Keesokan paginya Ana pun terbangun dari tidurnya dan mendapati pria itu sedang duduk di atas ranjangnya sembari melihat ke arah jendela.
Ana bergegas bangun dan menghampirinya "Bagaimana keadaanmu Tuan?" tanya Ana tersenyum.
Tuan itu diam tak bergeming dengan tatapan melihat ke arah jendela.
"Tuan katakanlah sesuatu?"
Tuan itu menoleh dan menatap Ana "Kau siapa?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noona frog, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tujuhbelas
Di depan kamar kakeknya, Harry terdiam sesaat, perlahan ia membuka pintu terlihat sang kakek sedang tertidur. Harry berjalan mendekat berdiri di samping tepi ranjang.
Harry terdiam memandang kakeknya, teringat kenangan sewaktu dimana Harry kecil berumur 8 tahun pertama kali kehilangan kedua orang tuanya.
Flashback On
Hiikksss hikkssss Harry menangis sesenggukan di atas pemakaman kedua orang tuanya. Robert datang menghampiri ia menunggu Harry selesai menangis.
"Apa kau sudah selesai?" tanya Robert.
Harry menoleh memandang kakeknya. "Kau siapa?" tanya Harry pelan.
"Aku adalah Kakekmu, ikutlah bersamaku?"
Harry menggeleng "Aku tidak mau!".
Robert tersentak "Jadi kau tidak mau ikut denganku?".
Harry menggeleng "Mereka tidak pernah bercerita kalau aku masih punya kakek, apa kau adalah orang jahat yang berpura-pura menjadi kakekku?".
Robert tertawa "Ternyata pemikiranmu tidak sesuai dengan umurmu. Maka dari itu ikutlah bersamaku maka kau akan tau kalau aku kakekmu apa bukan".
Harry memandang Robert dalam.
Flashback Off
Harry menghela napas panjang lalu ingin beranjak pergi, namun saat akan berbalik arah "kau ingin pergi begitu saja" ucap Robert yang terbangun.
Harry kembali mendekat mengambil kursi dan duduk mendekat di tepi ranjang. "Sejak kapan kakek terbangun?"
"Sejak kau masuk tadi"
"Bagaimana keadaan kakek saat ini?"
Robert tersenyum "Apa sekarang kau mengkhawatirkanku?".
Harry tersenyum kecil.
"Kau tau kau itu sangat keras kepala!"
Harry terkekeh "Bukankah kakek juga keras kepala jadi dari mana sifatku itu".
"Harry~ belum terlambat datang lah temui Mike dan Jenna katakan bahwa kau ingin menikahi Jenna"
"Kau masih memaksaku menikahi Jenna?" tanya Harry tidak percaya. "Sampai kapanpun aku tidak akan pernah menikahi Jenna atau wanita lain suruhan kakek. Jika kakek mau aku bisa mengambil alih Rumah sakit tanpa harus menikahi Jenna, jika itu mau kakek".
"Bagaimana dengan Mike?"
"Hari ini dia tidak datang, Aku sudah menyuruh Jonas menggantikan dia sementara waktu. Aku juga sudah mengirim surat kerumahnya" Harry beranjak bangun dari duduknya "Aku pergi dulu, sebaiknya kakek beristirahat dan jangan terlalu banyak pikiran. Sebentar lagi Tante Cristy akan datang". Harry pun beranjak pergi.
"Harry!~" teriak Robert.
Harry menoleh "Pikirkanlah lagi!"
"Keputusanku sudah bulat kek" ucap Harry beranjak pergi.
Tokk Tokkk! Suara ketukan pintu Ana pun masuk.
Ana tersenyum "Selamat pagi pak Robert, saya di tugaskan sebagai perawat pribadi bapak. Bagaimana keadaan bapak sekarang?"
"Lumayan membaik Dok".
"Kita cek tensi bapak dulu ya? Ana pun mulai mempersiapkan alat tensinya.
"Kapan aku pulang sus?"
"Kalau semua hasil tes bapak normal dan bapak tidak ada keluhan sakit lagi mungkin bisa pulang secepatnya tentunya kita tunggu keputusan dari dokter Jonas dulu." ucap Ana tersenyum "Wahh tensi bapak agak naik ni, 150/100 mmHg"
"Apa kau sudah lama bekerja di sini sus?"
"Aku~ aku baru beberapa bulan magang di sini pak"
Robert terkekeh "kau masih magang..?, Aku tak percaya Jonas mempercayai mu untuk merawat ku".
Ana tertawa kecil "Sejujurnya aku juga tak percaya sama seperti bapak saat ini, tapi jika di pikir-pikir tugas seorang perawat itu jangan pernah menolak untuk pasiennya, apa bapak takut?"
Robert terkekeh "Aku takut.. Ya iyalah aku takut".
"Ya ampun bapak segitunya aku kan hanya merawat bapak, bapak tenang saja aku akan merawat bapak senang hati"
"Apa aku masih terlihat muda di matamu?"
"kenapa Bapak bicara seperti itu?"
"Dari tadi kau memanggilku Bapak"
"Ya aku harus panggil apa dong, apa aku panggil kakek saja biar kita lebih akrab kebetulan aku tidak pernah memanggil seseorang dengan sebutan kakek"
"Apa kau tidak punya kakek di rumahmu?"
Tokkk tokkk! Cristy masuk "Bagaimana keadaanmu Ayah?"
"Aku sudah membaik" ucap Robert.
Ana menunduk memberi salam "Nyonya saya di tugaskan Dr Jonas sebagai perawat pribadi bapak Robert, jika perlu sesuatu panggil saya di depan meja perawat, kalau begitu saya pergi dulu" ucap Ana beranjak pergi. "Baiklah!" ucap Cristy.
"Apa Harry tadi kesini Ayah?"
"Iya"
Sesaat Ana terdiam langkahnya terhenti "Harry!" Ana menggeleng "Tidak mungkin Harry yang itu, nama Harry kan banyak". Ucap Ana menutup pintu dengan keras.
Robert dan Cristy tersentak kaget "kenapa dengannya?" tanya Robert heran.
Cristy menggeleng.
Di balik pintu luar "uups! Ada apa denganku?", ia pun membuka pintu lagi. Ana terkekeh "Maaf! Kelepasan tadi nggak sengaja" ucap Ana tertawa kecil ia pun menutup pintu dengan pelan. Ana mengetuk-ngetuk kepalanya "bodoh!".
"Kau tau dia itu masih magang?"
Cristy tersentak "magang!~ Aku tidak percaya dengan Jonas, aku akan menemuinya segera"
-
-
-
To be continued...