NovelToon NovelToon
Nada Yang Indah

Nada Yang Indah

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Slice of Life
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Evhy Ayu

Nada memiliki Kakak angkat bernama Naomi, mereka bertemu saat Nada berumur tujuh tahun saat sedang bersama Ibunya di sebuah restauran mewah, dan Naomi sedang menjual sebuah tisu duduk tanpa alas.

Nada berbincang dengan Naomi, dan sepuluh menit mereka berbincang. Nada merasa iba karena Naomi tidak memiliki orang tua, Nada merengek kepada Ibunya untuk membawa Naomi ke rumah.

Singkat cerita, mereka sudah saling berdekatan dan mengenal satu sama lain. Dari mulai mereka satu sekolah dan menjalankan aktivitas setiap hari bersama. Kedekatannya membuat orang tua Nada sangat bangga, mereka bisa saling menyayangi satu sama lain.

Menginjak remaja Naomi memiliki rasa ingin mendapatkan kasih sayang penuh dari orang tua Nada. Dia tidak segan-segan memberikan segudang prestasi untuk keluarga Nada, dan itu membuat Naomi semakin disayang. Apa yang Naomi inginkan selalu dituruti, sampai akhirnya terlintas pikiran jahat Naomi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Evhy Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 28

**

Nada termenung sejenak, menatap tumpukan uang di tangannya. Meskipun jumlahnya tidak cukup, dia tahu itu adalah satu-satunya pilihan yang bisa dia lakukan tanpa melibatkan orang tua. Persiapan untuk berkemah yang hanya tinggal beberapa hari lagi semakin mendesak, namun uang yang ada jelas tak akan cukup untuk membeli semua perlengkapan yang diperlukan.

Dia beranjak dari kursi dan berjalan menuju rak di kamarnya. Ada beberapa barang lama yang bisa dia jual, mungkin itu bisa menjadi solusi. Ransel tua, beberapa jaket tebal yang jarang dipakai, bahkan koleksi buku-buku usang miliknya, tak lupa beberapa lukisan yang dia buat akan Nada jual. Nada mulai mengumpulkan barang-barang tersebut, merasakan kekhawatiran mulai merayapi dirinya.

Namun, dia segera mengusir perasaan itu. Tidak ada waktu untuk ragu. Dia harus bisa mempersiapkan semuanya agar bisa ikut berkemah bersama teman-temannya. Jika tidak, dia tahu akan ada rasa kecewa yang mendalam, bahkan mungkin kehilangan kesempatan untuk ikut merasakan momen yang sudah lama dinantikannya.

Nada memutuskan untuk pergi ke pasar loak yang ada di dekat rumah. Dengan harapan, dia bisa menjual barang-barang tersebut dan mendapatkan uang tambahan. Meski merasa cemas, dia tetap melangkah dengan penuh tekad.

Nada menenteng tas besar di tangannya, untungnya hari ini adalah hari minggu akan ada banyak orang yang akan berolahraga atau sekedar jajan di tempat tersebut.

"Lo pasti bisa, Nada!" ucap Nada penuh keyakinan.

Dia mulai menjajarkan barang dagangan di sebelah penjual asesoris, merapikannya dengan sangat apik.

"Bismilah semoga laris."

Nada mulai menunggu orang-orang yang akan membeli barang dagangannya. Beberapa orang hanya melewati dan melihat saja, membuat Nada khawatir tidak ada yang akan tertarik dengan barangnya.

"Enggak apa-apa kalau belum laku, berarti memang belum rezekinya." Nada meyakinkan diri bahwa rezeki akan datang, namun jika tidak hari ini pasti bisa saja melewati perantara lain.

Sudah beberapa jam Nada duduk, terik panasnya matahari semakin menyinari kepalanya.

Tak lama segerombolan para gadis menghampiri Nada dan menanyakan harga barang yang Nada jual.

"Kak ini berapa ya?"

"Kak, ini lukisannya berapa?"

"Jaket ini harganya berapa?"

"Kakak, tolong bungkus ini satu."

Nada kebingungan, antara senang dan kewalahan dengan segerombolan gadis di depannya. Nada pun melayani dengan sangat baik dan ramah, beberapa barang pun terjual termasuk lukisan pemandangan dan gambar lukisan seorang gadis sudah terjual habis.

