NovelToon NovelToon
Who?

Who?

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:764
Nilai: 5
Nama Author: Dinkacill

Lisya menjadi siswi pindahan di sekolah isinya kalangan atas. Demi sebuah misi yang penuh teka-teki saat di telusuri. Bermodal sebuah buku diary yang isinya juga tidak jelas.


Semua urusan itu susah jika cinta sudah masuk kedalamnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dinkacill, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Peringatan!

"Lisya gak ikut ke kantin lagi?" tanya Aren pada Ara dan Sasya yang membawa nampan ke mejanya. Aren rindu pada Lisya yang sekarang sedang sibuk sibuknya

"Ikut kok, cuma dianya ke toilet dulu" jawab Ara setelah meletakkan nampannya di meja

"Owh kirain latihan lagi" gumam Aren yang masih didengar Ara. Semenjak Lisya dipilih club dance ia jadi jarang ikut dengan Seira, Ara dan Sasya.

"Gue ke toilet bentar" Seira berdiri menarik perhatian orang yang berada di meja itu termasuk Revan yang duduk disampingnya

"Oke, butuh kita temenin gak?" tawar Ara yang juga ikut berdiri begitu juga dengan Sasya.

"Gakpapa gue sendiri aja" tolak Seira. Sasya dan Ara saling melirik sebentar lalu duduk lagi di kursi mereka

"Hati-hati" Ara berujar dengan ramah. Sedikit kekanakan tapi Ara adalah orang yang paling pengertian yang pernah Seira kenal

"Kayak mau kemana aja" gumam Alan menyindir Ara.

Lisya mencuci tangannya di wastafel. Awalnya Lisya tak peduli pada seseorang yang baru memasuki toilet hingga ia melihat pantulan orang yang ia kenal berdiri di belakangnya. tentu saja Seira

"Seira?" Lisya menoleh kebelakang pada gadis yang berekspresi datar dan angkuh

"Ngapain disana?" tanya Lisya heran pada gadis yang hanya diam menyender pada dinding dan tangan terlipat

"Ada hal yang harusnya dari awal gue kasih tau ke elo" Seira menatap Lisya dengan tatapan tajam

Lisya bingung jadi ia menunggu Seira melanjutkan ucapannya "Revan is mine" sarkas Seira yang membuat Lisya nge blank

"So, stop deketin dia" Seira menatap Lisya dengan nyalang dan ucapan nya penuh dengan penekanan

Lisya tersadar arah pembicaraan mereka, Seira sedang cemburu sekarang. Menarik!

"Gue gak pernah tuh deketin milik lo" ujar Lisya dengan santai dan menekan dua kata terakhir. Perempuan pencemburu seperti Seira tidak akan membuat Lisya takut.

"You're lying, gue tahu Revan sering minta permen ke elo" sarkas gadis itu menatap Lisya tajam

"Emang, tapi dia duluan yang minta. Gue gak pernah tuh narik perhatian dia biar deket terus sama gue!" ujar Lisya dengan tenang dan tidak getar sedikit pun

"Itu masalahnya, Lo selalu ngasih permen dan itu narik perhatiannya" pekik Seira dengan marah

"Astaga! Cuma masalah permen!!!" pekik Lisya dalam hati. Sumpah! apakah semua orang akan alay ketika berpacaran. Lisya tidak tahu karena jomblo bukan berarti belum pernah punya pacar ya.

"Ya udah, Lo beli juga permennya biar setelah ini dia mintanya ke elo" ujar Lisya

"Skip masalah permen. Gue cuma mau lo berhenti deketan sama Revan atau lo bakal kena akibatnya!" Seira menekan setiap kata bahwa tak ada main-main dalam ucapannya

Lisya menyeringai lalu mengembalikan ekspresi santainya. Look, gadis ini sudah mulai mengeluarkan taringnya.

"Lo ngancem gue?" tanya Lisya kemudian mengeluarkan ekspresi ketakutan. jelas hanya pura-pura!

"Peringatan! Kalau ancaman, gue lebih suka pakai kekerasan, sama kayak cewek cewek lain yang berani langkahin gue dari hal yang gue suka. Gue harap lo bukan korban selanjutnya" Seira dengan sengaja memberi tahu bahwa ia adalah pelaku kekerasan dan Lisya tidak boleh mencari masalah dengannya.

"Hei, we are friends! temen tuh melangkah nya sama-sama bukan saling melangkahi bikin salah satunya iri" ujar Lisya dengan tawa kecil

Lisya mendekat ke arah Seira lalu memegang pundak gadis itu "tenang aja, gue gak bakal deketin Revan" ujarnya antusias

Seira menatap Lisya curiga lalu hanya menggangguk pelan "bagus deh"

Lisya tersenyum ramah lalu menggandeng tangan Seira berjalan ke luar toilet dan menuju ke arah kantin. Ia melirik Seira yang tampak datar.

