Oh My Boss 2 (Real Life)

Selamat membaca

*****

Malam ini Azalea tinggal sendiri di rumahnya. Kedua orang tuanya mendadak pergi karena ada urusan mendadak. Memakai piyama hitam bermotif kucing, ia memasak mie instan. Selagi Tara tidak ada, pikirnya. Jika mamanya itu melihat, habislah ia akan di ceramahi.

Azalea memandang mie yang telah siap ia masak dengan tersenyum. Ia benar-benar tidak sabar untuk menyantapnya. Azalea membawa mir itu ke atas meja makan. Namun ntah kesialan darimana tiba-tiba hp-nya berbunyi bahkan sebelum ia sempat memegang sendok.

"Menganggu saja!" Azalea mematikan hpnya tanpa melihat siapa yang menghubunginya. Mungkin saja itu hanya salah sambung atau orang iseng, lagi pula ini sudah malam. Siapa yang menelepon malam-malam begini? pikirnya.

Satu suapan berhasil ia masukkan ke dalam mulutnya. Azalea mengunyah makanannya dengan penuh kenikmatan. Terlihat dari wajahnya yang sangat menikmati. Tapi lagi dan lagi hp nya berbunyi membuat ia kesal.

"Siapa sih?!" Azalea mengangkat panggilan itu, "Siapa sih?! Ini sudah malam! Apa kau tidak lihat waktu?!"

"Saya ganggu kamu?"

Seketika matanya membola. Azalea melihat hpnya dan nama 'Allarick' tertera di sana. "Sial! Mati aku!" Azalea langsung meletakkan hp itu di telinganya lagi.

"Iya pak?"

"Saya ganggu kamu?"

"Iya, sangat menganggu!" ingin sekali Azalea menjawab seperti itu. Tapi apalah daya ia hanya mampu mengucapkan kalimat itu dalam hatinya. "Tidak pak. Tadi saya mengira itu orang iseng pak." "Harusnya aku mematikan hp-ku saja!" "Saya minta maaf pak."

"Jemput saya di restoran xxxx. Mobil saya mogok."

"Hah? Gimana pak? Saya jemput bapak? Sekarang?"

"Dua puluh menit."

Tut..

"Pak..halo! Pak Allarick! Pak!" Azalea meletakkan hp secara kasar. "Ya tuhan! Kenapa kau mengujiku dengan ujian seperti dia?" Keluh Azalea menjatuhkan kepalanya di atas meja.

Setelah itu Azalea berjalan secepat mungkin menuju kamarnya untuk mengambil kunci mobil. Tak peduli dengan penampilannya sekarang, yang penting ia harus segera menjemput bosnya itu sebelum pria itu mengomel padanya.

Azalea melajukan mobilnya cukup kencang. Untung saja jalanan cukup sepi sehingga membuatnya bisa sampai lebih cepat. "Kanaya, inilah kakak baikmu itu."

*****

Allarick berdiri di depan restoran sambil menunggu sekretarisnya yang tak lain adalah Azalea. Ia terus melihat jam tangannya yang menunjukkan sudah lewat lima belas menit sejak ia menghubungi gadis itu tadi.

Hembusan napas kasar Allarick lepaskan ketika melihat seorang wanita berjalan ke arahnya. "Mau apa lagi dia?!"

"Azalea, jika dia sampai menyentuh saya, saya pastikan saya menghukum kamu."

Sedikit lagi wanita itu akan sampai di dekatnya. Allarick sudah mengeluarkan aura dinginnya. Matanya menghunus tajam ke depan.

"Pak al, maaf saya telat."

Sudut bibir Allarick tertarik ke atas. Ia melirik wanita itu yang terdiam berhenti di tempatnya. Dengan sekali tarikan ia menarik Azalea hingga sekretarisnya itu menabrak dada bidangnya. "Bantu saya sekarang," bisiknya pelan. Allarick membawa Azalea ke dalam dekapannya. Membungkus gadis itu dengan jaznya dan meletakkan dagunya di pucuk kepala Azalea.

Allarick tersenyum miring melirik wanita itu yang menghentakkan kakinya kesal. Ia semkain mengeratkan pelukannya ketika wanita itu berjalan mendekatinya. "Belum menyerah rupanya."

