NovelToon NovelToon
Dosenku, Tamu Pertamaku

Dosenku, Tamu Pertamaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dosen
Popularitas:11.4k
Nilai: 5
Nama Author: By.dyy

Alysa seorang gadis muda, cantik serta penuh talenta yang kini tengah menempuh studynya di bangku kuliah. Namun, selama dua semester ia memutuskan untuk cuti, demi bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang tengah bangkrut.

Dalam perjalananya, Alysa harus mendapatkan uang sebanyak 300 juta dalam semalam untuk biaya operasi jantung orang tuanya. Dalam keadaan mendesak, Alysa memutuskan menjadi wanita panggilan. Mengikuti saran sahabatnya, Tika.

Sialnya, pelanggan pertamanya adalah dosen ia sendiri. Hal itu membuat Alysa malu, kesal sekaligus bingung bagaimana harus melayani sang Dosen. Lalu bagaimana kelanjutan ceritanya? serta bagaimana hubungan Alysa dengan kekasihnya, Rian. Akankah setelah mengetahui fakta sebenarnya ia akan tetap bersama Alysa?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon By.dyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Permintaan Aneh

Alysa seperti orang gila, ia terus berteriak pada Reyhan meminta keluar dari dalam mobil. Seolah tuli, Reyhan sama sekali tidak menggubrisnya. Reyhan lebih memilih menautkan satu tangan kirinya dengan tangan kanan milik Alysa. Ia mencoba menahan agar Alysa tidak terus menerus memukuli tubuh bagian kirinya.

"Lepas ga, Reyhan." Keluh Alysa.

"Reyhan, lo gila beneran gue rasa. Lo mau nyulik gue?" Alysa sudah hilang simpatik pada Reyhan sejak merendahkan harga dirinya tadi. Alysa tidak peduli lagi Reyhan akan marah padanya karna ia tidak menggunakan panggilan pak atau menggunakan sebutan lo dan gue. Yang pasti, berdekatan dengan Reyhan membuat emosi marah Alysa ingin meledak saja.

"Bisa diem gak? Saya lagi nyetir, kamu mau kita kecelakaan?" ucap Reyhan kesal.

"Yaudah kalau gitu turunin gue. Lo ga budek kan, gue mau pulang."

"Kamu bisa pulang, setelah tugas kamu selesai." kata Reyhan.

"Tugas apa sih, lo bukan dosen mata kuliah gue lagi." sahut Alysa.

Reyhan terkekeh sambil melirik Alysa. "Tugasmu melayani." kata Reyhan.

Alysa berenti berteriak. Mulutnya bungkam, diam seribu bahasa. Keduanya kini saling menatap dengan wajah datar tanpa ekspresi.

"Kamu gak lupa, kan?" tanya Reyhan.

"Ta...pii saya sedang datang bulan, mana mungkin bisa melakukannya?"

Reyhan menjawab. "Bisa. Sekarangpun bisa. Di dalam mobil." kata Reyhan, sambil mengerlingkan mata genit pada Alysa.

Tepat saat itu, Alysa segera berteriak histeris pada Reyhan. Ia tidak ingin menuruti permintaan Reyhan. Alysa belum siap, bahkan sampai kapanpun dirinya tidak akan siap. Dirinya sudah berjanji akan memberikan mahkota kehormatannya sebagai perempuan hanya untuk suaminya. Bukan diberikan pada orang asing yang ia temui dalam satu malam layaknya hubungan one night stand, Alysa tidak ingin melakukannya.

"Akhhh... Ga mau... Reyhan lepas... Dosen gila... Dosen cabul.... Akhhh lepassinnn..." suara Alysa histeris.

"Alysa." Sentak Reyhan.

"Alysa, jangan teriak." Kembali suara bariton Reyhan membentak Alysa. Nada suaranya sudah semakin meninggi.

"Alysa, saya bilang jangan berteriak, atau saya akan benar-benar melakukan apa yang saya mau disini." tegur Reyhan.

Alysa diam. "Jangan teriak. Telinga saya sakit dengar suara kamu." tegur Reyhan kesal.

