Aluna sejak lama memendam rasa pada kakak kelasnya hingga beberapa tahun setelah lulus sekolah, Aluna kembali di pertemukan dengan pria yang ia kagumi itu, pertemuan mereka begitu rumit dengan berbagai kesalahpahaman yang akhirnya memberikan jalan bagi mereka agar terus bertemu. Lalu bagaimana kisah selanjutnya? Apakah mereka akan bersama atau akan ada penghalang bagi perasaan Aluna?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ketahuan
Disisi lain, selama di kantor Alvin dibuat salah tingkah karena Aluna, "Tuan," panggil Roby.
"Ada apa?" tanya Alvin.
"Untuk pendanaan proyek di kota B, salah satu investor meminta kita datang untuk memeriksa keadaan disana secara langsung," ucap Roby.
"Siapa yang menangani proyek itu?" tanya Alvin.
"Joseph, Tuan," ucap Roby.
"Dia sudah kesana?" tanya Alvin.
"Sudah Tuan, memang benar disana ada beberapa kendala," ucap Roby.
"Birkan dia selesaikan masalah disana, dia sudah diberi kepercayaan dan artinya dia harus menyelesaikannya. Dia yang meminta proyek ini bukan, jadi biarkan dia menyelesaikannya, tapi tetap wasi dia dan jika dia macam-macam dengan proyek ini, aku yang akan mengambil alih proyeknya," ucap Alvin.
"Baik, Tuan," ucap Roby.
.
Malam harinya, Aluna sudah berada di rumah sakit tempat Nenek Putri dirawat.
"Gimana, Lun?" tanya Nenek Putri.
"Gimana? maksud Nenek?" tanya Aluna.
"Soal Alvin," ucap Nenek Putri.
"Iya, Luna sudah mulai tahap pendekatan dengan Kak Alvin, tapi Luna juga belum memutuskan untuk tahap serius," ucap Aluna.
"Kalau kamu gak siap gapapa kok, kamu gak harus paksain semuanya. Tapi, Nenek akan sangat bahagia kalau kamu sama Alvin karena Nenek percaya Alvin mampu menjaga dan membahagiakan kamu," ucap Nenek Putri.
"Iya, Nek," ucap Aluna.
"Lun, kamu bisa beli buah melon untuk Nenek," ucap Nenek Putri.
"Nenek mau melon?" tanya Aluna.
"Iya, tiba-tiba Nenek pengen melon," ucap Nenek Putri.
Baru saja Aluna berdiri, tiba-tiba pintu terbuka dan menampilkan Alvin. "Kamu mau kemana?" tanya Alvin.
"Oh, aku mau keluar beli melon," ucap Aluna.
"Gak usah beli, ini aku bawa beberapa buah dan ada melon kok," ucap Alvin dan menaruh buah yang sempat ia beli tadi.
"Udah di kupas?" tanya Aluna.
"Udah kok, tinggal makan aja," ucap Alvin dam diangguki Aluna.
"Makasih ya Kak," ucap Aluna dan menyiapkan melon tersebut.
"Iya, jawab Alvin dan menatap lekat Aluna yang tengah menyiapkan buah melon untuk Nenek Putri.
Hal itu tak luput dari penglihatan Nenek Putri yang membuatnya tersenyum karena sikap Alvin yang sangat kentara jika ia menyukai Aluna.
"Ini Nek," ucap Aluna.
"Mau sampai kapan kamu ngelihatin Aluna kayak gitu?" goda Nenek Putri yang mampu membuyarkan konsentrasi Alvin.
"Nenek bisa aja," ucap Alvin yang salah tingkah karena ketahuan Nenek Putri.
"Lihat Lun, Alvin udah bucin sama kamu masa iya mau kamu anggurin sih," ucap Nenek Putri.
"Nek," tegur Aluna dan Nenek Putri hanya tersenyum.
"Kalau Alvin sendiri sudah bilang ke Aluna, Nek. Alvin serius dan mau ke jenjang selanjutnya, tapi lagi-lagi tinggal menunggu keputusan Aluna," ucap Alvin dan mendapat tatapan tajam dari Nenek Putri.
"Nenek juga setuju, sekarang tinggal kamu aja loh Lun," ucap Nenek Putri.
"Apa sih Nek, udah Nenek makan melonnya duku, Aluna mau ke luar ambil selimut Nenek yang sempat di bersihin sama suster," ucap Aluna lalu keluar.
"Kamu jangan nyerah ya Vin, Nenek tau kalau Aluna juga suka sama kamu, tapi dia gengsi," ucap Nenek Putri.
"Aluna suka sama Alvin, Nek?" tanta Alvin.
"Iya, Nenek pernah lihat foto kamu di bukunya Aluna," ucap Nenek Putri dan membuat Alvin berbunga-bunga.
"Nek, Alvin samperin Aluna dulu ya," ucap Alvin dam diangguki Nenek Putri.
