Broken Queen

“Bernai sekali!” Alfaso terpancing, dan akhirnya dia berdiri dan meninggalkan Glory seorang diri. Dia melupakan tujuan dia sesungguhnya mendatangi Glory hari itu.

“Wanita sia*lan!” Gertak Alfaso, dan sepanjang jalan dia terus mengumpat.

Sedangkan Glory yang melihat itu tersenyum penuh arti, sepertinya rencana mereka akan segera dilakukan. Dan mungkin malam ini, rencana besar mereka akan dilakukan.

“Aku harus mempersiapkan segalanya, meski aku sudah mendapatkan informasi bila aku masih aman, namun aku tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya.” Glory menghela nafas panjang, dia mandi dan merapikan berkas yang Alfaso bawa di atas mejanya.

Glory juga langsung menyerap sebuah batu yang baru saja dikirim oleh Mythic, itu adalah batu Cahaya Bulan. Entah mengapa dikatakan demikian, namun Cahaya Bulan memiliki banyak manfaat bila sudah berjodoh dengan seseorang.

Setelah dirasa aman, Glory memperingatkan para pelayannya untuk jangan ada yang mengganggunya. Dia mengaktifkan sihir di sekitar istananya, dengan cepat Glory juga menyerap kemampuan batu Cahaya Bulan.

Malam akhirnya tiba, kelebatan bayangan yang begitu cepat terlihat di langit malam dengan cahaya bulan mengikutinya. Glory membuka matanya dan seolah melihat semua itu, ternyata bukan hanya dapat memodifikasi bayangan, kemampuan dari batu Cahaya Bulan juga dapat melihat apa yang dilihat oleh cahaya bulan.

“Artefak ini cukup bagus,” Gumam Glory, dia tak akan menggunakan bayangannya sama sekali. Dia akan menyambut para pembunuh itu dengan tangan terbuka. Biarkan mereka bermain, dan biarkan mereka melihat siapa yang sebenarnya harus mereka takuti.

Glory pura-pura tidur di atas ranjangnya, tentu saja Glory juga sudah bersiap dengan mengencangkan celananya dan baju tidur yang cukup aman. Glory merasakan tubuhnya di bius, namun tentu saja Glory tak pingsan.

Glory dibawa ke sebuah ruangan bawah tanah Istana itu, mungkin itu adalah penjara bawah tanah pikir Glory. Glory Merelakan tubuhnya di masukan ke dalam jeruji besi dan di ikat oleh besi.

Ingin tertawa sekali Glory, mereka sampai menggunakan sihir pada borgol yang dipakai Glory dengan sihir penekan mana. Sudah tahu Glory bukan orang biasa, tapi mereka tetap saja bodoh dengan melakukan kebodohan seperti itu.

Tak berapa lama kemudian Glory di guyur, Glory pura-pura terbangun dan terkejut. Dia membuka matanya dan mendapati seorang pria yang begitu mirip dengan Krisan.

“A-apa ini! Dimana aku?” Teriak Glory berusaha melepaskan diri dengan sedikit akting tentu saja. Dia juga membuat ilusi agar tangannya terlihat terluka akibat rontaan yang dilakukan oleh Glory.

“Percuma saja anda berontak, anda tak akan dapat lepas dari rantai ini!” Gertak Oskadon tertawa dengan begitu puasnya.

‘Ck, sombongnya! Pengen bangat rasanya mematahkan leher sombong itu!’ Gerutu Glory dalam hati.

“A-anda siapa!” Pekik Glory pura-pura syok, bingung dan beloon.

“Anda mungkin akan terkejut bila mengetahui siapa saya, namun karena anda akan segera mati. Saya akan memberikan informasi mengenai nama saya hari ini.” Ucapnya dengan nada sombongnya, Glory kembali berpura-pura ketakutan.

“Oskandor Aletta, anda mengenal marga itu?” Kekeh Oskandor dengan sombong, Glory menggigit bibir bawahnya saking ingin menahan tawanya yang akan meledak.

“Anda adalah keluarga Kekasih Kaisar, dendam apa yang membuat anda seperti ini Tuan?” Tanya Glory sok polos dan memelas.

“Dendam, tentu saja! Anda sudah berada di sini saja sudah membuat banyak dendam bagi saya. Sekarang anda harus melakukan apa yang seharusnya dilakukan seorang Permaisuri Kekaisaran Riyue.” Ucapnya mengambil sebuah kotak, Glory kembali menggigit bibir bawahnya. Itu adalah batu wasiat tingkat menengah, namun karena bentuknya yang unik dan mirip dengan batu penyerap mana, akhirnya benda itu sangat berguna pikir Glory.