Usai menegur Alysa, mata Reyhan kembali menatap ke depan, fokus mengemudi. Sedangkan, Alysa ia dalam ketakutan. Pikirannya liar memikirkan banyak hal, tiap kali Reyhan menemuinya, ia merasa saat itu juga dirinya harus memenuhi janjinya. Disisi lain, Alysa tidak bisa melakukannya.

Sepanjang perjalanan Alysa menatap keluar jendela, dengan tangannya masih bertaut dengan Reyhan. Laki-laki itu sepertinya, memang tidak ingin ada tindak kekerasan yang terjadi pada dirinya. Maka dari itu, ia lebih memilih melindunginya sebisa mungkin untuk menyelamatkan diri.

Tanpa sadar, mobil yang dikendarai oleh Reyhan terparkir di depan sebuah salon langganannya dulu.

"Kamu ngapain bawa aku kesini?" tanya Alysa pada Reyhan ketika tengah membuka seatbell yang masih terpakai dengan baik.

"Lo gak akan macem-macem disini, kan?" Alysa mengangkat alisnya curiga.

Reyhan diam sebentar, kemudian menatap Alysa. "Kamu ini bersikap seolah tidak ingin melakukannya, tapi otak kamu berpikir kesana terus. Kenapa? Kamu mau sekarang?" tanya Reyhan.

"Dih, mana mungkin, yang ada Bapak terus-terussan mikir kesana." ucap Alysa.

"Kamu ini, bicara yang sopan. Panggil saya Reyhan." tegur Reyhan.

Alysa mengerlingkan bola mata. "Ayo turun." kata Reyhan.

"Gak mau, ngapain" tolak Alysa.

"Turun. Gak usah banyak tanya."

"Gak bisa gitu dong, saya harus tahu saya akan ngapain disini. Saya gak mau buang waktu, saya mau istirahat. Bapa gak sadar ini hari libur." Ditengah Alysa masih tengah mengoceh, Reyhan segera turun dari mobil. Ia berkeliling setengah lingkaran menuju pintu mobil Alysa.

"Turun."

"Gak mau."

"Alysa."

"Saya gak mau turun."

Reyhan berdecak, ia hendak memangku Alysa. Namun, segera Alysa tahan. "Iya... Oke, sabar. Saya bisa turun sendiri."

Reyhan segera menutup pintu. Ia kembali menautkan kedua tangannya pada Alysa. "Ihh apa sih." protes Alysa.

"Nurut atau saya bisa lakuin apapun sama kamu." ancam Reyhan.

"Gila yah." rutuk Alysa.

"Jaga bicara kamu." tegur Reyhan.

Alysa langsung diam ketika melihat wajah Reyhan berubah serius menegurnya. Meskipun nada suaranya tidak meninggi, tapi tatapan matanya yang dalam serta urat di bagian pelipisnya sedikit menegang cukup membuat nyali Alysa menciut.

"Ikutin aturan saya, nurut." kata Reyhan setelah itu segera menarik Alysa memasuki salon terbesar di Jakarta yang terkenal dikunjungi oleh para istri pengusaha, seleb, serta para pejabat.

Memasuki gedung, Alysa sudah tidak asing dengan pelayanan disana. Pun dengan mereka yang masih mengingat Alysa.

"Mba Alysa apa kabar? kemana aja? Baru kesini lagi." kata pegawai disana.

Alysa hanya tersenyum kaku menanggapi. Tanpa sadar ia memegangi pergelangan tangan Reyhan. "Tumben datang sama pacarnya." kata sang pegawai lagi.

Reyhan tersenyum miring menanggapi, ia melepaskan kaitan tangannya beralih memeluk pinggang ramping Alysa agar lebih dekat, kemudian menghadiahi Alysa sebuah ciuman pada pelipisnya.

Alysa yang hendak menanggapi ucapan sang pelayan lebih dulu terkejut atas perlakuan Reyhan. "Kita masuk dulu." kata Reyhan menjauh dari sang pelayan.

