Cayenne, seorang wanita mandiri yang hidup hanya demi keluarganya mendapatkan tawaran yang mengejutkan dari bosnya.
"Aku ingin kamu menemaniku tidur!"
Stefan, seorang bos dingin yang mengidap insomnia dan hanya bisa tidur nyenyak di dekat Cayenne.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15 Berbelanja dan tatapan orang orang
Setelah kembali ke Kota, mereka langsung menuju supermarket terbesar. Chris memarkir mobil di area parkir bawah tanah, kemudian Stefan dan Cayenne keluar dari mobil, sementara Chris menjaga kendaraan mewah tersebut agar tetap aman.
Cayenne mengambil tas dari jok belakang dan bertanya pada Stefan, "Mau belanja perlengkapan dulu atau kebutuhan pokok?" Stefan yang sudah menunggunya, menyerahkan topi kepada Cayenne.
"Untuk apa ini?" tanya Cayenne menahan tanya soal topi tersebut.
"Ini untuk menutupi wajahmu. Kita tak tahu siapa yang mungkin melihat kita, dan aku ingin menghindari situasi yang merepotkan bagi kita."
"Baiklah," jawab Cayenne yang kemudian mengenakan masker dari rumah untuk menutupi wajahnya. Stefan tersenyum dan mereka berdua menuju lift.
Di negara itu, banyak yang mengenal Stefan sebagai pria dengan banyak pasangan, yang sering berganti kekasih layaknya mengganti kaus kaki sehari-hari.
Selebriti, penulis, sutradara, hingga dokter silih berganti bersamanya, meski karyawannya sendiri tak pernah dizonasikan untuk kencan. Kini, situasinya berubah.
Stefan tidak sedang berkencan dengan Cayenne, tetapi dia berusaha menjaga hubungan mereka agar tetap tersembunyi.
Dia membutuhkan Cayenne, seorang pegawai di hotel miliknya, dan untuk membantu mengatasi insomnia yang dialaminya.
Di toko peralatan rumah, mereka membeli oven pemanggang roti dan pembuat kopi. "Mengapa tidak ambil yang paling baru? Lebih baik dari yang lama," kata Stefan.
Cayenne menjawab, "Model terbaru tidak selalu lebih berguna, apalagi kalau jarang kita pakai. Fungsi dasarnya sama."
Namun, Stefan bersikeras, "Model baru lebih keren, dan aku yang membayar, jadi aku ingin memilih."
"Mengapa kau tanyakan pendapatku?"
"Karena kamu ada benarnya juga," balas Stefan dengan senyum. "Tapi, kita tetap ambil model terbaru, ya."
"Oke, lagipula ini bukan uangku." Cayenne menyetujui. Stefan tertawa kecil dan meminta pelayan toko untuk mengambilkan barang-barang terbaru. Setelah itu, mereka menuju bagian grosir.
Para pelayan dan pemilik toko mulai berbisik satu sama lain, "Itu kan Stefan Dumrique?"
"Siapa lagi dengan wajah itu selain dirinya?" Salah satu dari mereka bertanya.
"Benar, dia. Siapa wanita itu bersamanya? Pasangan barunya?"
"Mungkin saja. Mereka semua ingin uangnya," jawab rekannya. "Aneh sekali wanita itu menutup wajahnya."
"Barangkali dia terlalu pemalu untuk diperlihatkan," sambil mereka terus bergosip saat Stefan dan Cayenne pergi.
Stefan khawatir dengan penilaian orang-orang terhadap Cayenne karena masa lalunya dengan banyak wanita.
Meskipun Cayenne tahu reputasi Stefan, menjalani hidup bersamanya menyadarkannya bahwa Stefan tidak seburuk itu. Namun, kesadaran bahwa Stefan tetaplah pria, membuatnya berjaga-jaga terhadap kemungkinan terburuk.
Sambil jalan ke bagian kebutuhan dapur, di bawah tatapan banyak orang, situasi ini menarik perhatian karena reputasi Stefan. Kali ini, siapa wanita bermasker di sisinya menjadi teka-teki.
"Kita mulai dari keperluan kamar mandi, lanjut ke bahan makanan kering dan akhir dengan membeli daging," saran Cayenne agar belanjaan lebih tertata dan efektif.
"Tak masalah," jawab Stefan sambil memilih keranjang besar. Dia menyesuaikan langkah untuk mengikuti Cayenne yang tubuhnya lebih kecil.
"Terima kasih untuk kue tadi, aku suka," ucap Cayenne.
"Aku senang kamu menyukainya. Aku tak tahu kue mana yang kamu inginkan, jadi aku bawa semua," kata Stefan.
"Saya paling suka matcha. Apa kamu punya makanan kesukaan?" tanya Cayenne.
"Aku tak punya favorit tertentu, tapi aku suka masakanmu. Mengingatkanku pada masakan kakakku."
"Dia juga gemar memasak untukmu?"
"Hanya untukku, tidak untuk orang lain."
"Dia pasti menyayangimu."
"Ya, dia satu-satunya yang peduli padaku," Stefan diam sejenak, menyadari kata-katanya, lalu berkata, "Lupakan saja."
"Tak mungkin kulupakan, tapi aku tak akan membuktikannya," jawab Cayenne dengan tulus. "Sekarang, aku di sini. Akan kudampingi sampai kamu bisa tidur tanpa kehadiranku."
"Mustahil!" jawab Stefan tiba-tiba.
"Hah? Apa maksudnya?"
