"Ah, aku berada di mana?"
Sebuah tempat yang mengesankan! Sial, tapi ini bukan duniaku. Ini adalah dunia sihir! Tunggu, aku terjebak di dalam tubuh seorang pemuda hina yang memiliki sihir sama sekali.
Bodoh, kenapa aku ini mencintai seorang putri kekaisaran sedangkan aku bukan siapa-siapa?
Ahahaha tidak masalah, mari kita genggam dunia ini menggunakan sebuah kecerdasan yang luar biasa. Tidak apa-apa aku tidak memiliki sihir, tapi aku memiliki sebuah seni yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Ini adalah dunia yang dipenuhi oleh pedang dan juga sihir. Kau tidak punya sihir? maka kau akan dikucilkan. Tapi mari kita lihat, bagaimana pemikiran dunia modern diterapkan di dunia yang tidak pernah menyentuh sains yang menakjubkan. Juga, mari kita taklukkan dunia ini dengan sebuah kecerdasan dan perkembangan teknologi yang luar biasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon arachanaee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mas Mas Naga
Hari esok, ketika matahari berhasil menembus mulut gua. Kazuto terbangun saat menyadari bahwa hari sudah pagi. Tapi dia agak terkejut saat ini arah matahari sudah bisa ditebak. Yang mana gua ini sudah menghadap ke arah Timur.
Lauran dan Helen masih tertidur. Rasanya sangat kasihan jika Kazuto membangunkannya sekarang. Apalagi, mereka kemarin dalam kondisi mati-matian menghindari serangan dari serangan magical beast yang begitu mengerikan.
Dipikir-pikir, Kazuto memang terlalu kejam akan hal ini. Jadi dia membiarkan Helen dan Laura tidur sebentar, sehingga dia membiarkannya untuk melepaskan lelah. Sementara itu, Kazuto juga akan memikirkan bagaimana caranya dia akan keluar dari tempat ini.
Dia berjalan-jalan di gua ini, menyusuinya jauh lebih dalam. Naga itu sekarang juga tidak ada di tempat. Mungkinkah sedang berburu? Tapi Kazuto memang merasa kasihan dengan naga itu yang terkena penyakit kulit. Maksudnya, naga yang memang sekuat itu, bagaimana dia bisa terkena penyakit rendahan?
Untungnya naga itu mempersilahkan Kazuto dan yang lainnya untuk beristirahat. Jadi, Kazuto mungkin akan berterima kasih ketika dia bertemu dengan naga tersebut sekali lagi. Sayangnya, dia tidak tahu harus bagaimana jika naga itu tidak ada di tempat ketika dia bangun.
Dipikir-pikir, gua ini ternyata cukup panjang. Saat Kazuto susuri, suasana juga semakin gelap dan mencekam. Tetesan air dari dinding gua juga terdengar nyaring.
Namun saat itu juga, Kazuto mengerutkan dahinya saat dia melihat sebuah genangan air, dimana beberapa kotoran mengendap di dalamnya. Dia terkejut, berjongkok dan mulai menganalisis kotoran apa itu? Baunya begitu khas, hingga membuat Kazuto berdebar begitu kencang.
Dia mendongak ke atas, tersenyum girang. Dia bisa melihat beberapa kelelawar menggantung di atasnya. “Kotoran kelelawar? Kalium ….. Nitrat.”
Ucapnya dengan nada yang bangga. Tapi suaranya begitu samar sehingga tidak ada yang bisa mendengarnya sekalipun ada orang berjarak satu meter di dekatnya.
Bak menemukan harta karun yang begitu berharga, Kazuto hampir melompat-lompat di tempat tersebut. Perasaannya begitu senang, sangat senang sekali. Mungkin setelah ini, dia akan menciptakan suatu hal yang begitu berharga.
Dengan beberapa proses, kotoran kelelawar yang mengendap di genangan air ini, akan menjadi sebuah bahan kimia, yaitu Kalium Nitrat. Salah satu bahan yang digunakan dalam pembuatan bubuk mesiu. Tidak salah, bubuk mesiu. Salah satu senjata api yang bahkan Kazuto yakin ini jauh lebih kuat dari hanya sekadar sihir milik Helen dan juga Laura. Bahkan pun, jika Laura yang menggunakan hal ini, ini akan menjadi sebuah hal yang begitu mengagumkan.
Hanya saja, Kazuto masih berpikir panjang. Tidak semudah itu untuk menciptakan sebuah bubuk mesiu. Ada bahan lagi yang harus Kazuto cari.
