Hitam tak selamanya buruk dan kotor, putih tak selamanya bersih dan suci. Hidup seorang diri membuat Letnan Rilanggana menjadi pribadi yang keras, dingin dan tidak mudah di taklukkan. Banyak yang tidak paham atau mengerti akan jalan pikir serta 'caranya bekerja'.
Berawal dari pertemuan pertama yang tak terduga, dirinya bertemu dengan adik kesayangan seniornya yang membuatnya kesal. Namun menang taruhan dengan rekannya membuat takdirnya harus mendekati gadis itu kembali.
Niatnya yang hanya bermain-main akhirnya menimbulkan perkara dan harus berhadapan langsung dengan seniornya tersebut. Hingga waktu berganti, kisah masa lalu di antara mereka membuat prahara.
KONFLIK, silakan SKIP bagi yang tidak tahan KONFLIK.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
1. Jodoh dari langit.
Serangan angin kencang mendadak menggoyahkan parasut terjun. Pria berpangkat Letnan satu itu cukup panik karena arah angin membawanya ke arah sebuah pemukiman warga.
Para anggota di bawah sudah kocar kacir mengejar Letnan Rilo. Sungguh saat itu keadaan semrawut karena pasti tower listrik dalam keadaan on.
"Kejar parasutnya..!!!! Dantonmu nyangkut ituuuu..!!!!!!" Perintah Letkol Ribas.
Anggota berlarian ke arah Utara, siapa sangka angin berbalik arah ke selatan, anggota ikut berbalik arah ke selatan.
"Lho.. ke arah asrama????" Gumam Bang Ribas kemudian memerintahkan anggotanya menuju asrama Batalyon.
~
"Allahu Akbar.. Ya Tuhaaan.. Astaghfirullah..!!!!!!!!!" Pekik Letnan Rilo karena zona pendaratannya tepat di atas genteng rumah seorang yang pasti begitu di kenalnya.
Braaaaaaakkkk...
"Aaaaaaaaaaaaa..!!!" Secepatnya seorang gadis menyiram tubuh Letnan Rilo hingga basah kuyup. "Kurang ajaaaaaarr..!!!!!!"
"Ma_af, saya tidak lihat apa-apa..!!" Letnan Rilo langsung berbalik badan dengan gugupnya karena dirinya ternyata mendarat pada kamar mandi rumah Danyon.
byuuuuurr..
Lira menyiram tubuh Letnan Rilo dengan bergayung-gayung air.
"Liraaa, ada apa???"
"Mbak Niken, ada om-om jatuh dari langit." Jawab Lira.
Tak lama Bang Ribas tiba di rumah dengan nafas ngos-ngosan. "Ada apa, ndhuk??"
"Kata Lira, ada om-om jatuh dari langit."
"Abaaang.. pintunya terkunci..!! Lira lupa bawa handuk." Rengek Lira.
"Haaaaaa.. kamu ini nggak ilang-ilang cerobohnya..!!!!!!"
Bang Rilo meletakan senjata laras panjang di pundak kemudian melepas seragamnya dan menyerahkan pada Lira. "Pakai seragam saya dulu, mbak..!!" Kata Bang Rilo sembari menyerahkan seragamnya dan menghadap pada kaca kamar mandi.
'Astagfirullah, hadap sana sini salah wae'.
"B*****t kau Ril, sampai kau curi kesempatan ngintip Lira. Saya colok matamu..!!" Bentak Bang Ribas panik.
"Siap, salah Danyon. Tidak berani..!!"
"Halaaahh.. siapa yang percaya tampangmu itu." Gerutu Bang Ribas.
Mbak Niken secepatnya mengambil handuk, Bang Ribas pun segera menyambarnya.
"Di masukan lewat mana, Mas?" Tanya Mbak Niken.
"Apanya, sayang??"
"Handuknya. Masuk lewat mana?" Ujar Mbak Niken.
"Oohh.. handuk." Sesaat kemudian Bang Ribas kembali panik karena tidak ada ventilasi besar untuk memasukan handuk ke dalam kamar mandi.
"Abaaaang.. tolong Liraaa..!!!!" Pekik Lira dari dalam sana.
