Enggak dapet anaknya, Ayahnya pun jadi.
Begitu pula Isvara Kinandari Heksatama, gadis cantik patah hati karena pujaan hatinya menikah dengan wanita lain. Isvara atau yang kerap disapa Isva melakukan hal yang diluar nalar yaitu menikahi Ayah dari pria yang cintai yaitu Javas Daviandra Bimantara.
Keputusan terburu-buru yang diambil Isva tentu saja, membuat semua orang terkejut. Tidak terkecuali sang adik yaitu Ineisha Nafthania Heksatama, bagaimana tidak. Pria yang dinikai oleh Kakaknya adalah Ayah mertuanya sendiri, Ayah dari Archio Davion Bimantara.
Pria yang Isvara cintai memang menikah dengan adiknya sendiri, tentu hal itu membuatnya sangat sakit hati karena yang dekat dengan Archio adalah dirinya. Namun, Archio secara tiba-tiba malah menikahi Ineisha bukannya Isvara.
Demi menghancurkan pernikahan Ineisha dan Archio, Isvara harus tinggal bersama mereka. Salah satu caranya yaitu menikah dengan salah satu keluarga Archio, sedangkan yang bisa ia nikahi hanyalah Javas seorang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Donacute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 8 | Sahabat Isvara
Setelah beberapa jam menghabiskan waktu di kelas untuk belajar mata kuliah kesukaannya, akhirnya sekarang waktunya pulang. Namun, Isvara tidak langsung pulang, ia memilih pergi ke cafe yang tidak jauh dari kampus.
Akhirnya, ia bersama ketiga sahabatnya membuat janji bertemu di sana setelah Isvara selesai kelas.
"Ah kangen," ujar Isvara dengan lembut. Ketiga sahabat Isvara yang memang sudah datang terlebih dahulu di cafe, langsung bangkit dan memeluk erat sahabat yang sangat mereka rindukan.
Dion yang tahu dirinya berbeda sendiri jenis kelaminnya, memutuskan untuk melepaskan pelukannya duluan. Tentu dirinya sadar, sekalipun ia bersahabat dengan ketiga gadis itu. Namun, Dion tetap punya batasan.
"Kalian lanjut pelukan aja, biar gue yang pesan makanan buat kalian. Kayak biasa 'kan?" Pria itu berinisiatif membantu memesankan makanan untuk ketiga sahabatnya.
Ketiga sahabat Dion yang cantik-cantik itu mengangguk membenarkan ucapan Dion, Dion jelas sangat hafal diluar kepala makanan kesukaan ketiga sahabatnya. Atau makanan yang biasa mereka pesan. Tidak lupa ketiga gadis cantik itu mengucapkan terima kasih kepada Dion yang sudah mau merepotkan diri sendiri untuk mereka.
"Jadi apa yang mau lo ceritain ke kita, Va?" tanya Friska. Isvara dipanggil Isva khusus sahabatnya memanggilnya Va saja, agar tidak terlalu panjang. Ingin menggunakan panggilan Ra, tetapi sudah digunakan oleh Amara.
"Iya, gue udah penasaran banget. Lo juga tadi belum jawab pertanyaan gue, lo berangkat bareng siapa selain sama adek lo?" Amara masih saja penasaran, Isvara berangkat bersama dengan siapa ke kampus.
Niatnya, Amara benar-benar akan memvideo call sahabatnya itu, tetapi mendadak ia dipanggil oleh sang Bunda. Diminta membantu si dapur, hingga membuat Amara terpaksa menahan rasa penasarannya sejenak.
"Gue bakal cerita sekaligus jawab pertanyaan lo, Ra. Tapi setelah Dion datang, enggak enak ah kalo nggak ada Dion ceritanya," balas Isvara.
Tak lama kemudian, Dion datang membawa nampan yang berisi empat gelas minuman.
"Kalian kok diam aja, nggak cerita-cerita gitu. Di grup aja ada yang bilang mau cerita," sindirnya sengaja.
"Bukan nggak cerita-cerita, kita juga mau dengerin cerita dari Isva. Tapi dia maunya ada lo juga ceritanya." Penjelasan Friska membuat Dion mengangguk paham, pria itu langsung duduk di kursi kosong yang letaknya di sebelah Amara.
"Udah ada Dion, Va. Mulai aja ceritanya, sebelum itu jawab dulu pertanyaan gue tadi." Amara yang sangat penasaran, tentu tidak lupa meminta sahabatnya itu untuk segera menjawab pertanyaannya.
"Gue pasti jawab kok, Ra. Lagian hal ini sama cerita gue itu berhubungan banget," balas Isvara dengan lembut.
"Yaudah, ayo jawab," titahnya tidak sabaran.
"Gue berangkat bareng sama Chio dan Ineisha," jawab Isvara akhirnya.
Ketiga sahabat Isvara yang memang tahu siapa Chio jelas sangat terkejut sekali, mendengar Isvara berangkat ke kampus bareng Chio.
