NovelToon NovelToon
Alchemist Code

Alchemist Code

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Game
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Miruのだ

Ketika hidupnya terguncang oleh krisis keuangan dan beban tanggung jawab yang semakin menekan, Arya Saputra, seorang mahasiswa semester akhir, memutuskan memasuki dunia virtual Etheria Realms dengan satu tujuan: menghasilkan uang.

Namun, dunia Etheria Realms bukan sekadar game biasa. Di dalamnya, Arya menghadapi medan pertempuran yang mematikan, sekutu misterius, dan konflik yang mengancam kehidupan virtualnya—serta reputasi dunia nyata yang ia pertaruhkan. Menjadi seorang Alchemist, Arya menemukan cara baru bertarung dengan kombinasi berbagai potion, senjata dan sekutu, yang memberinya keunggulan taktis di medan laga.

Di tengah pencarian harta dan perjuangan bertahan hidup, Arya menemukan bahwa Main Quest dari game ini telah membawanya ke sisi lain dari game ini, mengubah tujuan serta motivasi Arya tuk bermain game.

Saksikan perjuangan Arya, tempat persahabatan, pengkhianatan, dan rahasia kuno yang perlahan terungkap dalam dunia virtual penuh tantangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miruのだ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bukan Alchemist Biasa

Ferran membolak-balikkan halaman buku ditangannya, mencoba mencari tanaman yang memiliki efek peningkatan status. Dia lalu mencatat mereka dalam buku catatannya, dan tak lupa mengkategorikan mereka berdasarkan status yang ditingkatkan.

Selain itu Ferran juga mencoba mencari tanaman Magic Herb atau Spirit Herb lain yang bisa digunakan sebagai penyeimbang antar bahan, mengingat beberapa tanaman memiliki sifat yang berkebalikan satu sama lain.

Ferran mulai menulis resep percobaan untuk Pill yang akan ia buat, memakai pengalaman serta catatan tentang segala proses pembuatan potion dan pill yang telah ia lakukan selama ini, Ferran memikirkan segala skenario yang mungkin bisa terjadi, ketika setiap bahan bercampur satu sama lain.

Disaat Ferran masih sibuk berpikir, kereta kuda karavan tiba-tiba melambat hingga akhirnya berhenti. Ferran menundukkan kepalanya bersembunyi dibalik barang-barang milik Lucian.

Beberapa orang yang terlihat tidak memiliki niat baik keluar dari hutan, jumlah mereka mencapai puluhan dan mulai mengepung kereta kuda karavan.

Pemain yang sebelumnya sempat mengobrol sejenak dengan Ferran, segera bergegas kesamping karavan tempat pemuda itu duduk. Ferran memperhatikan dia sejenak sebelum mengalihkan pandanganya kearah hutan, menyadari akan keberadaan beberapa orang yang sepertinya merupakan pemanah.

"Ini perampokan! Turun dari karavan kalian dan serahkan barang-barang berharga kalian jika tidak ingin ada yang terluka!" Seorang pemain lainnya yang merupakan pemimpin kelompok perampok itu berbicara lantang sembari menghadang karavan bersama beberapa anak buahnya.

Para pemain yang menjaga karavan terlihat bersiap bertarung kapan saja, sedang disisi lain Lucian maju bersama salah satu pemain yang ia sewa tuk mengawalnya. Mereka terlihat tengah berdiskusi, namun terdengar jelas bahwa diskusi mereka tidak berjalan dengan lancar.

Para pemain serakah ini terlihat jelas tidak ingin membiarkan ikan sebesar rombongan Karavan itu lolos. Ferran mengemasi barang-barangnya, dan menyiapkan segala sesuatu untuk membantunya dalam pertarungan.

Ferran memperhatikan para perampok dan pengawal yang sudah mulai bertarung satu sama lain, Ferran melirik pemain yang sebelumnya bergerak melindunginya, kini tengah terpojok akibat bertarung melawan tiga orang pemain secara langsung.

"Tch... Merepotkan." Ferran menggunakan Chained Blade miliknya tuk berayun mencapai atap Karavan.

Pemuda itu mengeluarkan beberapa botol Poison III, dia melemparkan ujung belati dari rantainya terlebih dahulu yang sukses melilit lengan pemain yang melindunginya sebelumnya.

Disaat yang bersamaan, Ferran melemparkan Poison III ditangannya kearah pemain perampok yang mencoba mengejar pemain yang ia tarik tersebut.

"Hah...." Ferran terduduk dan menghela nafas panjang karena menarik tubuh berat pemain itu.

"Oi... Kau baik-baik saja kan!"

"Ugh... Terimakasih atas bantuannya!" Pemain yang sebelumnya sempat mengobrol dengan Ferran itu berdiri kembali, dia mengangkat Great sword ditangannya dan bersiap bertarung.