"Ti-tidak ada," Stefan segera menepis kesedihannya.
Mereka lanjut berbelanja, mengabaikan tatapan ingin tahu di sekitar mereka. Cayenne tetap tenang dan Stefan memastikan tetap di sisi Cayenne sepanjang waktu.
"Apa kamu ingin makan malam di luar?" tanya Stefan kepada Cayenne setelah mereka selesai berbelanja barang-barang yang diperlukan, sudah lewat pukul tujuh malam.
Toko kelontong sedang penuh karena akhir pekan, waktu bagi banyak orang untuk membeli keperluan rumah tangga.
Cayenne merasa sedikit lelah setelah berjalan jauh dan tertekan secara emosional karena khawatir ada media yang akan memberitakan tentang mereka.
Dia tidak ingin menjadi bagian dari berita tentang Stefan dan berbagai wanita yang pernah dekat dengannya.
Tanpa diketahui Cayenne, Stefan telah membayar media agar tidak memberitakan tentang dirinya atau siapa pun yang mungkin dikenalnya.
Stefan sudah merencanakan semua ini untuk memastikan hidup Cayenne tetap normal dan jauh dari masalah dengan pers. Meski Cayenne menghargai bantuan Stefan untuk mengatasi masalah tidurnya, dia ingin menjaga nama baiknya sendiri.
"Ayo kita makan di rumah saja. Aku bisa menyiapkan hidangan sederhana," kata Cayenne lembut.
"Apakah kamu khawatir tentang orang-orang?" tanya Stefan.
"Hn," jawab Cayenne.
Stefan menepuk kepala Cayenne dengan lembut. "Tenang saja, tidak ada yang akan memperhatikanmu. Aku akan mencari tempat yang lebih privat. Kupikir kamu sudah terlalu lelah untuk memasak."
"Asal tidak ada yang tahu siapa aku, aku baik-baik saja," ujar Cayenne.
"Oke. Aku akan minta Chris untuk membawa belanjaan pulang. Kita naik taksi saja nanti," kata Stefan.
Mereka kembali ke ruang bawah tanah, Stefan mendorong kereta belanja sementara Cayenne berjalan di sampingnya.
Meski Stefan bisa meminta orang untuk memindahkan barang-barang ke mobil, ia memilih melakukannya sendiri agar Cayenne tidak mencurigai apa pun.
Cayenne masih mengenakan topi yang Chris berikan sambil membantu Chris memindahkan barang ke bagasi mobil.
"Ngomong-ngomong, kita akan makan malam di luar. Kamu bisa bawa mobil pulang dan beres-beres di dapur," ujar Stefan kepada Chris.
"Baik, Pak," jawab Chris cepat. Setelah semuanya beres, Stefan mengembalikan kereta belanja dan menemani Cayenne mencari taksi. Kebetulan, sopir taksi yang Stefan sewa untuk Cayenne sedang berada di sekitar dan mengenali mereka.
"Tuan!" panggil sopir taksi dari seberang jalan, melambaikan tangan.
Stefan segera mengarah ke sopir itu dan mengajak Cayenne melintasi jalan. Saat berjalan menyeberang, Cayenne tertinggal karena banyak orang yang sibuk berlalu-lalang. Menyadari itu, Stefan kembali dan menggenggam tangan Cayenne.
"Kau mudah tertabrak karena tubuhmu kecil," candanya.
Cayenne yang kesal melotot. "Kau mengolokku?"
"Tentu saja tidak. Aku hanya mengatakan yang sebenarnya," kata Stefan sambil memastikan Cayenne aman dari kerumunan orang. "Aku akan selalu menemukanmu tidak peduli seberapa kecil ukurannya."
"Apa kau mengatakan sesuatu?" tanya Cayenne sambil menggenggam erat tangan Stefan.
"Tidak, tidak ada."
Meskipun awalnya merasa biasa saja dengan perhatian kecil ini, Cayenne merasakan kehangatan di hatinya. Kehangatan karena ada seseorang yang peduli dan siap menolongnya.
Banyak yang melihatnya kuat memikul tanggung jawab keluarga, tapi sedikit yang mengerti bahwa dia juga memerlukan seseorang untuk diandalkan.
Setelah tiba di taksi, Stefan membuka pintu untuk Cayenne. "Apakah kamu terluka saat tertabrak tadi?"
"Aku baik-baik saja, meskipun tubuhku kecil tapi aku lumayan kuat," Cayenne mendramatisasi kata-katanya.
Stefan tertawa kecil dan memastikan Cayenne benar-benar tidak terluka sebelum memberikan alamat restoran pada sopir. "Aku hanya bercanda soal ukuran tubuhmu."
Cayenne mengangguk, menganggapnya sepele.
Stefan mungkin telah meminta media untuk tidak menerbitkan artikel tentang dirinya dan Cayenne, tetapi orang-orang yang mengenalnya tidak diberi tahu tentang hal itu.
Pada akhirnya, rumor tentang dirinya dan 'gadis baru' dalam hidupnya muncul di internet.
"Kamu dan temanmu sungguh bertolak belakang." Jillyanna mengatakan pada Travis, sahabat Stefan, saat membaca postingan di web.
"Tentu saja. Aku tahu bagaimana cara mengurus wanita dalam hidupku sementara dia hanya tahu cara bermain-main."
"Untunglah kau tidak memiliki sifat menyebalkan seperti dia." Jillyanna bergumam sambil menatap foto di ponselnya. Wanita dalam foto itu tampak begitu familiar baginya.