NovelToon NovelToon
Idolaku

Idolaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Showbiz / Slice of Life
Popularitas:796
Nilai: 5
Nama Author: aisetsuna

mengagumi Idola, hingga jatuh cinta dan ternyata gayung itu bersambut.
bagaimana rasanya.???

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisetsuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perntayaan Dokter

Alen berjalan mendekati Giyo dan mengajaknya menjauh dari mereka semua.

“bisa aku minta tolong padamu untuk memberikan perawat khusus yang merawatnya.?” ucap Alen.

“semua dokter dan perawat yang memasuki ruangan ini adalah pilihan kami, kau tidak perlu khawatir.” Jawab Giyo.

“aku tahu, tapi aku masih sedikit khawatir dengan orang yang mengantarkan makanan dan obatnya. Bisakah kau membatasi orang yang bisa masuk ke ruangan ini.”

Giyo sedikit bingung dengan arah pembicaraan Alen, Alen yang memahami kebingungan Giyo segera menjelaskan dengan lebih mudah.

“bisakah hanya kalian, dokter dan perawat khusus yang bisa masuk ke ruangan ini. Aku tidak percaya dengan orang lain, kecuali kalian dan dokter yang menanganinya.”

“aku paham maksudmu, baiklah aku akan menempatkan pengawal di depan pintu untuk mengamati setiap orang yang keluar masuk.”

“terima kasih.” ucap Alen, kemudian menepuk pundak Giyo.

Dokter dan seorang perawat memasuki ruang perawatan Yuan.

“waaah, ramai sekali disini. Jangan sampai menganggu waktu istirahat pasien ya.” ucap dokter Drew, kemudian memeriksa keadaan Yuan.

Saat dokter memeriksa denyut nadinya, Yuan membuka matanya. Dan seketika gadis itu kaget saat melihat Dio berada di belakang perawat yang membantu dokter.

Yuan mengenggam erat sepray di sampingnya, Alen yang melihat perubahan pada wajah Yuan mendekat kepada gadis itu dan menggenggam tangannya untuk menenangkannya.

Di belakang perawat, Dio celingak celinguk memastikan bahwa makanan yang di antarkannya tadi telah di makan oleh Yuan.

Alen dan Kai diam diam memperhatikan gerak gerik Dio, Meri yang tidak tahan menahan rasa jengkel menegur Dio.

“sedang cari apa.?” tanya Meri dengan ketus kepada Dio.

“tidak ada non, saya hanya memastikan kalau makanan Yuan sudah di makan.” ucap Dio.

“emang kenapa kalau bersisa.?” nada Meri masih sinis.

“’ya tidak apa apa non, tapi kan sayang kalau makanannya tidak di habiskan. Semua makanan yang di pesankan adalah khusus di pesan sebagai penunjang untuk kesembuhan non Yuan.” ucap Dio.

Karna sebal dan juga tidak puas dengan apa yang di katakan Dio, Meri bertanya kepada dokter Drew.

“dokter, apakah makanan yang di berikan kepada Yuan adalah sesuai dengan yang di sarankan oleh dokter.? termasuk apakah makanan itu layak dan steril.?” tanya Meri kepada dokter Drew.

”pastinya semua makanan yang di berikan kepada pasien adalah rekomendasi dari kami, harus sesuai dengan standart Gizi yang di butuhan oleh pasien. Apalagi Yuan saat ini membutuhkan banyak asupan untuk menstabilkan jumlah darah dalam tubuhnya. Jadi kami harus memberikan catatan apa yang boleh dan tidak boleh di konsumsi oleh pasien.” jelas dokter Drew.

Saat akan membuka mulutnya untuk bertanya lagi, Kai menggenggam tangan Meri mencegah agar Meri tidak bertanya lagi lebih jauh. Karna akan menimbulkan kecurigaan Dio dan juga semua orang yang ada di ruangan itu.

Samar samar Alen melihat Dio tersenyum tipis, entah apa maksud dari senyumannya itu. Kemudian Dio berjalan kebelakang Hyungga.

Melihat Dio yang berdiri di belakang Hyungga, Kai sedikit curiga dengan Hyungga karna begitu dekat dengan Dio.

Saat mata Kai bertemu dengan mata Yuan, mereka seperti berbicara dengan bahasa isyarat.

‘Sepertinya Hyungga mencurigaakan, apakah mungkin dia juga ada hubungannya dengan semua ini.?’ isyarat Kai.

Tapi Yuan menggengkan kepala, sebagai jawaban atas keraguan Kai.

“dokter, maaf saya bertanya. Apakah ada yang salah dengan tenggorokan atau pita suara Yuan, kenapa sampai sekarang dia masih tidak bisa mengeluarkan suaranya.” tanya Alen langsung kepada intinya.

“kemungkinan karna efek dari anastesi saat operasi dan juga jumlah darah dalam tubuhnya yang masih belum stabil, sehingga mempengaruhi sistem syarafnya. Tidak perlu khawatir, kami akan melakukan rontgen thorax untuk mengetahui apakah ada yang bermasalah dari pernafasannya jika memang di butuhkan. Tapi tentu saja, itu harus menunggu keadaannya stabil.” jelas dokter Drew.

