Andreas." Pengacara Danny menjelaskan sambil menggerakan tangan menunjuk Andreas. Mendengar dan melihat reaksi penyidik Bram, Andreas jadi tidak nyaman membicarakan kasus yang mengecewakannya. Sehingga dia menegakan punggungnya lalu melihat penyidik Bram, serius.
Setelah mendengar penjelasan pengacara Danny, penyidik Bram melihat Andreas dengan suasana hati dan pikiran yang berbeda. 'Jadi benar yang dikatakan Raka. Pantas Oseni takut padanya malam itu.' Penyidik Bram membatin.
Ternyata dia bukan MOTADO. Tapi dia berasal dari keluarga berada.' Penyidik Bram membatin lagi, sebab sempat berpikir Andreas bermodalkan tampang untuk mendekati Ophelia. Penyidik Bram jadi bisa menilai hubungan Andreas dari sudut pandang yang berbeda. (MOTADO adalah singkatan dari MOdal TAmpang DOang)
"Kalau begitu, saya bisa ajukan beberapa pertanyaan mengenai kasus itu, untuk melengkapi tuntutan yang diajukan Pak Johan." Penyidik Bram bertanya kepada Andreas.
"Silahkan, Pak." Andreas berubah sikap dan membuka pikiran untuk menilai kasus itu, sebab melihat sikap penyidik Bram terhadap Oseni.
"Saya mengulang pertanyaan yang sama kepada pengacara Danny. Mengapa tidak melanjutkan penuntutan terhadap saudari Oseni, kalau anda yakin dia melakukan tindak pidana di restoran keluaga anda?" Penyidik Bram mulai menyelidiki Oseni lewat tuntutan restoran Kalingga.
"Mengenai penututan itu, saya sudah bicara dengan orang tua saya. Kami sepakat tidak meneruskan tuntutan, karena ada beberapa hal penyebabnya." Andreas mengingat kejadian di restoran dan jadi menyikapi dengan serius, sebagaimana sikap serius penyidik Bram bertanya padanya.
"Pertama, kami kecewa dengan aparat hukum yang menangani pengaduan kami tentang tindakan jahat dalam tanda kutip, oleh orang itu. Pihak aparat hukum tidak mengatakan apa pun kepada kuasa hukum kami, sebelum membebaskan mereka." Andreas memberikan tanda kutip dengan gerakan tangannya dan dia tidak mau menyebut aparat kepolisian agar tidak menyinggung penyidik Bram dan anggotanya.
"Kami mengkategorikan tindakan mereka jahat, karena sampai akhir tidak mengakui perbuatan mereka. Apa lagi mengaku salah. Sedangkan jelas-jelas kami punya bukti mereka lakukan tindakan itu."
"Kedua, kami tidak mau membuang waktu untuk sesuatu yang sia-sia. Mau dibilang trauma, boleh. Karena bisa saja terulang lagi, mereka akan dibebaskan dengan jaminan."
"Kami lebih baik konsentrasi untuk sesuatu yang berguna dan bermanfaat buat pegawai yang bekerja di restoran. Kami fokus kembangkan usah, supaya bisa membantu orang mencari nafkah halal."
"Bukan seperti mereka berdua. Melakukan berbagai cara, entah, buat cari nafkah atau yang lainnya." Andreas berbicara sambil menggerakan bahunya ke atas.
"Saat itu, saya sebenarnya tidak mau perkarakan mereka, jika mau berkata jujur dan mengatakan mereka lakukan secara sengaja atas perintah oleh seseorang. Kami akan fokus pada orang menyuruh mereka."
"Tapi sampai akhir, mereka terus bungkam. Terutama saudari Oseni. Jadi kami pun sengaja melaporkan mereka untuk berikan efek jera. Kami berharap itu bisa jadi pelajaran, supaya tidak lagi melakukan sesuatu yang merugikan orang lain."
"Kami makin marah, karena saat itu saya sudah bilang, tindakan mereka akan berdampak kepada pegawai jika restorannya ditutup. Tapi mereka tetap tutup mulut, seakan tidak peduli dengan kehidupan orang lain." Penyidik Bram dan anggotanya menyimak keterangan Andreas dengan serius, tanpa bertanya.
"Ada banyak lagi yang jadi pertimbangan kami untuk tidak lanjutkan tuntutan itu. Sekarang saya hanya sampaikan pertimbangan utama kami saja." Andreas mengakhiri keterangannya.
