Kehidupan manusia memang dipenuhi dengan penderitaan. Namun apakah manusia akan selalu menangis dengan hal itu?
Jawabannya tidak, penderitaan yang datang bukan untuk ditangisi namun untuk bangkit menjadi sosok yang kuat dan mandiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gita Simamora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal pandangan pertama
..."Terkadang kesan awal pertemuan dapat menumbuhkan rasa suka kepada seseorang!" ...
...Nala melanjutkan langkahnya menuju ruangan operasi dengan memakai baju operasinya. Disana Nala melihat penampakan yang begitu menyeramkan karena pasien tersebut memiliki luka yang sangat parah. ...
...Kakinya menggantung seperti ingin putus dan rahangnya mengalami patah yang cukup serius ditambah sekucur tubuhnya di penuhi darah akibat kecelakaan dengan sebuah truk. ...
...Dengan tangan gemetar, Nala memberanikan diri untuk membersihkan luka pasien. Lanjut dengan memasang alat mendeteksi jantung pasien. Saat masih memulai operasi, pasien yang ditangani oleh Nala meninggal dunia karena kehabisan tenaga. Pasien tersebut sudah banyak mengeluarkan darah sehingga dirinya tidak sanggup untuk menahan segala yang terjadi. ...
...Nala sangat merasa bersalah karena tidak bisa menyelamatkan pasiennya. ...
..."Maaf ibu, anak ibu telah meninggal karena kehabisan tenaga. Tubuhnya sangat lemas karena lukanya sangat parah dan banyak mengeluarkan darah!" ucapku kepada ibu yang terlihat masih bugar. ...
..."Saya minta tolong dok, selamatkan anak saya!" Jawab ibu tersebut dengan tangisan histeris. ...
..."Kami sudah benar-benar berusaha sekuat mungkin akan tetapi Tuhan berkehendak lain. Semangat ya Ibu?" ucap Nala dengan memegang pundak ibu tersebut. ...
...Nala pergi meninggalkan tempat tersebut dengan sejuta tangisan. Di hari pertama Nala merasa sangat puas karena dapat menyelamatkan nyawa seseorang. Namun, di operasi kedua yang hendak ia lakukan ternyata mendatangkan kekecewaan. Nala sangat merasa terpukul dengan tangisan ibu tersebut. Nala sempat membayangkan kejadian yang menimpa ayah dan ibunya di waktu silam. ...
...Perasaan ibu tersebut pasti seperti dirinya yang kehilangan orangtua. Perbedaannya, Nala kehilangan orangtua sedangkan ibu tersebut kehilangan anaknya. Nala mengetahui informasi mengenai keluarga ibu tersebut, yang ternyata hanya dikarunia 1 anak. ...
...Di tempat duduk panjang depan rumah sakit, ia menangis sejadi-jadinya tanpa melihat ada orang yang sedang duduk disana. Seorang laki-laki tampan yang memiliki postur tubuh yang rapi. Ia memakai seragam TNI dengan memakai topi baretnya. ...
...Nala menyembunyikan wajahnya sambil menangis senggegukan. ...
..."Kamu kenapa?" ucap lelaki itu dengan sangat lembut. ...
...Tanpa menyadarinya aku menangis dan memeluknya. Sungguh memalukan, orang yang tidak dikenal langsung di peluk Nala tanpa adanya aba-aba. Lelaki itu malah membiarkannya, karena Nala dilihatnya sangat cantik mungkin. ...
..."Maafkan aku!" ucap Nala dengan mengusap air matanya. ...
..."Ya ngak apa-apa, klo mau nangis....nangis aja. Ngak usah malu" ucap lelaki itu entah siapa namanya. ...
...Nala tiba-tiba terpana dengan bad nama yang ada di baju lelaki tersebut. Namanya ialah Dody Saputra Silaban. Ternyata dia adalah orang Batak yang sedang menunggu adik dan ibunya di rumah sakit. ...
..."Bang..." ucap seseorang dari belakang, yang ternyata adalah Neo....
..."Eh dokter Nala!!! ngapain disini dok?" lanjut Neo melihat ke arah Nala yang matanya merah. ...
..."Dokter hanya mencari angin aja Neo, masih sakit ngak kakinya?" tanya Nala kepada Neo sambil tersenyum. ...
...Mengingat semalam Neo yang menangis histeris di rungan penginapan karena kesakitan. ...
..."Ngak terlalu sakit lagi dok!" Jawab Neo dengan sedikit sok jago. ...
..."Lain kali hati-hati bawa motornya, jadinya di cium aspalkan!" ucap Nala tertawa seperti tidak memiliki beban. ...
...Dody yang melihatnya heran karena perempuan di depannya ini mampu menyembunyikan kesedihannya. ...
..."Udah siap Neo, kita berangkat!" ucap Dody dengan menyalakan mobilnya. ...
