remaja cantik namun sederhana yang mencintai seorang murid baru yang sangat tampan. dirinya mencintai dalam diam, karena dirinya yang sadar diri. walaupun begitu, ternyata pria itu merasakan kalau gadis cantik itu menyukainya , dan malang untuk si gadis.karena cintanya tetap tidak terbalaskan. dan semakin tragis buat si gadis, setelah pria itu tahu kalau wanita yang punya rasa padanya itu ternyata adik dari musuhnya .bahkan seakan-akan nasib buruk itu selalu berpihak pada gadis itu. karena pada akhirnya pria itu malah menjadi saudara tirinya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vatic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ciuman pertama
Tatapan tajam langsung di berikan yelse untuk nathan. namun tampaknya nathan sama sekali tidak menghiraukannya.
Dengan tangan yelse yang masih di genggamnya. nathan langsung membawa yelse pergi. setelah tangannya menyambar kedua tas di meja masing-masing, yaitu di miliknya dan milik yelse.
Sepanjang jalan yelse terus memberontak namun sayangnya upaya yelse benar-benar sia-sia karena nathan yang sama sekali tidak mengendurkan genggaman tangannya .
Setelah sampai di tempat parkir. nathan dengan penuh paksaan mengangkat tubuh mungil yelse, kemudian di naikkan ke sepeda motornya. seketika dirinya melajukan motornya dengan sangat kencang, membuat yelse mau tidak mau harus memeluk pinggang nathan karena merasa sangat takut .
Nathan membawa yelse ke apartemen miliknya, yaitu tempat di mana dirinya mengobati yelse dulu. keduanya sudah masuk nathan juga sudah mengunci pintu . namun yelse masih enggan untuk duduk.
Nathan yang kembali dari mengambil kotak obat melihat ke arah yelse. " kenapa kamu hanya berdiri aku hanya ingin mengobati lukamu! " kata nathan sambil berjalan maju.
Namun yelse hanya melihat nathan dengan tatapan yang sangat benci, yelse menyadari kalau pria di depannya adalah bakal kakak iparnya. bagaimana dia bisa menghadapinya nanti.
Pasti akan sangat sulit untuk yelse menjalani semua itu. karena bahkan sampai saat ini yelse masih memendam rasa suka pada pemuda tampan itu, namun jika dia mengingat apa yang terjadi padanya adalah karenanya, dia juga merasa sangat membencinya. namun nanti setelah keduanya resmi menjadi saudara, bukankah rasa itu akan setiap hari muncul mengganggu mentalnya.
Nathan yang menyadari kalau yelse hanya diam saja kembali berdiri dan berjalan mendekat pada yelse. " ayo duduk,,, aku obati lukamu! " ajak nathan sambil menggenggam lembut tangan yelse.
Seketika yelse menurut, bahkan ketika nathan membawanya untuk duduk di sofa. nathan sudah duduk di depan yelse. bahkan dengan berani membuka kancing baju seragam ketat yelse. sedangkan yelse hanya diam dan melihat apa yang sedang di lakukan nathan padanya.
Sesekali nathan melihat ke mata yelse yang juga menatap ke arahnya. namun dirinya mencoba untuk tidak menghiraukannya dan fokus pada niatnya.
" Akhh...! " ringis yelse sampai memiringkan kepala karena rasa sakit ketika nathan membuka bajunya.
Lukanya sudah lengket dengan baju yang di kenakan oleh yelse. " tahan ya, ! " kata nathan tanpa melihat ke yelse. dia sangat pelan dan hati-hati dalam membuka baju yelse. tentunya karena dia tahu kalau yelse sedang menahan rasa sakit.
Setelah baju terbuka, nathan kembali sibuk dengan kasa yang membungkus luka itu. dia sempat melihat ke arah yelse yang begitu berkeringat, mungkin karena gadis itu sedang menahan rasa sakit.
" Akh, ! " yelse kembali meringis dengan tangan yang menggenggam erat tangan nathan yang mengobatinya. nathan mencoba melepaskan kasa yang membungkus luka itu. padahal dia sudah sangat berhati-hati namun karena memang sangat lengket dan terlalu menempel dengan lukanya.
Nathan berhenti sejenak, dia melihat ke tangannya yang di genggam oleh yelse, lalu tatapannya berpindah pada wajah yang masih menahan rasa sakit itu .
Nathan melihat wajah yang benar-benar basah karena keringat, mata yang terpejam dan berair mata. namun sama sekali tidak ada tangisan yang keluar dari mulut gadis itu. benar-benar gadis yang kuat, batin nathan.
Walau sebagai mana yelse mencoba kuat , namun tubuhnya pastilah tidak bisa berbohong tentang rasa sakit yang di rasakan. nathan melihat tangan yang di bagian luka itu sedikit bergetar . mungkin karena rasa sakit yang menjalar dari bagian bahu.
