Lisya menjadi siswi pindahan di sekolah isinya kalangan atas. Demi sebuah misi yang penuh teka-teki saat di telusuri. Bermodal sebuah buku diary yang isinya juga tidak jelas. Tapi Lisya mempunyai tekad kuat untuk membalas dendam kepada para pembully.
Ternyata ada seorang peneror yang yang aneh. Mengirim pesan aneh pada orang orang tertentu. Lebih anehnya lagi peneror itu memakai nama who?
Akhirnya Lisya tau jika Velia bukan bunuh diri melainkan ada campur tangan orang lain
"Who is the perpetrator?" "(siapakah pelakunya?)"
Apakah ada hubungannya dengan peneror itu?
Semua urusan itu susah jika cinta sudah masuk kedalamnya. Itu yang terjadi pada Lisya yang terjebak dengan laki-laki yang dekat dengan para pembully. Ia memanfaatkan laki-laki itu untuk membalas dendam tanpa tau jika laki-laki itu menaruh perasaan pada Lisya. Dan lebih dari satu orang.
Mari lihat kisah manis percintaan ini dan bagaimana akhir kisah manis itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dinkacill, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Naga
"Hot news! Jewar speak up masalah kemaren" pekik Ara sambil mengangkat ponselnya
"Beneran? Dia bilang apa?" tanya Sasya menghadap ke arah bangku dibelakangnya
"Gue bacain ya. 'Buat rumor gak jelas tentang gue sama Lisya. Itu murni cuma buat tugas OSIS dan gue yang ngajakin bikin di apartemen gue' " ujar Ara meniru nada Jewar ketika berbicara
"Jarang jarang dia jelasin langsung ke publik. Pasti dia takut elo masih salah paham" sambung Ara menggoda Sasya
Gak tau aja mereka kalau Jewar mau speak up karena adu bacot dulu sama Lisya. Lisya bawa diam aja untuk sementara. Seru juga pura-pura tidak tau diantara orang yang ngarang cerita.
"Apaan sih, lagian gue percaya kok. Jewar itu paling males deketan sama cewek" ujar Sasya dengan malu-malu
"Ih so sweat banget sih. Gue kapan punya cowok kek gitu ya" ujar Ara
"Itu, sama Kalvin" ujar Lisya menunjuk Kalvin yang duduk di bangkunya
"Jangan ditunjuk" ujar Ara mengambil tangan Lisya "gue sama Kalvin gak ada hubungan apa-apa"
"Lo pada hobi hts-an ya" cibir Lisya
"Siapa yang hts?" tanya Ara
"Elo sama Kalvin, terus Sasya sama Jewar"
"Cuma temen" tekan Ara dan Sasya bersamaan. Lisya langsung terperanjat kaget.
"Iya deh iya"
"Ngab Kalvin, tidur aja" ujar Aren yang baru memasuki kelas. Tentunya bersama teman temannya
Kalvin yang menyadari kedatangan mereka langsung menatap mereka
"Ngapain lo pada kesini" sarkasnya. Muak juga karena mereka ada dimana mana
"Jamkos juga bro" jawab Aren kemudian mengambil kursi dan duduk di dekat Lisya
"Bosen banget di kelas" adu Aren meletakkan wajahnya di meja dengan menghadap Lisya
"Gue juga bosen, gak tau mau ngapain?" jawab Lisya. Tambah bosan kalau mereka mengganggu. Apalagi buaya satu ini.
"Ya udah main ABCD lima dasar kuy" usul Alan yang duduk didekat meja Lisya
"Apaan kayak bocil" gumam Seira yang sedang duduk disamping Revan
"Bocah SD yang main gituan" cibir Aren
"Gue mau! Gak pake hukuman kan?" ujar Lisya antusias. Rindu juga permainan saat bocah dulu
"Kalau gitu gue ikut!" Aren menegakkan wajahnya
"Gue ikut! Semuanya harus ikut ya" ujar Ara dan semuanya benar-benar ikut bermain
Seira yang awalnya tak tertarik langsung ikut main karena Revan ternyata sudah pindah di dekat meja Ara dan Lisya. Mana hadapan lagi sama Lisya.
Lisya yang tau Revan duduk didepannya, sebisa mungkin dia tak melirik cowok itu. Cari aman aja dulu! Sekarang mereka sudah duduk melingkari meja Lisya dan Ara.