"Baik. Sekarang saya mengerti dan makin jelas buat saya. Anda masih simpan semua bukti yang dikatakan tadi?" Tanya penyidik Bram, serius.
"Masih, Pak. Lengkap." Jawab Andreas cepat, mengingat semua tindakan pengamanan dan pengarsipkan Biherly. Penyidik Bram mengangguk sambil memikirkan, bagaimana akan menindak lanjuti kasus tersebut.
^^^Walau pun bicara dengan Andreas, tapi semua respon atau reaksi Ophelia yang mendengar keterangan Andreas jadi perhatian penyidik Bram.^^^
^^^Ophelia sering memperlihatkan perubahan wajah atau sikap saat mendengar keterangan Andreas. Apa yang dipikirkan Ophelia terlihat jelas dari reaksinya.^^^
"Apakah saat itu, anda belum mengenal saudara Oseni?" Penyidik Bram bertanya demikian, mengingat interaksi Andreas dengan Ophelia.
^^^Bagi penyidik Bram, Andreas terkesan leluasa di rumah itu. Jadi mungkin saja sudah mengenal Oseni dan ada unsur tidak suka atas tindakan Oseni kepada Ophelia. Sehingga penuntutannya tidak murni akibat tindak pidana Oseni di restoran kalingga.^^^
"Belum, Pak." Jawab Andreas singkat, sebab bisa meraba arah pertanyaan penyidik Bram.
"Kapan pertama kali anda mengetahui saudari Oseni adalah saudara tiri Nona Ophelia?" Penyidik Bram melanjutkan.
"Waktu bertemu di rumah sakit, saat Ayah Ophel alami kecelakaan. Ophel bilang itu anak istri Ayahnya." Sontak Andreas mengusap punggung Ophelia yang tiba-tiba menunduk.
Penyidik Bram jadi respect kepada Andreas yang bisa mengatasi situasi, walau sedang emosi. Penyidik Bram bisa membayangkan situasi saat itu, ketika mengetahui Oseni saudara tiri Ophelia dan apa yang dilakukan kepada restoran keluarganya dan juga pacarnya.
"Anda sudah lama berpacaran dengan Nona Ophelia?" Penyidik Bram mau memastikan hubungan Andreas dan Ophelia yang begitu dekat. Dan Andreas begitu menjaga Ophelia.
"Belum terlalu lama, Pak. Kami belum lama berkenalan di Bali dan setelahnya, kami berpacaran." Andreas tidak mau mambahas hubungannya dengan Ophelia.
"Kalian bertemu di Bali? Jadi anda belum pernah bertemu dengan Ayah Nona Ophelia sebelumnya?" Penyidik Bram terkejut, sebab keterangan Ophelia yang pergi dari rumah dan tinggal di Bali.
"Iya, Pak. Saya bertemu dengan Ayahnya di ruang ICU. Ophel perkenalkan saya pada Ayahnya. Tapi kami tidak bisa berbicara seperti ini. Hanya satu arah." Andreas menunjuk dadanya dan penyidik Bram.
"Apakah Nona Ophelia juga belum kenal keluarga anda?" Penyidik Bram jadi ingin tahu, sebab hubungan Andreas dan Ophelia seperti kisah di film.
"Iya, Pak. Sama.... Kami dalam fase saling mengenal pribadi masing-masing. Jadi belum menceritakan keluarga kami. Apa lagi keluarga kami ada di Jakarta. Saya juga hanya sesekali ke Bali, karena lebih banyak tinggal di Jakarta." Andreas menjelaskan, agar penyidik Bram tidak salah paham dengan hubungan mereka.
"Selain anda sebagai pewaris restoran kalingga, apakah anda mempunyai profesi lain?" Penyidik Bram penasaran dengan aktivitas Andreas yang mungkin saja sebagai model atau aktor.
"Saya chef." Jawab Andreas singkat. Dia yakin, penyidik Bram mengerti. Jadi tidak perlu menjelaskan.
Sejak awal petugas Raka mendengar pertanyaan dan jawaban Andreas, sangat penasaran dengan Andreas yang adalah pewaris Kalingga Restaurant yang terkenal. Sehingga dia mencari keterangan tentang Andreas di sosial media.
Setelah ditemukan, dia memperlihatkan profil Andreas sebagai chef kepada penyidik Bram. Kemudian dia memperlihatkan juga foto Andreas dengan pakaian kebesarannya, Chef Kalingga Restaurant.
...~°°°~...
...~●○♡○●~...