Pacarku Tetanggaku

Aku keluar kamar sudah rapi dengan pakaian sekolah.

"Lia ayo sarapannya nak"panggil mama

"Iya ma" aku diam dan duduk di meja makan

"Oh ya om, apa wifi di rumah om semalam mati ?"

"Tidak, kenapa ?"

Aku hanya diam makan sarapan yang sudah disediakan mama, aku tau kenapa dia bertanya begitu pasti karena chat dia yang ku abaikan tadi malam.

"Tidak apa apa om hanya bertanya saja" jawabnya cengengesan.

"Om akash bangkrut ya ar ?" Bisikku

"Astaga mulutmu hon" bisiknya pelan karena aku makan disamping kursinya.

"Jadi ayahmu ke toko naik apa ar ?" Tanya ayah.

"Ayah naik gojek om"

Ayah mengangguk.

"Ayo cepat nanti kalian terlambat lagi" panggil ayah dan Kami segera masuk mobil dan brangkat sekolah.

"Loh kok kalian berangkat bersama ?" Tanya Yasir yang kebetulan berjumpa di gerbang sekolah.

"Motorku bocor" jawab arnav

Yasir mengangguk sementara aku diam menyimak obrolan mereka berdua.

"Kamu sariawan ya li ?" Tanya Yasir

"Tidak, kenapa ? Apa bibirku merah ?"

Yasir dan arnav ngakak berdua

"Apa sih ?" Tanyaku heran

"Udah ah ayo ke kelas" ajak arnav menarik tanganku.

"Loh gak sarapan dulu bro ? Yang lain sudah dikantin" ajak Yasir

"Kali ini gak bro, istriku sudah menyiapkan sarapan tadi" jawabnya membuat Yasir geleng geleng kepala.

"Arnav belum sampai ya ?" Tanya Edo pada Yasir setibanya dia di kantin.

"Sudah sarapan katanya, di rumah Lia mungkin. orang itu datang bersama tadi naik mobil ayahnya Lia, motor arnav bocor katanya. Kang lontong satu ya" teriak Yasir pada kakang kantin.

"Teringatnya pacarnya Bagas itu tinggal dimana ?" Tanya Yasir pada Edo dan juga toni. Karena baru mereka bertiga yang kumpul.

"Untuk apa kamu tanya, jangan bilang kamu tertarik pada pacarnya Bagas" timpal Edo

"G**a ya kamu sir" tambah toni

"Yehhh fiktor semua fikiran kalian, masalahnya aku semalam liat cewek yang mirip sekali dengan pacar Bagas, dia masuk hotel dengan om om. Bukan mirip sih lebih tepatnya aku yakin itu pacarnya Bagas".

"Anjirrr yakin kamu sir ?" Tanya Toni.

"Iya ton, makanya aku mau tau rumahnya dimana, aku mau selidiki dulu. Kasihan Bagas kalau sampai itu benar"

"Tapi seingatku Bagas pernah antar ceweknya ke jalan air bersih deh, kalau tidak salah ceweknya itu kos disana." Kata edo

"Kalian bantu aku ya, kasihan Bagas kalau sampai ceweknya itu benar benar sering open BO"

Gebrakkkk....

"Pada bahas apa sih ?" Tanya dion tiba tiba datang bersama Arini juga Vika.

"Alamak.... Copot kantongku" teriak Edo.

"Yehhhh gayamu selangit" ledek Vika.

"Kalian kenapa sih datang tiba tiba ?"kesal Yasir

"Jadi maksudmu datang kekantin pun harus buat pengumuman dulu ya" jawab Arini

"Udah udah bising kali pun kalian" jawab Vika lagi.

Arnav benar benar mengantarku langsung ke kelas, karena kami beda kelas.

"Cie cie manis bangat sih ar sampe diantar segala" goda Yuli.

"Yul jangan mulai deh biarkan saja dia lagi kumat" jawabku asal.

"Yul jagain Lia ya jangan sampai ganjen sama cowok disini"aku melotot mendengar ucapan arnav, maksut dia apa coba bilang begitu.

"Apa sih kamu, udah sana keluar" ucapku mendorong arnav keluar kelas sementara Yuli pasti ngakak dong.

"Kalian pacaran ya li ?"

"Tidak"

"Masak sih"

" Iya Yuli"

"Tapi kok bisa ya kalian sedekat itu, lagian kamu tidak dengar Desy cerita pada anak anak kalau mereka putus gara gara kamu"

"Hah ? Masak sih ?" Tanyaku heran

"Iya liaaaa, makanya pas lihat kamu dan arnav sedekat itu yahh aku yakin kalian pacaran"

"Astagaa..." Jawabku menepuk jidat.

"Lagian tak apalah Li dibilang orang pacaran, lagian juga kalian cocok kok" goda Yuli.

"Jangan Ngadi ngadi yul" tegurku sementara dia sudah ngakak.