"Nama apa?" tanya Alan
"Binatang aja deh" usul Aren
"Udah pasti gak bener ini" gumam Sasya dengan firasat nya
"ABCD lima dasar" ujar Alan lalu mereka meletakkan jari mereka. Mereka langsung tertawa karena kompak meletakkan lima jari padahal boleh acak
"Kok lo semua kepikiran lima sih" ujar Seira tertawa. Kapan-kapan lagi liat dia ketawa lepas gini kan
"Kompak bener dah kita" ujar Alan lalu mulai menyebutkan huruf sesuai jemari yang ada di atas meja
"K L M N. N! Hewan huruf N"
"Nalan!" ujar Aren semangat.
"Cari gara-gara banget elo" Alan menatap Aren tajam
Pasalnya Nalan adalah plesetan nama Alan yang ditambah huruf N didepannya
"Naren!" ujar Ara ikut ikutan. Alan melepaskan tawanya karena ada yang membalas begitu juga yang lain, ikut tertawa.
"Gue tukar! Nara aja" ujar Aren
"Nara hewan apa? Bukannya itu nama orang". Aren malah tertawa mendengar pertanyaan polos Ara
"Nama elo bego! Dia ikut plesetin" sarkas Alan
"Yang bener kalau main" sungut Sasya. Sesuai banget dengan firasatnya tadi. Gak bener!
"Gue, Nasya! binatang yang galakan" seru Alan
"Setan! Nalan udah gak ada yang pakai kan.
Hewan huruf N, Nalan" ujar Sasya membalas
"Yang serius dong!" ujar Ara kesal
"Ya elo gak nebak juga" ujar Alan
"Gue, Nyamuk" ujar Seira yang dari tadi hanya diam menyimak
"Seira doang yang betul" ujar Sasya
"Yang, lo tau?" Aren bertanya pada Lisya
"Masih mikir hewan huruf N apa selain nyamuk" Lisya tidak sempat mikir karena tertawa
"Ngengat" ujar Revan
"Cocok deh lu berdua, mainnya yang waras waras aja" ujar Alan menatap Revan dan Seira. Tentu saja Seira langsung berbunga bunga. Padahal aslinya Revan reflek menjawab saat Lisya berbicara.
"Gue, nuri" ujar Sasya
"Nuri? Burung?" tanya Ara dan dibalas anggukan oleh Sasya
"Gak masuk oi. Itu kan burung. Beda lah" protes Alan
"Masuk! kan hewan juga" ujar Sasya tak mau kalah
"Iya in deh, cewe" ada nada sindiran di akhir kata Alan
"Kalau gitu gue, nila. Ikan" ujar Lisya tak lupa penjelasan singkat yang benar-benar singkat.
"Ikan ya ikan" protes Alan
"Kan hewan juga. Sasya aja, nama burung dibolehin" sungut Lisya. Pilih kasih galau gak dibolehin!
Alan mendengus. Cewek emang gak mau kalah dan salah
"Yayang gue udah betul kok" Aren menyampirkan rambut Lisya kebelakang telinga tanpa sadar ada yang tengah menatapnya tajam
"Gue, gue udah ada, Naga" ujar Ara antusias
"Naga kan buah" beo Alan
Makin lama makin gak bener nyebut nama hewan
"Itu loh yang panjang, besar, nyeremin kadang ada api yang keluar dalam mulutnya" jelas Ara
"Mitos anjir! mana ada hewan naga" ujar Sasya
Ara mencebik "Ih itu hewan. Dia kan mirip lele cuma versi lebih besar"
"Naga itu mitologi dan gak nyata" jelas Kalvin.
"Tapi kata orang dia itu reptil raksasa yang bisa terbang. Reptil kan hewan!" balas Ara yang masih mempertahankan naga sebagai hewan
"Mitos! Kita aja gak tau dia idup atau kagak" ujar Aren ikut membantah
"Idup kok tapi pas jaman dulu. Sekarang udah punah soalnya gak muat di bumi yang sekarang udah sempit" Lisya Seira Sasya melepaskan tawanya
"Ruqyah aja cewek lo. Mana tau kena ilmu hitam sampai otaknya sengklek" celetuk Alan pada Kalvin.
"Palingan juga Kalvin yang ngirim ilmu hitamnya" cibir Aren lalu sebuah buku dilempar ke arahnya. Pelaku? Ya jelas Kalvin lah!
...----------------...