...Nala memperhatikannya, "Ternyata dia Abang Neo!" ...
..."Terimakasih ya dok, kami pergi dulu!" ucap ibu Neo dengan tersenyum ramah. ...
...Mereka pergi meninggalkan rumah sakit dan Dody hanya tersenyum kepadanya mengingat dokter Nala yang tadinya menangis bisa-bisanya tersenyum seketika. ...
..."Tapi manis juga senyuman dokter tadi" gumamnya dalam hati. ...
..."Kenapa senyum² sendiri bang?" tanya Neo dengan sedikit penasaran. ...
..."Ngakpapa!" jawab Dody singkat. ...
..."Oh iya bang kok bisa tadi jumpa dengan dokter Nala??? Kalian saling kenal bang?" tanya Neo kenapa Dody. ...
..."Ngak sengaja jumpa, jadinya ngobrol sebentar" ujar Dody yang sebenarnya berbohong. Dirinya hanya gak sengaja jumpa dan Nala langsung memeluknya. ...
...*****...
...Nala yang berada di rumah sakit memikirkan Dody Saputra Silaban. Nala tahu bahwa dia adalah suku Batak karena waktu kecil teman pamannya sudah menjelaskan sedikit mengenai marga² di suku Batak. Seingatnya Silaban adalah salah satu marga di suku Batak. ...
...Nala sejenak terdiam dan geli mengingat dirinya yang memeluk Dody tanpa sengaja....
..."Tetapi lelaki itu sangat tampan dan kayaknya sopan!" gumam Nala sambil tersenyum. ...
...Mereka berdua seperti jatuh cinta di pandangan pertama. Nala merasa bahwa dia sangat mendambakan Dody yang masih baru pertama kali jumpa. ...
...Dilain tempat ternyata Dody juga mengingat² Nala. pikirannya seperti dikuasai oleh dokter yang menangis di pelukannya. ...
...*****...
...Nala melepaskan jas putih yang dipakainya dan hendak pulang ke rumah karena pekerjaannya telah selesai. ...
...Sesampainya di rumah ia melihat pamannya yang sedang duduk di sofa. ...
..."Hai paman, aku pulang!" sapanya dengan senyuman lebar. ...
..."Hai Nala, tumben cepat pulang?" tanya pamannya dengan sedikit penasaran...
..."Iya paman, aku capek banget. Akan tetapi aku sedih juga paman!" ucap Nala dengan sedikit manyun ...
..."Kenapa Nala? Ada masalah?" tanya pamannya dengan memandang wajah Nala. ...
..."Bukan begitu paman, tapi aku gagal menyelamatkan nyawa orang!" jawab Nala dengan sedih. ...
..."Tadi kami punya pasien yang sudah kritis paman, kami sudah berusaha namun dirinya tidak tertolong. Ia kehabisan darah paman!" Jelas Nala lebih lanjut. Sangat nampak di wajahnya penyesalan. ...
..."Nala jangan begitu ah! Mungkin itu sudah takdir Tuhan! Intinya kalian sudah berusaha sekuat mungkin! Jangan sedih ya Nala?" nasihat pamannya kepada Nala. ...
..."Iya paman, terimakasih tapi aku merasa menyesal paman!" Jawab Nala dengan pandangan yang sangat kecewa di hadapan pamannya. ...
..."Nala sini aku peluk! kamu itu jangan selalu menyalahkan diri sendiri atas segala yang terjadi. Semua yang terjadi memang sudah ditakdirkan untuk semua orang. Jadi, tetaplah Nala yang selalu kuat dan ceria!" nasihat pamannya lagi sambil mengelus rambut Nala yang berada di pelukannya. ...
..."Iya paman, terimakasih paman..aku sangat sayang kepada paman!" ucap Nala sambil mengeratkan pelukannya. ...
...Mereka kembali mengerjakan pekerjaan rumah dengan menyapu, memasak dan membersihkan pekarangan. Sebenarnya Nala yang melakukan Karena pamannya sudah tidak kuat lagi. Waktu kecil Nala sudah banyak di bantu pamannya, sekarang gilirannya untuk membantu pamannya. ...
...Setelah pekerjaan selesai mereka beristirahat dengan memakan roti dan teh yang sudah disediakan oleh Nala. Dengan lahap mereka memakannya dan bercanda gurau bersama. Mereka bercerita mengenai Nala yang waktu kecil selalu merindukan pamannya. Padahal pamannya selalu datang ke rumahnya, namun Nala tetap saja ngeyel untuk selalu bertemu. Pada akhirnya, pamannya tidak menyangka akan merawat Nala hingga tumbuh dewasa seperti ini. Ia dapat melihat Nala tersenyum dan dapat melihat keberhasilannya sekarang. ...
...Bersambung.......
