NovelToon NovelToon
DOSEN PILIHAN OMA

DOSEN PILIHAN OMA

Status: tamat
Genre:Tamat / Dosen / Aliansi Pernikahan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Paksa
Popularitas:923.7k
Nilai: 4.6
Nama Author: UQies

Calon suaminya direbut oleh sang kakak kandung. Ayahnya berselingkuh hingga menyebabkan ibunya lumpuh. Kejadian menyakitkan itu membuat Zara tidak lagi percaya pada cinta. Semua pria adalah brengsek di mata gadis itu.

Zara bertekad tidak ingin menjalin hubungan dengan pria mana pun, tetapi sang oma malah meminta gadis itu untuk menikah dengan dosen killernya di kampus.

Awalnya, Zara berpikir cinta tak akan hadir dalam rumah tangga tersebut. Ia seakan membuat pembatas antara dirinya dan sang suami yang mencintainya, bahkan sejak ia remaja. Namun, ketika Alif pergi jauh, barulah Zara sadar bahwa dia tidak sanggup hidup tanpa cinta pria itu.

Akan tetapi, cinta yang baru mekar tersebut kembali dihempas oleh bayang-bayang ketakutan. Ya, ketakutan akan sebuah pengkhianatan ketika sang kakak kembali hadir di tengah rumah tangganya.

Di antara cinta dan trauma, kesetiaan dan perselingkuhan, Zara berjuang untuk bahagia. Bisakah ia menemui akhir cerita seperti harapannya itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon UQies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE #9

Alif berdiri menatap pantulan dirinya di depan cermin dalam kamar mandi. Tatapan pria itu lurus ke depan seakan menerawang akan apa yang baru saja ia dengar dari sang istri siang tadi.

"Baiklah, jika dia ingin meninggalkanku, tak apa. Toh, aku tidak mencintainya, jadi hatiku baik-baik saja."

Kata demi kata yang Zara keluarkan seakan menjadi tembok penghalang akan niat Alif yang tulus. Pria itu paham bagaimana perasaan sang istri padanya saat ini. Namun, ia juga tidak ingin memaksakan keadaan agar wanita itu bisa mencintainya dalam waktu singkat.

"Jasmine, aku harus bagaimana agar kamu bisa melihatku? Sejak dulu aku mengagumimu, tapi keberadaanku seakan terhalang sesuatu hingga kamu tak pernah menyadari," ucap Alif dengan suara pelan kepada pantulan dirinya.

Meski berat rasanya bagi Alif memendam perasaan yang sudah ada sejak lama itu, ia tak ingin putus asa. Ia hanya butuh waktu dan kesabaran untuk mendapatkan apa yang akan diraihnya. Fokus pria itu saat ini hanya satu, yaitu, bagaimana membuat Zara tergila-gila padanya tanpa harus memaksakan keadaan.

"Kau pasti bisa, Alif."

Puas menyemangati diri sendiri, Alif memutuskan untuk keluar dari kamar mandi.

Alis pria itu seketika mengernyit bingung kala mendapati Zara sedang duduk di lantai yang tidak jauh dari tempatnya berdiri saat ini sambil memegangi lututnya. Dari posenya, ia menyadari wanita itu baru saja terjatuh.

Alif hendak langsung menolongnya, tetapi ketika melihat ekspresi Zara yang langsung menutup mata karena menyadari keberadaannya yang hanya mengenakan handuk sepinggang. Hanya ada handuk kecil yang tadinya ia gunakan untuk mengeringkan kepala yang kini menutupi lengan bawahnya, ditambah dada dan perut berotot yang terekspos sempurna, membuat pikiran jahil pria itu muncul.

Perlahan ia mendekati sang istri, sebisa mungkin menahan senyuman dan mempertahankan wajah datar ketika melihat wanita yang tadinya hanya bisa mengintip melalui sela jemari kini melepaskan tangan dari wajahnya karena terkejut. Hingga tiba tepat di depan Zara, ia mulai menunduk dengan wajah serius menatap dalam bola mata indah itu.

“Ngapain duduk di situ? Kamar ini luas dan banyak tempat yang bisa kamu jadikan tempat duduk, bukan di tengah jalan seperti ini," ucap Alif dengan wajah datar sambil mengambil bajunya yang secara kebetulan berada di dekat wanita itu.

