Pertanyaan “Kapan nikah?” pasti sering muncul ketika bertemu dengan keluarga besar atau teman lama, salah satunya pada momen kumpul keluarga atau reuni sekolah.
Pertanyaan ini sering menjadi m0mok bagi sebagian orang terutama kaum hawa. Dapat memicu munculnya rasa cemas dan stres dalam lingkungan sosial atau pergaulan. Tak terkecuali bagi seorang wanita berusia tiga puluh tahun bernama Yumna Salsabila.
Terlebih ibunya menuntut Yumna untuk segera menikah. Dikarenakan Salwa, adik Yumna, juga berencana menikah dengan kekasihnya.
Hidup Yumna mendadak jungkir balik saat kedatangan mantan playboy kelas kakap bukan kelas bulu, bernama Alden Pratama Bentley. Lelaki blasteran yang satu ini telah jatuh hati pada Yumna sejak pertama kali mereka berjumpa. Sementara Yumna belum bisa dengan cepat naik pelaminan bersama Alden karena ada bias di masa lalu yang ia pendam.
Bagaimana jungkir balik cinta Yumna ? Simak kisah mereka💋
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 - Gara-Gara Tendangan
"Yank. Kamu kenapa, kok melamun?" Alden pun menepuk lembut pipi Yumna.
Deg...
Seketika Yumna pun tersadar dari ingatan kelam di masa lalunya. Bola matanya bergulir resah dan menatap Alden yang tengah berada di atas tubuhnya saat ini. Alhasil Yumna merasa teringat saat dirinya tidur seranjang dengan Yoga di masa lalu. Tiba-tiba...
BUGH !!
"Auchhh, rudalku!" jerit Alden.
Lelaki ini seketika merintih kesakitan seraya kedua telapak tangannya secara otomatis memegang senjata masa depannya yang berada di bawah perutnya. Dikarenakan Yumna baru saja menendang bagian krusial tersebut.
Alden pun kini dalam posisi setengah berdiri dan sudah turun dari ranjang.
"Kamu kenapa, Yank? Alamakk adikku..." rintih Alden.
"Hah, kamu kenapa?" Yumna justru balik bertanya pada Alden.
Ekspresi Yumna menyiratkan jika wanita ini seakan sedang banyak pikiran sehingga terlihat tidak fokus alias ling_lung. Ibarat kata, tubuhnya ada di sini tapi pikirannya di tempat lain.
"Kenapa kamu malah balik tanya ke aku? Huhu..."
"Kenapa kamu pegang itu mu?" cicit Yumna.
"Gara-gara kamu!" seru Alden.
Lelaki ini baru saja memilih untuk mendaratkan b0kongnya di sofa kamar hotel. Kakinya ia buka lebar-lebar. Rasanya tak bisa dijabarkan lagi. Cenut-cenut.
Tendangan Yumna memang tidak terlalu kencang, tapi tepat sasaran.
Yumna pun seketika bangun, lalu turun dari ranjang. Ia berjalan mendekati Alden, kemudian duduk di samping calon suaminya itu.
"Maaf, apa salahku?" cicit Yumna lirih yang masih bingung dan belum sadar kesalahannya.
"Salah kamu pokoknya! Lagian kamu kenapa sih, Yank? Perasaan dari tadi ngelamun terus!" keluh Alden. "Sampai-sampai adikku yang tidak berdosa ini, kamu tendang. Dia sudah tobat dari dunia celup-mencelup. Kalau dia kenapa-napa, gimana coba? Nanti bisa-bisa aku gagal bikin kamu merem melek di malam pertama kita. Aku takut kamu enggak puas sama performa dia terus cari cowok lain," sambungnya.
Seketika...
PLAKK !!
Yumna memukul lengan Alden cukup kencang.
"Auchh !!" jerit Alden. "Astaga, apes banget sih malam ini. Mimpi apa aku semalam dapat pukulan atas-bawah. Kalau dapat ciuman atas-bawah pasti bahagianya diriku,"
"Ngomong asal jeplak saja!" gerutu Yumna. "Aku enggak mungkin selingkuhin kamu cuma gara-gara hal itu. Malah aku takutnya kamu yang selingkuhin aku," sambungnya.
"Aku setia padamu kok, Yank. Lagi pula apa alasanku buat selingkuhin kamu?"
"Ya, mungkin saja."