"Dasar anak muda," gumam Nenek Putri.
Alvin pun mencari keberadaan Aluna hingga akhirnya ia melihat Aluna yang tengah berjalan dengan membawa selimut di tangannya, Alvin pun menghampiri sang pujaan hati.
"Kenapa Kak Alvin disini?" tanya Aluna.
"Ya, gapapa. Pengen lihat kamu aja," ucap Alvin.
"Oh iya Kak, jangan bilang kayak gitu lagi ya apalagi di depan Nenek," ucap Aluna.
"Kenapa?" tanya Alvin.
"Ya, takutnya Nenek nyuruh kita buat cepet-cepet nikah," ucap Aluna.
"Ya gapapa dong, kalau gitu aku bilang kayak tadi tiap hati aja biar kita cepet nikah," ucap Alvin dan mendapat tatapan tajam dari Aluna.
"Jangan natap kayak gitu, aku bukannya takut malah gemes tau gak," ucap Alvin.
"Kok Kak Alvin sekarang pinter gombal sih, kayaknya dulu pas sekolah Kak Alvin orangnya diem deh," ucap Aluna.
"Kamu kenal sama aku pas sekolah? kayaknya aku dulu gak pernah nunjukin ke orang-orang kayak gimana aku," tanya Alvin yang mampu membuat Aluna gugup.
"Oh, kan aku temenan sama Fiola jadi aku tau orang kayak gimana Kak Alvin," ucap Aluna.
"Terus kenapa kamu sempat salah paham soal hubunganku sama Fiola waktu itu?" tanya Alvin dan lagi-lagi, Aluna tidak bisa menjawabnya.
"Gimana ini, mampus," gumam Aluna.
"Udah deh Kak, Aluna mau ke Nenek dulu," ucap Aluna dan pergi meninggalkan Alvin yang tersenyum melihatnya.
"Kenapa gue sering banget di tinggal sih," gumam Alvin dan mengejar Aluna.
Baru saja akan masuk ke dalam kamar inap Nenek Putri, Aluna melihat dan mendengar pertengkaran antara Nenek Putri dan Ayah Zafran.
"Kamu hak bisa kayak gini, Zaf. Kamu gak kasihan lihat anak kamu? Ibunya udah pergi ninggalin dia dan sekarang kamu juga mau ninggalin dia gitu," ucap Nenek.
"Tapi, ini kesempatan Zafran, Bu. Zafran melakukan ini juga untuk Aluna," ucap Ayah Zafran.
"Gak, kamu melakukan ini bukan untuk Aluna, tapi untuk kamu sendiri. Ternyata kamu sama saja seperti istri kamu," ucap Nenek Putri.
"Terserah Ibu setuju atau tidak, tapi yang jelas Zafran akan tetap menikah dengan Nita dan akan tinggal di luar kota," ucap Ayah Zafran.
"Zafran, ingat Aluna. Dia cuma mau kamu disampingnya," ucap Nenek Putri.
"Gak bisa, Bu. Zafran akan tetap menikah dengan Nita," ucap Ayah Zafran.
Aluna yang melihat dan mendengar hal itu begitu sedih tanpa terasa air matanya pun jatuh, ia tidak sanggup mendengar ucapan Ayah Zafran hingga tiba-tiba tangan Alvin menutup telinga Aluna dan membawa Aluna pergi dari sana.
Alvin membawa Aluna ke taman rumah sakit dan membiarkan Aluna menangis disana, Alvin hanya menatap Aluna hingga beberapa saat kemudian Aluna pun berhenti menangis, namun ia masih menunduk.
"Terimakasih," ucap Aluna.
Alvin mengangkat dagi Aluna hingga akhirnya ia bisa melihat wajah merah dan mata sembab Aluna, "Aku gak suka lihat kamu nangis," ucap Alvin dan mengusap mata sembab Aluna.
Perkataan Alvin justru membuat Aluna kembali menangis, karena melihat reaksi Aluna akhirnya Alvin pun memberanikan diri memeluk Aluna untuk menenangkan Aluna.
"Udah udah jangan nangis lagi ya," ucap Alvin dan tangis Aluna justri semakin jadi.
Alvin berusaha menenangkan Aluna agar mereka tidak jadi perhatian, "Kakak apain Kakaknya?" tanya anak kecil yang datang karena melihat Aluna menangis.
"Kakak gak apa-apain Kakaknya ya, ini pacar Kakak jadi gak mungkin juga Kakak nyakitin pacar Kakak," ucap Alvin.
"Tapi, Ayah sering mukulin Ibu," ucap anak kecil tersebut yang akhirnya mmebuat Alvin terdiam.
"Kakak, gak kenapa-napa kok. Mata kakak cuma kemasukan debu makanya nangis," ucap Aluna yang menahan tangisnya.
"Oh gitu ya Kak," ucap Aluna dan anak kecil itu pun pergi.
.
.
.
Bersambung...
semangat💪💪🔥🔥🤸🤸