Rahma seorang mahasiswa semester akhir, terjebak di dalam tubuh pemeran utama di dalam novel dengan ending yang tragis.
tapi nasib baik masih berbaik hati pada nya. wanita modern itu masuk ke tubuh seorang Lady bernama Clarisse Corleone itu sebelum semua malapetaka terjadi beberapa tahun kemudian.
dan itu memberikan Rahma kesempatan untuk mengubah kebodohan Lady Clarisse dan menghindari sumber kematian wanita itu yaitu seorang Grand Duke Alexander Maximilians. dengan cara berhenti menjadi budak cinta pria itu dan berhenti mengejar-ngejar alasan yang membuat wanita itu mati dua kali seperti di dalam novel nya.
tapi mampu kah Rahma mengubah takdir tragis yang di miliki oleh Lady Clarisse?
sequel dari cerita "Lady Clarisse" silahkan di nikmati dan mohon dukungan nya.
disclaimer: cerita ini hanyalah sebuah fantasi dari imajinasi random bawah sadar penulis jadi banyak kejadian di luar nalar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TRANSMIGRASI XX
Di sebuah kamar mewah dengan nuansa biru gelap dan maskulin sekujur tubuh gadis cantik yang selama ini di kenal dengan lady arogan yang mencintai Alexander sedang terlelap tak sadarkan diri. Tubuh Clarisse Corleone dalam keadaan tidak sadar ketika beberapa jam yang lalu pingsan di perbatasan hutan Frostgreen.
sementara itu terlihat Alexander yang masih menunggui Clarisse yang belum sadar. Entah apa yang terjadi pada gadis di hadapannya ini. Saat di tanya pada tabib, tubuh Clarisse terasa dingin dan seperti mati. Hal itu membuat Alexander panik sebelum ini. Namun hal itu hanya sesaat. ketika tabib tersebut mencoba memeriksa kembali tubuh Clarisse untuk memastikan jika lady dari keluarga Corleone itu tidak benar-benar mati, denyut nadi yang sempat berhenti kini kembali berdenyut.
Walaupun di nyatakan masih hidup Clarisse masih terbaring tak sadarkan diri. hati masih malam dan Alexander tidak memberitahu keadaan Clarisse pada keluarga nya. Jika dari perkiraan Alexander, gadis yang sedang terbaring ini pasti keluar dari rumah dengan cara sembunyi-sembunyi.
"Clarisse! Kenapa sikap mu belakangan ini berubah. Kau terlihat seperti bukan diri mu. Walaupun kau lady pembuat masalah, namun kau selalu menempel pada ku. Tapi sekarang kau sudah tidak pernah menunjukkan wajah mu di sekitar ku. Dan bahkan kau mengurung diri mu di kediaman Corleone selama 5 bulan terakhir ini. Bukan kah itu sangat menunjukkan bahwa sekarang kau sudah berubah". Ucapan Alexander tersebut tidak ada balasan apapun dari Clarisse yang masih terbaring lemah. Walaupun tidak ada balasan Alexander tetap melanjutkan kata-katanya.
"dan kau tau entah kenapa mimpi tentang dirimu terus menerus menghantui ku. Di dalam mimpi itu aku selalu saja membunuh mu dengan cara yang berbeda. Aku takut sekali. Tangan ku ini bahkan sampai gemetar jika mengingat tentang semua mimpi itu, ku harap kau cepat bangun dan aku ingin hubungan kita menjadi lebih dekat".
Alexander berbicara seolah olah Clarisse bisa mendengar suara nya. Padahal jauh di sebuah tempat jiwa gadis itu sedang menangis di hadapan jiwa Rahma yang terlihat marah dan kesal.
"apa yang kau lakukan!! Aku sudah kembali ke tubuh ku semula tapi kau menariknya kembali. Tidak kah kau tau jika aku sangat merindukan keluarga ku". Ucap Rahma dengan nada yang geram dan bersedekap.
"bukan kah kau berjanji akan menolong ku! Masalah ku belum selesai dan kau tau kekuatan ku juga belum pulih. Jiwa ku sekarang bahkan hanya mampu bertahan sebentar. Keterikatan antara jiwa mu dengan jiwa ku begitu erat".
Clarisse masih menangis karena keadaan ini. Menarik kembali jiwa Rahma bukan hal yang mudah bahkan cincin kehidupan yang di berikan Alura dari dimensi waktu hampir saja retak karena kejadian ini. saat dirinya masih tertidur dan mencoba memulihkan kembali cahaya kehidupan nya. Tiba-tiba Flifroots masuk dan mengacaukan kekuatan yang dia kumpulkan. Untung saja dengan sisa kekuatan milik Clarisse, Flifroots monster kecil itu mati sebelum membuat kekacauan yang lebih parah.
"kau tidak tau apa yang ku rasakan Clarisse! Melihat ibu dan kakak ku yang terlihat sangat lelah dan belum lagi Abang dan ayah ku yang juga pasti keadaan nya tidak baik-baik saja. Mereka terlihat buruk karena mengkhawatirkan ku. Aku!! Aku tidak bisa membiarkan ini lebih lama!" entah kenapa sudut hati paling dalam milik Rahma terguncang bukan karena hilang nya rasa iba pada diri nya untuk Clarisse tapi Rahma juga punya kehidupan nya sendiri.