Lisya diam-diam menyeringai sambil menatap ke arah depan. Seira benar benar sudah mulai membuka jati dirinya yang seorang pembully dan Lisya tak suka itu. Lisya akan menjadi orang yang benar-benar menjadi ancaman terbesar untuk gadis angkuh itu.

"Velia, bakal gue tunjukin cara main sama cewek angkuh ini" batin Lisya. Jika Velia selalu takut dengan Seira maka Lisya adalah kebalikannya, ia akan senang hati mengacau gadis angkuh tak berperasaan yang suka main kekerasan.

"Oh iya" pekik Lisya tiba-tiba menarik atensi Seira. Lisya merogoh sakunya lalu mengeluarkan beberapa permen kesukaan nya.

"Nih, kasih ke cowok lo biar gak minta sama gue mulu" Lisya menarik tangan Seira dan meletakkan permen itu ke telapak tangan Seira

Lisya tersenyum ramah lalu lanjut berjalan sambil menggandeng Seira yang sudah memasukkan permen itu ke dalam sakunya. Lisya tahu jika mood Seira masih buruk atau lebih tepatnya Seira sudah merasa terancam.

...****************...

"Tugas lo selanjutnya, mastiin persiapan acaranya nya" ujar Jewar menatap Lisya datar

"Loh kok gue juga?" ujar Lisya dengan frustasi. Ia baru saja melangkahkan kaki di kantin dan namanya langsung dipanggil ke ruang OSIS untuk ini.

Jewar menahan senyumnya melihat wajah frustasi Lisya yang menggemaskan. Ketos kurang ajar yang malah senang saat anggota nya tersiksa.

"Ya emang sekretaris, kan yang bikin daftar persiapan elo, jadi yang mastiin nya juga elo" jelas Jewar

"Bukannya itu lo tugas?" beo Lisya

"Tugas gue sekarang mastiin semua anggota kerja dan gak ada yang molor" ada nada sindiran dalam ucapan Jewar tapi Lisya malas mengungkitnya.

"Karena lo juga ikut bikin daftar persiapan sama gue, jadi lo juga harus ikut mastiin" ujar Lisya polos

Jewar menatap dingin Lisya yang sedang menatapnya polos "gue kemaren cuma bantuin karena lo masih gak ngerti dan untuk yang ini lo harus turun tangan sendiri"

"Nah makanya bantuin lagi karena gue juga masih gak ngerti" serah deh kalau setelah ini Lisya dibilang payah. Yang penting harus ada yang membantunya.

"Mmm" Jewar hanya membalas dengan berdehem tapi mampu membuat Lisya senang

"Gitu dong, sesama teman harus saling membantu" ujar Lisya terkekeh

"Emang kita temen?" tanya Jewar

"Loh lo gak mau temenan sama cewek cakep kayak gue?" Lisya balas bertanya

"Gak, makasih" balas Jewar datar

Lisya memanyunkan bibirnya kesal. kalau ia tak butuh bantuan Jewar, Lisya mungkin sudah melempar kursi ke wajah datar Jewar.

"Serah lo deh, gue ke kelas dulu" Lisya bangkit dari kursi yang ia duduki

"Lo ikut dance juga?" tanya Jewar yang masih duduk di salah satu meja

"Iya, tapi cuma buat acara aja"

"Ultah PHS makin deket. Pastiin Lo bisa ngebagi waktu buat OSIS juga" tekan Jewar. Ia tak suka pada orang yang tidak tanggung jawab dari tugasnya.

"Tenang aja, gue bakal ngerjain tugas gue sebaik baiknya" Lisya mengepal kan satu tangannya dengan percaya diri.

...****************...

1
Noor Ila
ya
Noor Ila
sambing
mina
kalau jadi sasya hilang aja dah aku
mina
huwaaa baper
mina
menyala banget Lisya Jewar
mina
update ya hari ini thor
mina
penasaran banget siapa cowok Velia
mina
makin menarik aja nih yhor
mina
semangat terus thor
mina
Revan, sedang ad bibit bibit cinta
mina
menyala Lisya Revan
mina
bingung 😕
mau pilih Lisya Jewar atau Lisya Revan
mina
Plan B aja yang dipake
mina
keluarganya gak ada yang peduli
mina
Semangat thor
Libny Aylin Rodríguez
Kece banget!
Lily
Membuatku terinspirasi.
Ververr
Terima kasih untuk cerita yang luar biasa, tolong jangan berhenti!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!