"Kok bisa, Va? Apa jangan-jangan lo udah jadian sama Chio? Tapi kok selama ini lo nggak bilang apa-apa sama kita?" tanya Amara dengan wajah kecewa yang tidak dapat disembunyikannya.
Sebagai sahabat Isvara, bukan hanya Amara bahkan Friska dan Dion juga tahu bagaimana perasaan Isvara pada pria yang bernama Chio itu. Jadi Amara wajar menebak seperti itu, jika benar pun Amara juga akan merasa bahagia. Walau tentu saja ada sedikit rasa kecewa, karena Isvara tidak memberitahunya hal sepenting itu. Padahal mereka bersahabat sudah belasan tahun.
"Gue mana mungkin jadian sama Chio tapi nggak bilang sama kalian, itu mustahil tau enggak sih. Bahkan kalo gue beneran jadi, detik itu juga gue pasti langsung ngabarin kalian."
"Terus gimana ceritanya bisa tiba-tiba berangkat bareng Chio, walau nggak cuma berdua sih." Kini yang penasaran bukan hanya Amara, tetapi Friska juga.
"Kenapa gue bisa berangkat bareng sama Chio dan Ineisha, mereka lebih tepatnya Ineisha yang nawarin gue. Kenapa bisa gitu? karena mereka berdua–lah yang punya hubungan. Mereka bahkan sebentar lagi mau menikah." Kini Isvara sudah tidak tahan lagi menahan air matanya, padahal ia baru memulai bercerita.
Ketiga sahabat Isvara langsung melotot tak percaya dengan apa yang baru saja Isvara katakan pada mereka. "Lo cuma bercanda'kan?" Kini Dion yang bertanya.
Isvara menggeleng, tangisnya pecah seketika. Friska yang ada di samping Isvara langsung memeluk sahabatnya, berusaha menenangkan sang sahabat.
"Jadi ini semua beneran? Sejak kapan, Va? Lo sendiri taunya sejak kapan?" tanya Amara dengan lembut, tidak menggebu-gebu seperti diawal tadi.
"Gue baru tau empat hari yang lalu, gue pun taunya karena Chio sama Omanya datang ke rumah gue. Buat bicarakan hubungan Ineisha dan Chio yang mau ke jenjang yang lebih serius," jelasnya dengan terisak.
"Sedangkan berdasarkan jawaban Ineisha, waktu gue tanyain kemarin. Ineisha hilang mereka dekat udah lama, tapi baru sebulan pacaran. Terus mereka memutuskan buat nikah. Kalian semua bisa bayangkan? Gimana sakitnya hati gue, orang yang gue cinta malah sama adik gue sendiri. Kalo sama cewek lain mungkin hati gue bakal sakit, tapi ini sama adek gue sendiri jelas rasa sakitnya berlipat-lipat."
Ketiga sahabat Isvara sangat tidak tega saat melihat sahabat mereka menangis pilu, mereka bertiga seperti ikut merasakan sakit hati yang sedang Isvara rasakan saat ini.
"Ineisha kenapa tega banget sih sama lo, emang dia nggak tau apa kalo lo udah jatuh cinta duluan sama Chio. Bahkan lo jatuh cinta sama Chio sejak awal kenal, pada pandangan pertama?" tanya Amara tidak habis pikir.
"Ineisha sama sekali nggak tau kalo gue punya perasaan ke Chio, Ra."
Amara melotot mendengarnya. "Lo emang nggak ceritain tentang perasaan lo ke Ineisha?"
Isvara menggeleng pelan. "Entah kenapa gue lebih nyaman cerita sama kalian bertiga, dibandingkan cerita ke adik kandung gue sendiri."
"Terus kenapa nggak pas lo tau itu, kata lo empat hati yang lalu? Enggak langsung cerita ke kita, lo anggap kita sahabat bahkan kayak keluarga, kalo lo cerita mungkin kita langsung ke rumah lo buat nenangin lo, Va," ucap Dion.
"Gue belum bisa nerima kenyataan, Yon. Gue masih denial, gue berharap yang terjadi beberapa hari lalu itu cuma prank semata atau apapun itu. Sampai akhirnya tadi gue liat sendiri Ineisha di jemput sama Chio, mereka bersikap sok mesra di depan gue. Gue cemburu, saat itu juga gue sadar bahwa kenyataannya Chio sebentar lagi akan jadi adik ipar gue."
"Gue juga butuh waktu sendiri, apalagi setelah Chio dan Omanya pulang. Gue berantem sama Ineisha sampai kita diam-diaman saling menghindar selama dua hari. Kemarin banget gue baru baikan itupun karena Eyang gue."
"Berantem kenapa? Harusnya saat itu Ineisha lagi bahagia-bahagianya dong karena pacarnya datang ke rumah bawa keluarga lagi. Bisa-bisanya malah ngajak lo berantem." Friska semakin tidak habis pikir dengan tingkah adik sahabatnya itu.
mampir juga dikaryaku yuk/Smile/