"Allarick! Siapa dia?!" ucap wanita itu menunjuk Azalea.

"Kekasihku," jawab Allarick enteng.

"Pak! Jangan mengada-ada!"

Allarick tersenyum seolah tak mendengarkan. "Mau apa sayang? Kamu mau pulang heem?"

Wajah wanita itu semakin kesal membuat Allarick semakin senang. Tak lama ia pergi dari sana. Barulah Allarick menghela napas lega.

"Udah pak?"

"Heem, kamu saja yang sengaja berlama-lama di pelukan saya."

"Loh! Bukannya bapak yang memanfaatkan saya?! Kenapa jadi menyalahkan saya?!"

Allarick mengedikkan bahunya acuh.

"Minimal bapak mengucapkan Terimakasih! Bukan menyalahkan saya!"

Allarick tak menjawab. Ia berjalan meninggalkan Azalea membuat gadis itu mengumpat kesal. "Mau sampai kapan kamu mengumpat di situ?!"

Azalea berbalik menghampiri Allarick yang sudah duduk nyaman di mobil miliknya. Tapi melihat pria itu duduk di kursi kemudi membuat Azalea jadi bingung.

"Kenapa diam? Terpesona kamu sama saya?"

"Ternyata bapak narsis juga ya! Saya bukan terpesona sama bapak!" seru Azalea kesal. "Saya cuma bingung, bapak kenapa duduk di situ? Harusnya bapak di sebelah!"

"Sini kuncinya!" pinta Allarick.

"Untuk apa? Bapak mau bawa lari mobil saya?!" tidurnya menatap Allarick tajam.

Belum sempat Allarick menjawab, Azalea sudah mengoceh lebih dulu.

"Demi Tuhan jangan ya pak, ini mobil saya satu-satunya! Bapak itu orang kaya kan? Tidak mungkin mau maling orang seperti saya."

Allarick menghela napas. Ia keluar dari mobil dan menarik Azalea ke kursi sebelah. "Saya baru tahu kalau sekretaris saya bodoh seperti ini," ucapnya sambil memasukkan Azalea ke dalam mobil.

Allarick merebut kunci di tangan Azalea. Akhirnya mereka pergi meninggalkan restoran itu.

"Rumah kamu dimana?"

Pertanyaan Allarick barusan sukses mengundang tatapan tajam Azalea. Ia menghela napas pelan melihat sekretarisnya yang sepertinya tidak bisa berpikir positif tentangnya.

"Saya mau mengantar kamu dan menyuruh asisten saya menjemput saya di sana."

"Terus kenapa bapak tidak langsung menyuruh asisten bapak untuk menjemput ke restoran?! Kenapa malah saya? Bapak tau? Saya sedang makan pak!!"

"Terserah saya."

Azalea tak lagi membalas. Allarick melihat gadis itu tengah menatap ke luar jendela. "Jangan lupa tugas kamu di mulai besok."

"Heem."

"Ah ya, satu lagi. Setiap pagi saya ingin kamu membuatkan nasi goreng untuk saya."

"Pak!"

"Membantah?"

"Kenapa tidak sekaligus saya jadi istri bapak? Saya bisa setiap hari berada di rumah bapak dan mengurus semua keperluan bapak!" Azalea terlampau kesal dengan bosnya ini. "Saya juga bisa jadi sekretaris bapak untuk mengurus bapak di kantor."

Tiba-tiba mobil itu berhenti. Allarick menatap Azalea yang menatapnya malas.

"Ide kamu boleh juga. Kebetulan mama saya menginginkan saya segera menikah. Jadi kapan kita bisa mengurus pernikahan?"

"Allarick Kavindra Maheswara!!!"

Tawa Allarick seketika pecah. Ekspresi sekretarisnya yang kesal benar-benar menjadi hal lucu untuknya. Sepertinya ia punya hobi baru, yaitu menjahili Azalea sampai gadis itu kesal.

"Jangan cemberut. Saya tidak suka calon istri saya cemberut."

"Bapak bisa diam tidak?"

"Tidak,"

"Pak!!!!"

"Iya sayang~"

*****