Alysa ingin sekali marah atas prilaku Reyhan yang seenaknya berlaku seperti seorang kekasihnya. Tapi, tertahan karna ia kembali dikejutkan dengan Reyhan yang membawa dirinya ke ruangan VIP yang hanya terisi oleh satu orang. Kemudian memperkenalkan dirinya pada seorang perempuan cukup berumur sekitar setengah abad.

"Hallo Mah," sapa Reyhan.

Masih saling menautkan kedua tangan, Reyhan mencium sang perempuan yang ia panggil dengan sebutan mama itu sambil bercipika-cipiki. "Sayang."

"Kenalin, dia Alysa calon tunangan Reyhan."

 Sontak hal itu membuat mata Alysa membulat tidak percaya. Alysa tidak salah mendengar, kan? Reyhan baru saja memperkenalkan dirinya sebagai calon tunangannya.

"Hallo, saya Renata. Ibunya Reyhan." Tangan Renata mengulur meminta salam. Reyhan memberikan senggolan kecil pada pinggang Alya. "Ayo sayang." kata Reyhan.

Alysa menatap Reyhan sebentar, kemudian segera bersalaman dengan Renata yang mencium pipi kanan dan kiri Alysa.

"Cantik," puji Renata setelahnya.

"Mba, Alysa pelanggan saya loh bu," kata Ayu, pemilik salon.

"O.. Yah? kenapa tidak pernah berpapasan kita." kata Renata.

"Mba Alysa biasa perawatan seminggu dua kali dihari senin dan hari kamis, makanya gak pernah ketemu ibu." kata Ayu.

"Pantas kita gak pernah ketemu, beda jadwal. Kalau begitu gimana kalau sekarang kita perawatan bersama, tidak masalah, kan?" tawar Renata pada Alysa serta Reyhan.

"Reyhan sih ga masalah," sahut Reyhan membuat Alysa semakin ingin marah.

"Nah, iya barengan aja. Kebetulan, mba Alysa juga udah lama gak nyalon saya liat," kata Ayu.

"Kebetulan Alysa sedang sibuk," kata Reyhan menanggapi.

Ayu hanya tersenyum sambil mengangguk mengerti. "Ayo, sayang. Sini." kata Renata.

Alysa menatap Renata dan Reyhan bergantian. "Tante, maaf aku harus bicara sebentar sama Reyhan." usai mengatakan itu Alysa lebih dulu menunduk sebagai tanda pamit undur diri dari ruangan meninggalkan Reyhan yang menyusul mengikutinya berada dibelakang.

"Alysa."

"Alysa."

"Alysa, dengar saya dulu."

"Alysa, saya mohon."

Alysa terus berjalan, ia tidak peduli pada orang-orang yang tengah mengamati dirinya yang datang hanya menggunakan pakaian olahraga. Terlebih, keduanya kini tengah menjadi tontonan orang-orang karna Alysa terus berjalan cepat, sedangkan Reyhan berada dibelakang terus memanggilnya.

Usai diluar pintu keluar, saat itu juga Alysa menampar Reyhan untuk kedua kalinya.

Plakkkk....

Telunjuk Alysa terulur tepat kedepan wajah Reyhan. "Saya ingatkan, jangan pernah berani memperlakukan saya dengan hal yang tidak pernah saya setujui. Dan, satu hal lagi, saya bukan calon tunangan anda. Faham." Alysa segera mendorong Reyhan kemudian berlari menjauh. Ia tidak peduli bagaimana urusan Reyhan dengan ibunya, yang pasti dirinya bersumpah akan membayar lunas hutangnya agar Reyhan menjauh dari dirinya.

1
Muhamad Ezar raditya
lanjut thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut thor
By.dyy: siappp, stayyy yaaa
total 1 replies
Maira_ThePuppetWolf
ceritanya jagat banget thor, author harus lanjutin!
By.dyy: Ditunggu yaa. Terima kasih sudah membaca
total 1 replies
Blue Persona
Thor, saya ingin tahu apa yang terjadi selanjutnya!
By.dyy: Hai ka, saya sudah up ya. Selamat membaca:)
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!