"bagaimana jika kau membantu ku dengan kau menjadi diri ku hingga aku selamat dari kutukan waktu yang mencekik ku. Dan sebagai gantinya aku akan menjadi diri mu yang di rumah sakit. Aku hanya akan terbaring di rumah sakit namun dengan keadaan sadar. Jadi keluarga mu tidak akan khawatir dengan keadaan mu yang belum sadar itu!"
"apa!!! Kau gila. Kenapa kau memilih jalan rumit seperti itu!"
"KARENA AKU INGIN LEPAS DARI KUTUKAN KONYOL INI!!" entah kenapa emosi Clarisse memuncak dengan rasa putus asa dan mencoba untuk egois.
Yah dia tau jika diri nya saat ini begitu egois dan hanya memikirkan kehidupan nya sendiri tanpa memikirkan kehidupan orang lain yang saat ini juga memiliki kehidupan nya sendiri. Clarisse hanya ingin hidup normal mempunya anak dan melihat anak-anak nya tumbuh besar walaupun itu tidak bersama dengan Alexander. Dengan adanya kutukan waktu ini membuat Clarisse harus berjuang mati-matian sampai mati hingga di kehidupan yang ke seratus kali nya.
Bukan kah kematian abadi lebih baik dari pada mati dan hidup kembali menjalani takdir yang sama.
Melihat kondisi jiwa Clarisse yang menangis membuat hati Rahma kembali lunak. Apalagi melihat jiwa Clarisse yang terlihat lemah bahkan hampir menghilang.
"baiklah aku akan membantu mu. Dan aku hanya membantu. Untuk akhir dari cerita ini aku tidak bisa menjamin kau memiliki kisah yang berakhir bahagia. Tapi aku akan berusaha menciptakan kisah bahagia untuk dirimu. Walaupun itu harus membunuh Alexander!".
"aku mengerti. Kau boleh berbuat sesuka mu dengan tubuh ku. Aku tidak akan marah atau pun tersinggung. Ulurkan tangan mu".
Dengan terpaksa Rahma mengulurkan tangan nya ke arah Clarisse. Clarisse menyambut tangan Rahma dan membuat pola aneh di telapak tangan Rahma. Dan sebuah kekuatan muncul menarik jiwa Rahma dan juga jiwa Clarisse berlawanan arah.
Jiwa Clarisse menempati raga Rahma yang terbaring lemah dengan alat bantu kehidupan di rumah sakit. Sedangkan jiwa Rahma menempati raga Clarisse yang juga terbaring lemah di ranjang milik Alexander.
Kedua mata dari dua raga yang berbeda dunia itu sama-sama membuka. Di rumah sakit keluarga Rahma bahagia melihat wanita tersebut kini dapat sadar dan membuka mata nya. Walaupun tubuh nya tidak bisa duduk dan berdiri. Sadar namun tidak bisa hidup tanpa alat bantu kehidupan di rumah sakit. Karena jiwa Clarisse yang memang sudah lemah.
Sementara itu jiwa Rahma yang masuk ke raga Clarisse membuka mata dan menghelakan nafas saat melihat tempat di mana dia sadar adalah sebuah kamar yang terlihat mewah. Namun saat mata nya kembali melihat ke langit-langit kamar di mana dia sadar Rahma bingung.
"di mana aku". Gumam nya sambil berusaha duduk. Bersamaan dengan itu seseorang yang sangat dia kenal muncul dari balik pintu kamar ini.
"kau sudah sadar! Apa kau masih merasa sakit?" tanya Alexander yang terkejut melihat Clarisse terduduk sadar dan menatap ke arah nya.
"seperti yang kau lihat aku sadar dan sehat. Dimana aku sekarang!" balas Rahma dengan nada ketus. Karena masih belum puas hati dengan apa yang terjadi pada jalan hidup nya saat ini.
"kau berada di kamar ku sekarang". Jawab Alexander dengan wajah yang bingung akan sikap Clarisse yang dia lihat saat ini.
"kenapa kau membawa ku ke kamar mu? Bukan kah itu tidak sopan dan melanggar peraturan di kekaisaran Reus. Jika seorang pria lajang tidak boleh membawa masuk seorang gadis ke dalam kamar nya tanpa ada ikatan sama sekali. bukan kah itu sebuah kejahatan!"
Bukan nya kesal, Alexander malah tersenyum lucu ke arah Clarisse yang kini bersemayam jiwa Rahma.
"tidak kah kau lihat hari masih malam. Kau pingsan di daerah kekuasaan ku. Jika kau ingin pulang. Pulang lah. Aku tidak akan menghalangi mu".
Alexander pikir Clarisse akan tinggal dan tidak berani untuk keluar atau pulang ke kediaman nya Karena sudah larut malam. Tapi ternyata pemikiran Alexander tidak lah sejalan dengan kenyataan.
"baiklah aku akan pulang dan bisakah kau meminjam kan ku seekor kuda. Besok pagi aku akan mengembalikan nya!"
egois bget
ya udah cerita aja yg sebenarnya, siapa tau bs membantu menguak misteri ini