Alif berdiri seperti semula dengan menatap lekat wajah Zara yang masih syok dengan ekspresi tidak bersalah sama sekali. Pria itu segera pergi ke walk in closet dan menutup pintu dari dalam. Ia tak langsung berganti baju melainkan bersandar tepat di belakang pintu sambil memegangi dadanya yang terasa berdebar sangat kencang.

Alih-alih membuat sang istri berdebar, justru dirinyalah yang kini berdebar hebat hingga rasanya jantung pria itu ingin melompat. “Ja-jantungku ….”

.

.

"Saya pergi dulu, Pak," ucap Zara setelah rapi dengan pakaian seragam karyawan minimarket yang ditutupi dengan jaket.

"Kamu mau kemana?" tanya Alif yang saat ia sedang duduk di sofa kamarnya sambil menonton TV.

"Saya mau kerja, Pak. Saya sift siang hari ini," jawab Zara.

"Sampai jam berapa?" tanya Alif lagi dengan nada cuek, tetapi nyatanya ia begitu penasaran.

"Jam 10 malam, Pak," jawab Zara lalu berjalan mendekati Alif sambil mengulurkan tangannya.

Melihat Zara mengulurkan tangan, Alif langsung ikut mengulurkan tangan untuk menyambut tangan gadis itu. Namun, menyadari sang istri yang ternyata hanya ingin mengambil tas kecil yang berada di sampingnya, membuat Alif langsung membelokkan tangannya ke kepala seolah sedang menyugar rambut.

Malu? Sudah pasti Alif rasakan, tetapi wajah datar dan dingin tak boleh ketinggalan. Beruntung, Zara tak melihat wajahnya yang kini memerah bak kepiting rebus. Kini pria itu hanya bisa menatap kepergian Zara yang mulai menghilang di balik pintu kamar tanpa berkata apa-apa lagi, selain menghubungi asistennya untuk mengantar sang istri.

.

.

Malam semakin larut, jam pun telah menunjukkan pukul 10.30 malam. Alif mulai mondar-mandir di depan rumahnya sambil sesekali menatap ke arah gerbang.

"Ck, dia kenapa telat pulang, sih?" monolog Alif begitu khawatir.

"Tadi Nyonya bilang tidak usah jemput. Apa Anda ingin nyonya dijemput saja, Tuan?" tanya seorang asisten pria yang sejak tadi berdiri di belakang Alif.

"Tidak, biar aku saja yang menjemputnya," kata pria itu. Namun, ia mengurungkan niatnya ketika melihat sebuah motor besar berhenti di depan gerbang rumahnya dan tampak Zara turun dari sana.

"Joe, cepat cari tahu siapa pria yang mengantar istriku! Apa dia tukang ojek atau bukan?" kata Alif memberi perintah, lalu segera berlari memasuki rumah menuju kamar karena tidak ingin ketahuan khawatir.

Pria itu memutuskan untuk langsung berpura-pura tidur sambil menunggu sang istri. Tak lama setelah itu, terdengar Zara memasuki kamar dan langsung ke kamar mandi untuk bersih-bersih.

Usai membersihkan diri, Zara mulai mendekati tempat tidur, tetapi bukannya ikut tidur du atas ranjang, ia malah mengambil bantal saja, lalu pergi ke sofa untuk membaringkan tubuhnya. Alif yang menyadari itu kembali duduk menatap sang istri.

"Kenapa kamu tidur di sofa? Apa ranjang ini kurang besar untuk menampung tubuhmu yang kecil itu?” tanya Alif tegas dengan wajah serius.

“Nggak papa, Pak. Saya di sini saja,” jawab Zara pelan.

“Apa kamu lupa kita ini sudah menikah? Bukankah sudah sepantasnya kita tidur di ranjang yang sama?" tanya Alif dengan dahi yang mulai berkerut.

“Ya, saya mengerti, Pak. Kita memang sudah menikah. Untuk beberapa hal saya akan menuruti permintaan Bapak, tapi kali ini saya mohon pengertian dari Bapak. saya belum siap," balas Zara. "Lebih tepatnya tidak bisa karena takut jatuh cinta," sambung wanita itu dalam hati.