"Ya allah, akhirnya kejual semua. Alhamdulilah," ucap syukur Nada karena barang dagangannya hanya tersisa sedikit.

Nada pun memutuskan untuk merapikan barang dagangannya dan bergegas untuk pulang ke rumah, dia akan ke supermarket untuk berbelanja perlengkapan berkemah nanti.

Di seberang sana pria bertopi tersenyum lebar,Pria bertopi itu terlihat seperti seseorang yang sedang menunggu momen tepat untuk mendekat. Nada, yang sedang menata keranjang, tak menyadari keberadaan pria tersebut. Namun, ketika dia melirik ke arah seberang jalan, pandangannya langsung bertemu dengan mata pria itu.

"Itu Kenzo?" Nada menggosok kedua matanya, lalu memastikan kembali bahwa yang dia lihat adalah Kenzo. Saat membuka mata, pria itu sudah tidak ada membuat Nada acuh. "Oh salah liat, enggak mungkin Kenzo ada di sini," lanjutnya.

Saat sampai di depan rumah, Nada melihat motor yang dia kenali. Ya, itu adalah motor Kenzo. Nada menghampiri motor tersebut sambil celingukkan mencari keberadaan si pemilik.

Tak lama seseorang dari belakang, menepuk bahu Nada. Nada terkejut dan berbalik.

"Eh Kenzo, ngapain di sini?" tanya Nada.

Kenzo memberikan paperbag ke pada Nada. "Ambil."

"Ini apa?"

"Barang-barang yang akan dibawa buat berkemah nanti."

"Gue udah bilang sama Lo, jangan deketin gue lagi. Kita bukan teman, Ken."

Kenzo menulikan pendengarannya, lalu memberikan paperbag tersbeut langsung ke tangan Nada.

"Lo enggak usah beli barang lagi, simpan uang yang Lo punya."

"Gue enggak bisa ambil barang ini, mending Lo balik dan jangan deketin gue lagi. Gue enggak mau sampai bikin salah paham orang lagi."

"Naomi?"

"Apaan Naomi, ngomong yang jelas dong!"

"Naomi yang Lo maksudkan?"

"E-enggak, ya pokonya siswa lain deh."

"Gue udah bilang sama Lo di sekolah, Lo tanggung jawab gue saat berkemah."

Nada berdecak. "Lo batu banget sih! Gue bukan pacar Lo, gue juga bukan istri Lo. Jadi... Lo enggak perlu bertanggung jawab atas perlakuan gue nanti."

"Ya udah kalau gitu, mulai dari sekarang kita pacaran!"

"Hah? Gimana? Astagfirulloh, Kenzo!" Nada mengacak rambutnya frustasi, bisa-bisanya Kenzo mengajaknya pacaran di saat seperti ini, tidak ada romantisnya.

Kenzo menaikkan sudut bibirnya ke atas. "Gue balik dulu, Lo istirahat jangan lupa makan!" Kenzo mengacak rambut Nada dengan gemas.

Dia menaiki motor dan bergegas meninggalkan halaman rumah Jhonson. Tubuh Nada mematung melihat perilaku Kenzo yang manis seperti ini.

Nada menatap paper bag tersebut dengan lekat, setelah itu dia masuk ke dalam rumah dengan pikiran yang penuh tanda tanya.

"Bawa apa Lo?" tanya Naomi.

Nada langsung membawa paper bag ke belakang punggungnya, Naomi langsung mengangkat alisnya ke atas.

"Lo nyembunyiin apa?" Naomi mencoba menarik lengan Nada. Nada langsung menghindari Naomi.

"Gue habis beli belanjaan buat camping nanti."

"Jangan bohong Lo, Lo dapet uang dari mana hah?"

"Gue habis jualan barang lukisan gue, kenapa?"

Naomi tertawa meremehkan. "Ah elah, lukisan jelek aja so-soan dijual. Lagian dapetnya juga enggak seberapa."

"Seenggaknya gue bisa punya uang sendiri, enggak kaya Lo yang cuma minta duit dari orang tua gue."

Naomi merasa ditantang oleh Nada, dia langsung mencengkram pipi Nada cukup kuat. Nada meronta meminta dilepaskan namun, gadis itu malah menekan sangat kuat.