Hanya Lira yang di sibuk ribut sendiri sedangkan Bang Rilo menunduk dan tersenyum melihat paniknya seorang gadis yang berada di dalam satu kamar mandi dengannya.
Kaki Lira yang jenjang putih bersih, rambut basah, tetesan air dari kening dan juga bibir pink menambah deretan panjang pesona adik bungsu Danyon.
"Abaaaang..!!" Teriak Lira lagi.
"Allahu Akbar.. sabar, Liraaa..!!!!!
Karena situasi terlalu berisik, Bang Rilo mencoba mengambil alih tapi siapa sangka Lira yang panik dalam ketakutan kembali menyiram tubuh Bang Rilo.
"Jangan macam-macam kalau lihat perempuan cantik." Oceh Lira gugup.
Bang Rilo mengusap wajahnya, dengan tenang dirinya tetap melangkah maju. "Biar saya coba buka..!!"
"Buka apa?? Jangan coba-coba dekati Liraaaa..!!!" Pekik Lira semakin tak karuan.
Mendengar jerit adik bungsunya tentu saja kepanikan melanda hati Bang Ribas.
"Kamu mau buka apa, Riloooo?????" Teriak Bang Ribas.
"Buka pintu, Bang..!!" Jawab Bang Rilo pusing sendiri dengan ributnya kakak beradik ini.
"Pintu apa??? Keluar dari sini sikap tobat kamu, Riloo..!!" Ancam Bang Ribas.
"Tobat.. tobat bener dah saya. Saya mau buka pintu.. pintu kamar mandi, Bang. Apa Abang mau kami terus terkurung disini????" Jawab Bang Rilo sampai jengkel sendiri.
"Ya sudah, cepat..!!!" Perintah Bang Ribas.
Di dalam kamar mandi, pandangan Bang Rilo melihat ke arah sekitar. Arah matanya pun tertuju pada sebuah benda di atas lemari kecil. Bang Rilo pun melangkah maju dan membuat Lira semakin mundur teratur.
"Aaaaaaa..." Teriak Lira takut karena Bang Rilo seakan berusaha 'memeluknya'.
Bang Rilo tak menggubris, ia mengambil benda di belakang Lira lalu berbalik badan dan segera berjongkok mengotak atik pintu kamar mandi yang terkunci.
Lira membuang nafas lega namun sekaligus malu. Merasa gerah dan udara panas di dalam kamar mandi, Bang Rilo pun melepas kaosnya dan menyampirkan pada bahunya menyisakan celana PDL melekat di tubuh.
:
cckkllkk..
Lima belas menit kemudian pintu kamar mandi terbuka. Lira pun menghambur memeluk Mbak Niken dalam tangisnya kemudian menyusul Bang Rilo berjalan di belakangnya sambil menenteng senjata.
"Sudah, nggak apa-apa. Nggak ada yang luka, kan??" Tanya Mbak Niken yang sedang hamil empat bulan.
Lira menggeleng. Mbak Niken pun segera membawa Lira masuk ke dalam kamar. Disana Bang Ribas yang frustasi masih mengurut pangkal hidungnya. Beberapa anggota menunduk karena masih menjunjung tinggi adab kesopanan.
"Kembali ke Batalyon sekarang..!!" Perintah Bang Ribas pada juniornya yang sedang seperti orang kalah perang.
"Siap..!!" Jawab Bang Rilo tak ada alasan untuk menolak.
:
"Saya tidak mempermasalahkan angin, saya hanya ingin memastikan. Di dalam kamar mandi tadi.. imanmu masih teguh, kan??" Tanya Bang Ribas.
"Saat keluar tadi, apa keadaan saya tidak cukup menjelaskan apa yang terjadi?? Apa perlu kita reka ulang adegan lagi??? Abang pilih saja tempatnya, kamar mandi atau kamar tidur..!!" Goda Bang Rilo karena tau seniornya itu sulit untuk di ajak bercanda.
"Riloooooooooo..!!!!!!!"
.
.
.
.
apa Lira dan Sitha ga bisa lepas dr Priyadi??
semoga menjadi Keluarga yg samawa yah Bang Rilo dan Bang Bayu😇
bikin penasaran...
lagi rame ini,
ayo lanjuuut kak 💪💪💪♥️♥️♥️