Namun ketika nathan kembali melihat ke wajah yelse gadis itu masih terpejam, nathan tahu kalau yelse pasti sedang berusaha menahan rasa sakitnya.
Tangan nathan yang satu menggenggam telapak tangan yelse yang bergetar , kemudian nathan memeluk yelse.
Yelse tidak menolak juga tidak menerimanya. dia hanya diam saja karena dia hanya merasakan sakit saat ini.
Kali ini nathan menyadari kalau bukan hanya tangannya yang bergetar, namun seluruh tubuh yelse yang bergetar . nathan langsung memeluk eratnya. " apa sesakit itu? " tanya nathan lirih. namun yelse sama sekali tidak menjawabnya.
Masih dalam pelukan nathan kembali melihat penutup luka yang belum sepenuhnya terbuka itu. kemudian dia kembali mencoba melepaskannya.
" Akhh...! " kali ini yelse spontan memeluk nathan, karena memang nathan yang sedikit memaksanya.
"Bagaimana ini bisa begitu menempel di lukamu?" tanya nathan pada yelse. karena kasa itu memang benar-benar menempel kuat di luka yelse. mungkin ketika berly menekannya tadi.
Akan tetapi yelse sama sekali tidak bersuara karena dirinya yang tidak ingin menjawab pertanyaan dari nathan.
Setelah penutup luka sepenuhnya lepas. nathan masih tidak melepaskan pelukannya dari yelse. bahkan dia membersihkan luka yelse hanya dengan satu tangannya.
Awalnya yelse memberontak dan ingin melepaskan pelukan nathan, tapi nathan malah semakin mengencangkan pelukannya ketika yelse mencoba berontak. bahkan gadis itu akan kembali memeluk ketika rasa perih mendera lukanya , karena nathan yang mengobatinya .
Sampai akhirnya yelse benar-benar merasa sangat lemas dan tidak berdaya , di situlah nathan melepaskan pelukannya, kemudian menutup kembali luka yelse.
Yelse masih terpejam. namun nathan membiarkan itu. gadis yang hanya memakai tanktop yang menutupi tubuh atasnya akhirnya tertidur dengan pulas.
Nathan menatap lama wajah tenang yelse. kemudian nathan pelan-pelan membenarkan posisi tidur yelse. kemudian menyelimuti tubuhnya.
Nathan duduk di meja itu dan benar-benar menatap lama wajah yelse. entah apa yang ada di pikiran nathan saat ini. yang jelas dia sangat menatap dalam pada gadis yang terpejam itu.
Lama tertidur, akhirnya yelse terbangun. dan dia mendapati tubuhnya yang berbaring dan tertutup selimut, namun dirinya tidak menjumpai nathan , dirinya sama sekali tidak melihat pemuda yang akan menjadi kakaknya itu.
Hingga akhirnya dia melihat nathan keluar dari arah kamar dengan wajah yang begitu segar. karena pemuda itu memang seperti habis mandi. tanpa sadar yelse menatap wajah yang begitu tampan itu.
Rambut basar dan kulit yang sangat bersih. menambah penyempurna wajah yang sangat tampan itu. sungguh yelse tidak menafikkan hatinya. kalau dirinya memang menyukai pemuda itu.
" Apa kamu lapar,, aku masak dulu ya? " kata nathan pada yelse yang masih seperti patung itu.
" Hmm! " jawab yelse ,, " apa aku bisa menumpang toilet? " tanya yelse.
" Ya,, masuklah,, karena kamar mandi ada di dalam kamarku! " kata nathan sambil mempersilahkan yelse agar masuk ke kamarnya.
Yelse tampak ragu untuk membuka selimutnya. "bajumu masih belum sepenuhnya kering. pakailah ini dulu! " kata nathan sambil mendekat, dia ingin memberikan kaos putihnya pada yelse.
Yelse yang malu-malu akhirnya menerima kaos itu. " sangat besar! " kata yelse setelah melihat ukuran kaos itu,nathan tersenyum mendegar ungkapan yelse tentang kaosnya.
" Aku pakaikan! " kata nathan mengambil kembali kaos dari tangan yelse, kemudian dia memasukkan bagian leher kaos itu ke kepala yelse.
Dengan sangat kehati-hatian yelse memakai kaos itu padahal dirinya di bantu nathan saat ini. " apa sakit!?" tanya nathan dari jarak yang sangat dekat.
Suara yelse tiba-tiba tercekat ketika ingin menjawab pertanyaan dari nathan. itu karena jarak bibir mereka yang hampir menempel ketika yelse mendongak hendak menjawab tadi .
Dan sekarang keduanya malah mematung. tangan nathan juga masih berhenti di tempatnya. tatapan keduanya sama-sama sangat dalam. hingga lama-lama tatapan nathan berubah sayu. dan dia malah semakin menurunkan kepalanya.
Cup....