“apakah makanan yang di konsumsi juga dapat mempengaruhi hal itu dok.?” tanya Alen lagi.

Alen sengaja menanyakan hal itu untuk mengetahui reaksi Dio, benar saja, ketika Alen menanyakan hal itu Dio langsung menatap ke arah mereka dengan pandangan kaget. Hal itu tentu saja membuat Kai tersenyum penuh kemenangan, menandakan bahwa laki laki ini memang mencurigakan.

Jeano yang sedari tadi melihat gelagat mereka berempat, dan juga mendengarkan segala pertanyaan yang mereka lontarkan merasa ada sesuatu yang di sembunyikan oleh mereka.

Namun Jeano memilih untuk tetap diam memperhatikan sambil menganalisa.

“bisa jadi, jika makanan yang di konsumsi tidak sehat. Misal, berminyak, terlalu banyak mengandung MSG atau zat zat yang bisa menimbulkan alergi dari pasien.” jelas dokter kemudian.

“jadi sangat memungkinkan jika di dalam makanan yang di konsumsi mengandung zat beracun, itu juga bisa menjadi pemicu hilangnya atau rusaknya pita suara ya dok.?” Kai menambahkan.

Dan pertanyaan itu sukses membuat Dio mengeluarkan keringat dingin.

Jeano memandang ke arah Dio, menatap curiga kepada laki laki itu, pandangan matanya bergantian memandang Dio dan ke empat rekannya yang berdiri di samping ranjang Yuan.

“bisa jadi. Itu sebabnya, makanan yang di konsumsi pasien harus benar benar dalam pengawasan seperti yang saya jelaskan sebelumnya.” lanjut dokter Drew.

Hyungga yang menyadari Dio berkeringat, bertanya lirih kepada temannya itu.

“kau kenapa.? kenapa berkeringat.?”

“ti tidak,, dari semalam ada yang salah dengan perutku. Sepertinya aku harus ke toilet lagi. Permisi.” jawab Dio kemudian pergi meninggalkan kerumunan manusia itu.

Alen dan Kai tersenyum melihat gelagat Dio, mereka yakin jika apa yang di curigai Yuan adalah benar. Begitu juga dengan Meri yang tersenyum puas penuh kemenangan, karna hampir menangkap basah laki laki itu.

Menjelang malam Alen dan Kai berpamitan karna masih ada hal yang harus mereka kerjakan, mereka harus segera memberikan sampling makanan yang tadi di kumpulkan oleh Meri ke Laboratorium untuk di periksa lebih lanjut.

Semakin cepat mereka mendapatkan hasil, akan semakin cepat pula mereka menemukan pelakunya.

“kami harus pamit, ada hal yang harus kami selesaikan.” ucap Alen berpamitan

“kenapa buru buru, kau tidak menginap di sini.?” tanya Soni.

“sudah ada kalian, aku tidak mau membuat kamar ini semakin sempit.” canda Alen.

“haiy,,, kami pamit dulu ya. Jangan memikirkan apapun, focuslah pada kesembuhanmu.” ucap Alen kepada Yuan.

Yuan hanya menganggukan kepalanya.

“haiy gadis berisik kau tidak pulang juga. Kau jangan terlalu lama di sini, menganggu waktu istirahat dan pemulihan Yuan.” ucap Kai sengaja mengompori Meri.

Meri yang tadinya duduk tenang sambil mengupas buah apel untuk Yuan, tidak terima dengan celetukan Kai kemudian berdiri dan melotot ke arah Kai.

“tidak ada urusannya sama kamu aku pulang atau tidak, Yuan masih membutuhkan aku. Iya kan, sayang.?” ucap Meri mencari pembelaan dari Yuan.

Yuan menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju, dan mereka yang menyaksikan hal itu tertawa dengan sikap Meri. Yuan menempelkan jari telunjuk di bibirnya, meminta mereka semua untuk tidak terlalu berisik.

“Meri ayo pulang, aku akan mengantarkanmu.” ajak Alen.

“kenapa sih kalian ini sangat menyebalkan sekali.” gumam Meri, sambil beranjak dari tempat duduknya. Berpamitan kepada Yuan, memeluk dan mencium kedua pipi sahabatnya itu.

“beb, aku pulang dulu, besok aku akan datang lagi membawakan makanan kesukaanmu. Okaiy.? baik baik beb beb ku.” pamit Meri kepada Yuan.

“sudah ayo buruan.” ucap Kai menarik lengan Meri.

“iya,, iya sabar kenapa. Byeee semua, nitip Yuan ya.” ucap Meri kepada semua member.

“Kai lepas, sakit tau dasar Gila.” teriak Meri sambil berusaha melepas tangan Kai dan menutup pintu.

“hebooh sekali kalau ada gadis itu.” ucap Giyo

“tanpa gadis heboh itu, kita tidak akan mengenal Yuan.” ucap Jonath membalas.

1
Astiteti Mawati
yg pemeran utama laki² dan perempuan ny siapa?
Graziela Lima
Membuat mata berkaca-kaca. 🥺
Phedra
Pengen langsung baca lagi!
Beatrix
Wah, ini baru karya yang bikin aku ngerasa terngiang-ngiang, keren banget thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!