"Cih... Poison Specialist kah, merepotkan!" Tiga orang perampok yang sebelumnya terkena Poison III milik Ferran segera meminum Antidote tuk menghilangkan efek Poison yang meracuni tubuh mereka.

Ferran hanya menatap hal itu tanpa berkomentar sedikitpun, namun sekejap kemudian pemuda itu telah menghilang dari tempatnya duduk dan muncul kembali dibelakang salah satu perampok yang membawa belati.

"Poison Specialist? Heh... Aku adalah Alchemist!" Ferran menusuk leher pemain itu dengan belatinya, dan menikam jantungnya memakai pedangnya.

Para pemain yang melihat hal itu terkejut bukan main, akan kecepatan gerak Ferran yang bahkan melebihi Assasin mereka. Ferran bergerak mundur, terutama ketika salah satu perampok paling dekat mulai menyerangnya.

Setelah mencabut kedua senjatanya Ferran memutarnya dan mengarahkannya kearah hutan, beberapa anak panah melesat kearah Ferran yang berhasil ia tangkis memakai rantai senjatanya.

Dua perampok yang tersisa itu hendak menyerang Ferran, namun segera ditahan oleh pengawal dengan Great sword sebelumnya.

"Tahan mereka, aku akan mengurus yang dihutan!" Tanpa menunggu persetujuan pemain itu, Ferran segera menggunakan rantainya tuk berayun naik keatas dahan pohon.

Dengan gerakan gesitnya, Ferran dapat dengan cepat menemukan lokasi para pemanah yang dimiliki oleh kelompok perampok itu. Pemuda itu menemukan lima orang pemanah, serta seorang warrior yang menjaga mereka dari serangan.

Para pemanah itu segera mengarahkan busur mereka pada Ferran, warrior yang menjaga mereka juga tidak tinggal diam saja.

"Apa kau cari mati hah?!..."

Ferran tidak membalas dan hanya melemparkan potion berwarna merah, sebelum meloncat dari dahan tempat ia berpijak. Memakai rantainya Ferran berhasil mencapai dahan lainnya tuk digunakan sebagai pijakan, tepat saat Ferran mendapatkan pijakannya kembali.

DARRR!!!

Sebuah ledakan keras terjadi, mengejutkan tidak hanya pemanah dan warrior yang menyerang Ferran, namun juga berhasil menarik perhatian mereka yang bertarung sekitar karavan.

Disaat yang bersamaan dengan ledakan terjadi, Ferran memutar rantainya dan melemparkannya pada salah satu pemanah diatas pohon. Karena terkejut akan ledakan yang ditimbulkan oleh Ferran, pemanah itu tak sempat bereaksi dengan serangan tersebut.

Menyebabkan belati di rantai Ferran berhasil menembus cukup dalam di perutnya. Belum sempat dia hendak bereaksi akan serangan Ferran, pemuda itu langsung menarik kembali rantainya mengakibatkan pemanah itu ikut tertarik dengannya.

Ferran mengeluarkan pedang yang telah ia lumuri racun, melompat dari dahan tempat dia berdiri dan menebas pemanah itu ketanah. Ferran memakai rantainya kembali tuk berayun disalah satu dahan yang gagal ia gapai, setelah mendapatkan pijakannya Ferran menarik sejumlah pisau dari Saku jubahnya.

Pisau-pisau itu telah ia lumuri dengan racun, Ferran melemparkannya dan menyasar tiga pemanah yang tersisa diatas pohon. Karena tidak terbiasa mendapatkan serangan seperti ini, mereka terlihat panik terutama ketika pisau Ferran berhasil mengenai tubuh mereka.

Dua pemanah kehilangan keseimbangan dan jatuh ketanah, sedangkan pemanah terakhir menarik busurnya kembali terlihat tidak peduli akan lukanya. Dia melepaskan panah memakai skillnya, memastikan panah itu mengenai Ferran.

Sayang Ferran dengan mudahnya menangkis panah itu dengan pedangnya, sebelum meloncat dengan kekuatan penuh menikam jantung pemanah itu dengan pedangnya.

Ferran mencabut pedang ditubuh pemanah itu yang telah mulai berubah menjadi butiran cahaya, dia lalu melirik warrior yang sedari tadi menonton aksi Ferran, kini menatap pemuda itu dengan penuh amarah.

Ferran tersenyum penuh kemenangan, "Sepertinya pemanah kalian tidak memiliki Antidote ya?..." Ferran memperhatikan Hp dua pemanah yang tersisa berkurang sedikit demi sedikit.

"Diamlah!" Warrior itu segera berlari menyerang Ferran, dengan dua pemanah dibelakangnya yang juga bersiap menarik busur mereka.

Pada faktanya mereka memang belum pernah mengalami skenario seperti ini, itulah sebabnya para pemanah tersebut tidak membawa potion apapun untuk menghemat stok yang mereka miliki.

Ketika warrior itu sudah cukup dekat dengan Ferran, saat itulah dia menyadari senyuman masih belum menghilang dari wajah pemuda itu.

