Novel ini mengisahkan perjalanan cinta yang penuh dinamika, yang diselimuti perselisihan dan kompromi, hingga akhirnya menemukan makna sesungguhnya tentang saling melengkapi.
Diantara lika-liku pekerjaan, mimpi, dan ego masing-masing, mereka harus belajar mengesampingkan perbedaan demi cinta yang semakin kuat. Namun, mampukah mereka bertahan ketika kenyataan menuntut mereka memilih antara ambisi atau cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arin Ariana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menyusun Kehidupan Bersama
Keputusan besar yang diambil oleh Ariana dan Alfatra untuk melangkah bersama ke dalam kehidupan yang lebih nyata mulai menunjukkan dampaknya. Keduanya memutuskan untuk tinggal di kota yang sama, di mana mereka bisa lebih sering bertemu dan membangun masa depan yang mereka impikan. Keputusan itu bukan tanpa tantangan, tetapi mereka yakin bahwa ini adalah langkah yang tepat untuk membangun kehidupan bersama.
Kehidupan baru mereka dimulai dengan banyak penyesuaian. Ariana, yang sebelumnya terbiasa hidup sendiri dan mandiri, harus beradaptasi dengan kehidupan bersama Alfatra. Begitu pula dengan Alfatra, yang telah terbiasa dengan kesibukannya sendiri, kini harus belajar untuk menyesuaikan jadwal kerjanya dengan kehidupan pribadi mereka berdua.
Mereka menyewa sebuah apartemen kecil di pusat kota, yang tidak terlalu mewah namun cukup nyaman bagi mereka berdua. Setiap hari mereka mulai merancang hidup yang lebih seimbang antara karir dan hubungan pribadi. Sering kali mereka duduk bersama setelah pulang kerja, menikmati makanan sederhana, dan berbicara tentang hari mereka.
Namun, hidup bersama juga membawa tantangan baru. Ariana yang sebelumnya bekerja penuh waktu harus menyesuaikan jadwalnya dengan waktu Alfatra, yang terkadang harus bekerja lembur atau menghadiri pertemuan bisnis di luar kota.
"Alfa, aku merasa kita harus menemukan waktu untuk lebih banyak bersama. Kadang-kadang aku merasa seperti kita terpisah meskipun kita tinggal di tempat yang sama," kata Ariana pada suatu malam saat mereka duduk bersama di sofa apartemen mereka.
Alfatra menatapnya dengan penuh perhatian. "Aku mengerti, Ari. Aku tahu aku sering terjebak dengan pekerjaan, tapi aku berjanji kita akan mencari waktu untuk kita berdua. Kita harus tetap menjaga hubungan ini dengan memberi perhatian satu sama lain."
Keduanya sepakat untuk membuat waktu khusus setiap akhir pekan, meskipun itu hanya untuk jalan-jalan sederhana atau sekadar menonton film bersama di rumah. Hal kecil seperti itu menjadi penting, karena mereka sadar bahwa kualitas waktu bersama lebih berarti daripada kuantitas.
Seiring waktu, mereka juga mulai menghadapi tekanan dari keluarga dan teman-teman yang masih penasaran tentang masa depan mereka. Meskipun keputusan mereka untuk tinggal bersama telah disambut dengan baik oleh sebagian besar orang, ada juga yang merasa khawatir akan masa depan hubungan mereka.
Ibu Ariana, misalnya, setelah melihat bagaimana kehidupan mereka berjalan, mulai bertanya-tanya apakah mereka berdua sudah siap untuk langkah berikutnya.
"Ari, aku senang kamu dan Alfa tinggal bersama, tapi aku ingin kamu ingat, hidup itu tidak hanya tentang kebahagiaan sesaat. Apa kalian sudah benar-benar siap dengan komitmen jangka panjang?" tanya ibunya dengan penuh perhatian.
Ariana menjawab dengan penuh keyakinan, "Bu, aku tahu ini bukan hal yang mudah, dan aku paham kita masih harus banyak belajar. Tapi aku percaya pada keputusan ini. Kami berdua sudah berkomitmen untuk saling mendukung, dan kami akan selalu berusaha untuk menjaga hubungan ini."
Sementara itu, Alfatra juga merasakan tekanan dari orang tuanya yang mulai menanyakan kapan mereka akan melanjutkan hubungan ini ke jenjang yang lebih serius. Mereka mulai merasa bahwa waktu untuk membuat keputusan besar telah tiba.
"Alfatra, kapan kamu dan Ariana akan memutuskan untuk menikah? Kamu tahu, kami semua sudah menunggu kabar baik dari kalian," kata ibunya suatu sore saat mereka makan malam bersama.
Alfatra tersenyum dan mengangguk. "Aku paham, Bu. Kami berdua ingin memastikan bahwa kami siap sepenuhnya. Kami tidak ingin terburu-buru, tapi kami juga tahu bahwa ini adalah langkah besar yang harus kami pertimbangkan dengan matang."
Meskipun keduanya merasa dihujani dengan pertanyaan dari keluarga dan teman-teman, mereka berdua tahu bahwa keputusan untuk menikah atau melangkah ke jenjang yang lebih serius bukanlah sesuatu yang bisa diputuskan hanya karena tekanan dari luar. Mereka ingin memastikan bahwa mereka sudah benar-benar siap untuk masa depan.
Alfatra dan Ariana juga mulai merencanakan masa depan mereka lebih jauh lagi. Mereka berbicara tentang apa yang mereka inginkan dalam kehidupan, tidak hanya dalam hal hubungan, tetapi juga karir dan impian pribadi. Meskipun keduanya sangat mencintai satu sama lain, mereka sadar bahwa mereka juga harus tetap mengejar impian masing-masing.
Ariana, yang sempat merasa kebingungan tentang apa yang ingin ia capai dalam karir, mulai merencanakan untuk mengambil kursus tambahan yang dapat membantunya berkembang di bidang yang ia minati. Sementara itu, Alfatra terus bekerja keras untuk mencapai puncak karirnya, tetapi ia juga berusaha untuk tetap memperhatikan kehidupan pribadi mereka.
"Alfa, aku merasa jika kita berdua terus mendukung impian masing-masing, kita akan lebih bahagia. Aku ingin kita berdua sukses, tidak hanya dalam hubungan ini, tetapi juga dalam karir kita," kata Ariana suatu malam setelah mereka berbicara panjang lebar tentang masa depan.
Alfatra tersenyum, merasa bangga dengan semangat yang ditunjukkan oleh Ariana. "Aku setuju, Ari. Kita harus saling mendukung dan tumbuh bersama. Aku akan selalu ada di sampingmu, apapun yang terjadi."
Mereka berdua tahu bahwa hidup mereka akan terus berkembang seiring waktu. Mereka akan menghadapi banyak tantangan, tetapi yang terpenting adalah mereka memiliki satu sama lain untuk menghadapinya. Cinta mereka kini lebih kuat dari sebelumnya, karena mereka telah belajar untuk menghargai waktu yang mereka miliki bersama dan berkomitmen untuk tidak hanya bertahan, tetapi tumbuh bersama.