"Enggak akan, Yank. Kamu itu super perfect banget bagiku dari ujung rambut sampai ujung kaki. Gambaran wanita mandiri tapi bukan mandi sendiri, pinter, ulet, rajin dalam segala hal, pokoknya calon istri salehah deh. Mana udah matang dari pohonnya dan siap ku petik. Hehe..." Alden pun terkekeh sendiri. Yumna seketika ikut tersenyum tipis melihat kekocakan Alden.
"Kalau gambaran artis di sini tuh, kamu mirip kayak Mbak Syahmiri yang suaminya pengusaha gantengnya kebangetan kayak aku," Yumna langsung menepuk jidatnya. "Kalau di luar negeri itu, kamu mirip artis Mbak Angelona Jelly," sambungnya.
"Suka ngadi-ngadi deh kamu," ujar Yumna.
"Malam ini kan perayaan ulang tahunmu. Harusnya indah dan romantis. Eh, malah berakhir babak b3lur bin bengkak begini," ujar Alden seraya jarinya menunjuk ke arah senjata masa depan yang ada di bawah perutnya.
Menurut kabar terkini dari B M K G yang terpercaya bukan kabar dari gosip tetangga, senjata krusial yang berukuran jumbo dan panjang itu tengah mengalami pembengkakan cukup serius.
Yumna pun sempat melirik sejenak sesuatu yang agak men0njol di bagian celana Alden.
"Maaf, aku enggak sengaja."
"Aduh, sakit Yank." Alden kembali mengeluhkan rasa ngilu di area pangkal pa_ha nya yang timbul tenggelam seperti ikan dalam kolam.
Yumna semakin didera rasa bersalah. Ia merutuki dirinya sendiri sampai tanpa sadar kebablasan melakukan tendangan penalti pada bagian krusial milik Alden. You know what I mean.
"Aku harus gimana biar sakitnya hilang?" cicit Yumna dengan mimik wajah polosnya.
Seketika senyum tipis terbit di wajah Alden. Namun ia tetap berpura-pura mengeluh kesakitan. Walaupun sebenarnya rasa ngilu pada bagian krusial itu perlahan telah berkurang.
"Dielus saja. Mungkin bengkaknya bisa k3mpes,"
"Dielus? Pakai apa?"
"Pakai tangan lah. Memangnya Ayank mau elus doi pakai mulut," jawab Alden.
"Enggak ah," tolak Yumna.
"Terus nasib doi, gimana?" Alden memasang wajah melas di depan Yumna.
"Aku kipasin saja, bagaimana?" tawar Yumna.
"Memangnya doi sate kambing, pakai dikipasin segala. Huft !!"
"Aku pesenin susu putih hangat ke pihak hotel ya," tawar Yumna sengaja mengalihkan rasa sakit Alden pada minuman favorit calon suaminya itu.
"Enggak mau!" tolak Alden dengan manja.
"Terus, maunya apa?" Yumna pun mendadak kebingungan menghadapi Alden yang mode seperti ini. Terlebih didorong perasaan bersalah karena tanpa sengaja dirinya melukai senjata Alden.
"Minum susu kamu," jawab Alden asal ceplos.
Secara refleks Yumna langsung menutup buah mahoni kembar miliknya dengan kedua telapak tangannya.
"Dasar me_sum !" umpat Yumna seraya menatap tajam Alden.
"Haha..." Alden pun seketika tertawa terbahak-bahak melihat tingkah Yumna yang tampak lucu dan menggemaskan.
"Aku bercanda, Yank."
"Dasar nyebelin !"
"Tapi cinta kan," goda Alden.
Yumna pun hanya terdiam sambil cemberut. Ia masih kesal dengan candaan Alden padanya barusan.
"Kok enggak jawab sih," Alden terdengar merajuk.
"Iya, cinta. Kalau enggak cinta, mana mungkin sebentar lagi kita mau nikah."
"Kok jawabnya kayak terpaksa gitu. Seperti kawin paksa saja," Alden semakin merajuk manja.
"Aku cinta kamu, Mas Alden Pratama Bentley. Cinta banget. Puas?"
"Oh, so sweet nya. Peluuukkk..." Alden merentangkan kedua tangannya lebar-lebar pada Yumna.
Greepp...
Yumna pun memeluk tubuh Alden seperti keinginan lelaki itu.
"Love you, Yumna Salsabila." Alden berbisik mesra di telinga Yumna.
"Love you too, Mas Alden."
Bersambung...
🍁🍁🍁
lanjut