"Heh... Kena kau!" Tiga buah potion berwarna hijau melayang didepan warrior tersebut, yang segera dihantam oleh serangan sang warrior.

Sebuah ledakan gas berwarna hijau tercipta menutupi tubuh kedua pemain itu, disisi lain para pemanah di belakang terlihat kebingungan dengan apa yang baru saja terjadi. Belum sempat mereka bereaksi terlalu jauh, sebuah pedang telah menembus jantung salah satu pemanah.

Pemanah lainnya terlihat terkejut dan segera meloncat kebelakang, diikuti dengan sebuah anak panah yang ia lesatkan pada Ferran. Sayang panah itu dengan mudah dihindari oleh Ferran, pemuda itu menarik pedangnya dan melemparkan potion lainnya.

DARRR!!!

Ledakan lainnya terjadi, meninggalkan tubuh pemanah terakhir terkapar kehabisan Hp. Ferran lalu menatap kearah kabut hijau yang telah mulai menghilang, mendapati warrior sebelumnya terlihat kebingungan melihat kesana kemari mencari keberadaan Ferran.

Saat itulah dia menyadari keberadaan Ferran, serta dua rekannya yang juga telah mengurai menjadi butiran cahaya. Warrior itu mengerutkan dahinya, sebuah rasa takut tiba-tiba tercipta dalam dirinya.

"Siapa kau sebenarnya?!..." Tanya sang warrior mengeratkan genggaman terhadap senjatanya, sadar Ferran pasti tidak akan melepaskan dirinya.

Ferran disisi lain hanya tersenyum penuh makna, "Aku hanya seorang Alchemist Biasa!..."

----->><<-----

Rencana ternyata tidak bisa berjalan semulus yang para perampok pikirkan, apalagi dengan keberadaan Ferran yang mengacaukan rencana yang telah mereka susun secara matang tersebut.

Selepas berhasil mengalahkan para pemanah di salah satu sisi hutan, Ferran segera bergegas membantu para pengawal tuk memukul mundur para perampok.

Meskipun para perampok ini membawa Antidote, namun dengan para pemain pengawal yang menahan mereka tuk meminum potion tersebut, mereka berhasil membuat pertarungan menjadi sangat berat sebelah.

Terutama setelah Ferran membantai habis pemanah dari dua sisi hutan, sisa perampok yang gagal mereka habisi akhirnya melarikan diri kedalam hutan.

"Tangkap!" Ferran melemparkan botol Pill berisi Vitalis Pill, kepada para pemimpin party pengawal sewaan.

"Gunakan itu untuk mengobati mereka yang terluka, sisanya bisa kalian simpan sendiri!..." Ferran berbalik kembali ke karavan milik Lucian, tanpa memperdulikan reaksi terkejut para pemain itu ketika melihat Pill Pill pemberian Ferran.

Rombongan Karavan akhirnya kembali bergerak, selepas memeriksa dan mengobati korban penyerangan sebelumnya. Ferran duduk ditempatnya yang biasanya, sembari meneliti kembali proses pembuatan pill yang berniat dia buat.

Saat itulah pemain yang sebelumnya pernah mengobrol dengan Ferran, menghampirinya sekali lagi dengan nafas terengah-engah.

"Anu!..."

"Hm...?" Ferran menoleh pada pemuda itu, sebelum kembali pada bukunya, "Apa ada urusan denganku?..."

"Ah... Itu... Aku ingin meminta maaf atas sikapku sebelumnya, kuharap kau tidak terlalu memikirkannya-..." Pemuda itu terlihat gugup seraya mengatakan hal itu.

Ferran mendongak menatap pemuda itu, beberapa saat dia kebingungan dengan maksud pemuda itu. Namun dia segera mengingat dengan sikapnya yang mana.

"Ah... Aku tidak terlalu memikirkannya, selama kau telah mengetahui bahwa itu salah... Lagipula hal seperti itu adalah makanan sehari-hari bagiku..." Ucap Ferran semakin menurunkan nada suaranya, namun masih dapat didengar oleh pemuda itu.

Pemuda itu terlihat tersenyum canggung mendengar kalimat terakhir Ferran, dia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Anu... Namaku Lumen, bagaimana aku memanggilmu?..." Pemuda itu memberanikan dirinya tuk bertanya pada pemain berambut abu disampingnya.

"Hm...? Kau bisa memanggilku Ferran!" Balas Ferran tanpa menoleh kearah Lumen sedikitpun.

"Kalau begitu, salam kenal ya Ferran!..."

Ferran tidak begitu memperdulikan perkenalan keduanya, tanpa sadar bahwa pertemanan keduanya akan berbuah manis dimasa mendatang...

1
Dennis Rodriguez
Merasuki jiwa
Marta Quispe
Penuh emosi!
𝑪𝒉𝒆𝒓𝒓𝒚🍒✨_
Ini baru novel keren, author kudu bangga!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!