“Tidak! Lepaskan saya!” Teriak Glory, sebisa mungkin dia ingin terlihat natural dalam melakukan aktingnya.

Oskandor menempelkan benda itu di tangan Glory, Glory terkulai lemas setelahnya. Namun batu semacam itu tak akan dapat membuat Glory benar-benar kehilangan kesadarannya.

Oskandor yang merasa bila batu tersebut sudah bekerja dengan baik, pada akhirnya melepaskan Glory dari rantai besi yang membelenggu Glory sebelumnya. Dia meletakan Glory di atas pembaringan dan membiarkan batu itu bekerja dengan sendirinya.

Batu itu bekerja dengan sangat baik, dia berhasil mengirimkan wasiat dari sang asisten Guild Evil yang terhormat. Pesan itu berisikan curahan hati dan juga memberi peringatan pada Glory bila saat ini semuanya tengah dalam keadaan genting.

Asisten Guild Evil sendiri tak mengetahui mengenai identitas sang pemilik Guide, alhasil Glory cukup berterima kasih dengan ketulusan asisten Guild yang dia miliki itu.

Meski mereka selalu melakukan transaksi dengan jujur, namun ada kalanya mereka melakukan transaksi untuk keadilan. Seperti yang tengah dilakukan oleh sang asisten Guild Evil saat ini.

Guild Evil memang sangat menjunjung tinggi rasa empati, meski namanya Evil namun mereka tetaplah seorang manusia yang memiliki segumpal daging yang disebut hati.

Meski mereka tak akan pernah dapat menolak perintah atasan mereka, namun melihat bagaimana tindakan itu saja sudah membuat Glory cukup merasa disayangi oleh warga Lattish.

Glory tak tahu apa yang dilakukan oleh asisten Guild Evil tersebut, namun kini suara tawa terdengar menggema. Mungkinkah sesuatu terjadi pada tubuhnya? Pikir Glory.

Namun tak ada rasa sakit atau apapun itu namanya, Glory juga tak dapat mengintip karena tengah berpura-pura pingsan. Sedangkan itu, Oskandor yang melihat wajah Glory yang berubah pucat dan nampak banyak aura yang keluar dari tubuhnya membuat Oskandor sangat senang.

“Hahahah, aku akan menggunakan seluruh mana sihir ini untuk menguasai Kekaisaran!” Tawanya dengan sangat luar biasa menggema, Glory tak habis pikir dengan sosok Oskandor tersebut.

‘Bisa-bisanya dia menghinaku dengan melakukan hal bodoh seperti itu padaku, sudah ingin melihat dewa Yama sepertinya.’ Gerutu Glory dalam hati saking kesalnya, bukan karena kini dia tengah dijahati. Namun kesal karena dia seolah di hina oleh mainan semacam itu.

“Ayo kita biarkan alat ini bekerja, kalian jaga di depan pintu dan jangan biarkan siapapun masuk ke dalam ruangan ini!” Gertak Oskandor pada para bawahannya, dia bergegas pergi dari tempat itu.

“Ayo kita bawa pergi Permaisuri dari sini!” Ucap seorang bawahan Oskandor tersebut, Glory sedikit terkejut mendengar hal itu.

“Benar, Tuan Duke belum kembali juga. Kita sudah bersumpah setia padanya, ayo kita lindungi Yang Mulia Permaisuri!” Ucap rekannya yang lain, mereka adalah orang-orang dari Guild Dark Dragon.

‘Astaga, aku sudah susah payah berakting. Masa iya mau dihancurin?’ Gumam Glory dalam hati, dia membuka matanya saat batu wasiat itu di ambil dengan hati-hati oleh salah satu Ksatria tersebut.

“Hei hentikan!” Ucap Glory menghentikan lengan Ksatria Dark Dragon.

Ksatria itu terkejut bukan main, Glory duduk dengan santainya. Namun dilihat dengan mata telanjang, saat ini Glory nampak sangat pucat dan mengkhawatirkan.

“Yang Mulia, anda jangan banyak bergerak dulu! Ini berbahaya!” Ucap salah satu Ksatria dengan wajah paniknya.

“Astaga, kalian ini siapa sih? Mengganggu saja. Aku sudah susah payah mengusir Aslan dan Nana, namun sekarang malah ada beban baru.” Gerutu Glory saking kesalnya.