Alamat masalah baru ini

Sejenak aku lupa masalah arnav karena pelajaran kimia begitu menguras otak, tapi masalah baru muncul lagi saat pulang sekolah.

"Kamu diantar arnav an ?" Tanya aida

"Tidak, motornya bocor. Dia sendiri nebeng aku dan ayah tadi pagi"

"Jadi kamu naik apa ? Gojek ?"

"Sepertinya naik angkot saja ai, panas kalau mau naik gojek"

"Jadi arnav sama siapa ?"

"Ya suka hatinya mau naik apa dan sama siapa"

"Ya sudah kalau begitu duluan ya"

Aku mengangguk saat aida pergi dahulu, akhirnya angkot yang kutunggu tunggu datang juga, sebenarnya aku ingin sekali naik motor kesekolah tapi mama tidak kasih izin.katanya  takut kakiku makin panjang dan aku kemana mana pulang sekolah.

Sampai rumah seperti biasa sunyi, kuputuskan untuk ke kafe saja, sebenarnya kafe kami itu lebih ke seperti restoran tapi karena keseringan anak anak muda yang datang jadi kemana mana orang taunya itu kafe.

"Mama" ucapku sedikit mengejutkan mama yang sedang duduk di kasir.

"Loh sayang kamu datang" jawab mama sedikit terkejut.

"Iya mah, bosan dirumah sendiri"

"Kamu sudah makan nak ?"

"Belum mah, ini mau makan "

Aku mengecup pipi mama lalu berlalu ke dapur cafe.

"Hallo buk ada yang bisa saya bantu ?"

Ucap salah satu waiters laki laki yang ternyata baru 2 hari mulai bekerja.

"Hust dia anak pemilik cafe" bisik waiters yang lainnya.

"Ahh maaf mba saya tidak mengenali anda tadi" ucapnya

Aku mengangguk.

"Anak baru ya mba ?" Tanyaku pada bagian dapur.

"Iya mba, dia baru masuk. Dia masih kuliah dan kerja part time disini"

"Hah kok mama menerima anak kuliah sih ?"

"Ibuk katanya kasihan dia juga tidur disini, awalnya dia kok tapi akhirnya ibuk suruh tinggal disini sekalian jaga kafe"

Aku mengangguk lalu memasak mie karena kurang selera makan nasi.

"Biar saya saja yang masak mba" katanya lagi.

"Tidak usah mba saya saja" jawabku senyum.

Sementara itu di rumah arnav ternyata mereka cowok pada kumpul minus Bagas sih.

"Jadi bagaimana ?" Tanya arnav

"Begini saja kita coba download aplikasi bokingan itu baru kita cari namanya, siapa sih namanya aduh lupa aku" kata edo

"Apa kamu tau dia pakai aplikasi yang mana ? Aplikasi begituan kan banyak" tambah Dion.

"Kalau tidak kita datangi saja kos nya" usul Yasir.

"Aneh kamu, mana mungkin dia bawa om om ke kosnya bisa abis dia sama Bagas" jawab Toni

"Tunggu, apa kalian benar benar yakin kalau itu sisi pacarnya Bagas ?" Tanya arnav lagi

"Ya ampun Ar masih saja  kamu ragu, gini aja deh seperti yang dibilang Edo kita download aplikasinya  lalu cek satu satu. Lihat fotonya kan bisa. Ayo pakai nama siapa ?" Kata yasir

"Dia kan kenal kita semua ya pasti di tolak lah" jawab arnav.

"Iya juga ya haduhhh"

"Begini saja coba kita sebagian orang intai kosnya lalu kita ikuti kalau dia keluar, nah tugas sebagian orang tuh ngajak Bagas ngopi biar dia punya alasan tidak datang ke kos sisi" usul arnav

"Ide bagus" jawab edo

" Nah aku dan Yasir ngikuti sisi sementara kalian ajak Bagas ngopi atau apalah biar dia tidak curiga"

"Kamu yakin Berdua saja? Tanya Edo lagi.

Arnav mengangguk.

Sesuai kesepakan malam ini arnav dan Yasir akan mengikuti sisi pacarnya Bagas sementara Edo, Dion dan Toni mengajak Bagas nongkrong.

"Edo sama arnav kemana kok tidak ikut ?" Tanya Bagas saat mereka sampai di sebuah cafe.

"Nyusul paling bentar lagi" jawab Edo.

Sementara di kos sisi, arnav dan Yasir sudah lama menunggu namun sisi tidak keluar juga.

"Kok dia tidak keluar juga ya, bosan lama nunggu banyak nyamuk lagi" keluh Yasir

"Bisa diam kamu, itu sepertinya dia kan ?" Kata arnav berbisik.

Dan benar saja sisi keluar lalu masuk mobil yang dari tadi sudah parkir di depan kosnya, ternyata orangnya sudah menunggu di dalam.

"Ayo ikuti" ucap arnav.

"Kok mereka sini ??????"