"Jangan so berani!" Naomi membentak, matanya penuh amarah. "Lo kira gue enggak bisa bikin hidup Lo hancur?"

Nada terus saja meronta, mencoba melepaskan diri dari cengkeraman Naomi yang semakin kuat. Rasa sakit di pipinya membuatnya semakin kesulitan bernapas, namun dia tahu dia tidak boleh menyerah.

Dengan sisa tenaga yang ada, Nada menggigit tangan Naomi yang mencengkram pipinya, cukup keras hingga Naomi terkejut dan akhirnya melepaskannya.

"Jangan pernah sentuh gue lagi, Naomi! " Nada berkata dengan napas terengah-engah, matanya berapi-api, penuh amarah dan perasaan terluka. "Lo pikir lo lebih baik dari gue? Lo enggak lebih hebat dari orang lain yang Lo hina. Lo cuma takut kalau gue bisa lebih sukses dari pada Lo!"

Naomi mundur beberapa langkah, matanya terbuka lebar, terkejut dengan perlawanan yang diberikan Nada. Dia terdiam beberapa saat, seolah tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.

"Lukisan Lo memang jelek, dan gue enggak peduli seberapa banyak duit yang Lo dapat dari sana," Naomi akhirnya berkata, berusaha untuk tetap tampil kuat meskipun ada keraguan di dalam hatinya. "Tapi Lo harus ngerti, hidup Lo itu enggak bakal berubah dengan jadi orang yang sok mandiri kayak gitu."

Nada menatap Naomi dengan tatapan penuh kebencian, namun ada sesuatu yang lebih kuat keyakinan. "Lebih baik gue mandiri dan berusaha sendiri dari pada jadi orang yang cuma hidup dengan merendahkan orang lain buat merasa lebih baik."

Naomi mendengus dan berbalik, tapi sebelum pergi, dia menatap Nada sekali lagi, kali ini dengan tatapan yang berbeda, bukan hanya kebencian.

Setelah melihat kepergian Naomi, napas Nada begitu cepat dia langsung terduduk di lantai. Rasanya tenaga Nada langsung habis terkuras karena melawan Naomi, tangannya bergetar hebat. Kali ini dia merasa bisa melawan Naomi.

1
Evhy Ayu
wkwk serah dah serah...
melda
plagiarisme
melda
bener kata author sebelah plak ketiplak jiplak mirip banget isinya kaya MELODY, plagiarisme
Tama
MELODY
Najwa Wira
plagiarisme
Najwa Wira
sama percis kaya karya 'Melody' di sebelah
Najwa Wira
semakin di baca, semakin mirip alurnya sama yang di fz/Drowsy//Drowsy/ banyak banget yang plagiarisme
Evhy Ayu: Terima kasih Kak, silakan dibaca sampai ending ya. maaf banget saya bukan plagiat, kalau sama mungkin alurnya, dan saya tidak baca cerita Melodi. dan ini bukan karya saya yang pertama, ini karya saya yang ke 8 ^^
total 1 replies
DISTYA ANGGRA MELANI
Dasar si naomi gk nyadar diri dah dipungut kok seolah " dy berkuasa kaya anak kandung... Smg cepet kebongkar tu sifat jhat nya.. Biar nyesel no bpk ma ibu kandung nada.. Smngt trus berkarya
Evhy Ayu: enggak akan selamanya yang jahat itu selalu menang☺
DISTYA ANGGRA MELANI: Tp gak selamanya dy menang kan pasti nada yg menang.. Naomi itu ibarat kacang lupa kulit nya..
total 3 replies
Sumintiari Widiastuti
Luar biasa
Evhy Ayu: Terima kasih Kak^^
total 1 replies
kayla
bagus ceritanya menarik 😍😍😍
Evhy Ayu: Makasih Kak❤❤
total 1 replies
zhouzhou_zz
Ceritanya bikin nggak bisa berhenti baca, lanjutkan thor!
Evhy Ayu: Masyallah, terima kasih. Oke siap ☺☺
total 1 replies
foxy_gamer156
Setiap kata-kata terasa seperti lukisan di pikiran.
Evhy Ayu: Terima kasih, komentarnya Kak. ^^
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!