"Lalu kapan kamu siap? Kamu sudah dewasa, Jasmine. Kamu bukan lagi gadis remaja yang menganggap tidur bersama adalah hal yang menakutkan," tutur Alif.

Zara terduduk mendengar perkataan sang suami. "Saya paham, Pak. Tapi saya punya alasan yang tidak bisa saya jelaskan. Jadi, saya mohon maaf, saya harap Bapak mengerti keadaan saya saat ini," balas Zara, lalu kembali berbaring dan memejamkan mata.

Alif membuang napas lesu menatap Zara. Raut wajah kecewa dan juga kesal kini tampak di wajah pria itu secara bersamaan. Namun, mau bagaimana lagi, ia tak bisa memaksakan apa yang ia mau. Jika dipaksa, yang ada bukannya berhasil membuat sang istri jatuh cinta, tetapi malah semakin benci.

.

.

Malam semakin larut, tetapi Alif tak kunjung bisa memejamkan mata. Pandangannya menatap langit-langit kamar, sementara pikirannya melalang buana mencari jawaban atas rasa penasarannya. Apa yang terjadi pada sang istri hingga wanita itu begitu menghindarinya? Apa dirinya se-killer itu hingga Zara yang kini telah menjadi istrinya masih begitu takut?

Alif meremas rambutnya karena sangat pusing dan bingung. Ia duduk di kasurnya, lalu kembali menatap sang istri yang tertidur lelap tanpa menggunakan selimut. Perlahan ia beranjak dari tempat tidur, kemudian pergi mengambil selimut lain dan menyelimuti tubuh Zara.

Pria itu tak langsung pergi, ia berjongkok hingga wajahnya mendekati wajah sang istri. Tatapan yang biasanya begitu dingin dan cuek seketika berubah menjadi tatapan penuh cinta. Sayangnya, apa yang ia rasakan tak bisa diungkapkan dengan begitu gamblang karena keadaan yang ia rasa cukup rumit seperti saat ini.

"Aku tahu berandai-andai itu tidak boleh, tapi apa salah jika aku berharap waktu kembali ke masa lalu? Jika saja bisa, aku ingin mengungkapkan kekagumanku tanpa bersembunyi di balik layar."

.

.

#bersambung#

1
puriru
terimakasih author ditunggu cerita lainnyaa❤️❤️❤️
puriru
toooor,,, sukak bangeet ceritanyaa.....
UQies (IG: bulqies_uqies): Alhamdulillah, terima kasih, Kak🥰
total 1 replies
Angel Santos
Luar biasa karyamu kak
UQies (IG: bulqies_uqies): Alhamdulillah, terima kasih kak 🥰
total 1 replies
Ina Karlina
terus berkarya ya author dan tetap semangat 👍👍🥰
Ina Karlina
ah ter nyata mereka berdua sama2 saling mencintai 😁
Ina Karlina
terima dengan bahagia tentu nya🌹🥰
Ina Karlina
sepertinya yang di calonkan dengan iba itu pk Yusuf
Ina Karlina
kalau jodoh takkan ke mana
Ina Karlina
ahir nya hadir juga calon Alif junior..tapi sayang suami nya jauh.. bagaimana kalau ngidam nanti
Ina Karlina
hadeh si oelakir mulai ber aksi rupanya .dasar emang ya ga tau diri tuh s lita 🤦🤦🤦
Ina Karlina
air mata buaya udah biarkan saja biar tau rasa atas segala sikap sombong nya itu 😡
Ina Karlina
ooh ternyata s Fina mata mata nya s lita.
Ina Karlina
ya udah tinggal keluar aja ya pak Alif jadi dosen juga karena zarra ini
Ina Karlina
memaaf lantai tidak untuk mengajak tinggal bersama ..cukup bersikap biasa saja itu lebih baik..
Ina Karlina
wah dasar perempuan ular.. jangan mau zarra..enak aja bisa bisa nanti s Alip di rebut juga sama dia karena tau suami mu sgt kaya😡
Ina Karlina
lah pa kades ganggu orang yang lagi mojok ...
Ina Karlina
ha ha ha malu pasti tuh zarra
Ina Karlina
seperti nya Zara salah faham deh yang menyelamatkan dia bukan Naufal tapi alif
Ina Karlina
dapat bonus he he😁😁😁
Ina Karlina
treng treng pas ketemu ternyata dia s SBK 😁😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!