Kazuto masuk ke dalam, menyusuri gua lebih dalam lagi. Mungkin dia bisa menemukan mineral mengkristal yang terbentuk alami di gua ini? Ini juga akan menjadi suatu hal yang sangat berharga.
Semakin jauh dia masuk lebih dalam, dia menyadari ada sebuah cahaya di depan sana. Seolah terdapat ujung gua lagi. Kazuto merasa senang, dia mencoba menghampiri tempat tersebut untuk melihat apa yang ada di sana?
Perlahan-lahan, hingga akhirnya sampai ke ujung gua. Dia bisa melihat terdapat sebuah pemandangan yang begitu cantik. Ternyata di depan ujung gua ini, ada sebuah tempat seperti danau yang mengeluarkan sebuah asap. Di sekeliling danau, terdapat bukit-bukit yang mengelilinginya sehingga mungkin akan sangat sulit diakses kecuali menggunakan gua ini.
Walaupun cahaya matahari belum berhasil menembus tingginya perbukitan, yang mama kondisinya memang agak sedikit redup. Bayangan bukit masih tampak begitu tinggi. Sayangnya, cahaya matahari yang begitu luas masih sanggup memberikan pencerahan alami.
Namun, yang Kazuto terkejut dibuatnya, mas mas naga itu sedang berendam di danau itu. Ya, tentu saja tepat di depannya dan hanya berjarak beberapa meter.
Tapi memang, antara gua dan danau itu ada beberapa bebatuan berwarna kuning. Kazuto pun mengerutkan dahinya. Namun, rasa takutnya juga ada saat melihat naga itu saat ini tengah menatap dirinya dengan perasaan yang tidak bisa ditebak.
Orang yang mengaku naga itu pun sebenarnya tidak merasa terganggu. Kemudian dia keluar dari danau tersebut.
“Penyakit kulitnya begitu mengerikan.” Batin Kazuto.
Tapi saat dia menyadari bahwa perbuatannya salah. Dia langsung berbalik badan.
“Maafkan aku, aku tidak berniat mengganggu.”
Tapi Naga itu sudah berada di samping Kazuto setelah dia naik ke permukaan. Dia telanjang, tapi Kazuto saat berbalik badan pun ketika dia melirik, dia benar-benar kaget saat penyakit kulit itu benar-benar parah hingga menutupi seluruh tubuhnya.
Kazuto hampir mutah dan segera ingin pergi. Mungkin dia agak sedikit jijik.
“Aku tak merasa terganggu. Aku hanya berendam di air hangat ini untuk menghilangi rasa gatal ini.”
Ucap naga itu sambil dia duduk dan mengenakan pakaiannya.
“Apa yang kamu bilang?” Kazuto berkata lembut sambil menatap kembali naga itu yang duduk membelakanginya. Dia seperti salah mendengar, sehingga Kazuto pun mencoba menggaruk telinganya. Hanya saja, dia tidak berharap bahwa apa yang dia dengar bukanlah hal yang salah.
Naga itu pun mengerutkan dahinya sambil menoleh ke arah Kazuto. “Ada yang salah?”
“Tidak, anda berendam di air panas ini? Dan itu membuat Anda bisa meredakan rasa gatal ini.”
Naga itu hanya mengangguk. Tak banyak menjawab.
Kazuto tersenyum lebar. Kemudian dia berjalan ke arah pinggiran danau dan menyentuh airnya. Matanya berbinar seolah menemukan suatu hal yang begitu berharga. Ah sialan, pantas saja dia merasa bahwa bebatuan di pinggir danau warnanya tidak begitu asing. Tampaknya, dia menemukan suatu harta karun yang berharga lagi.
“Ma-mata air ini panas, ini mengandung belerang!!!”
Bubuk mesiu, ah, ini bukan menjadi mimpi belaka. Dalam beberapa hari ke depan, dia akan membuat senjata yang mengagumkan, yang bahkan bisa membunuh magical beast itu dengan begitu mudah. Dia akan kembali dengan selamat, juga akan membuka sebuah pertambangan di sini tanpa ada rasa takut kepada magical beast.
Tanpa sihir pun, seseorang masih bisa bertarung.
“A-ada yang salah?” Naga itu agak sedikit kaget saat melihat tingkah Kazuto yang aneh.
“Ti-tidak ada yang salah. Ngo-ngomong, kenapa Anda tidak menyerang kami?”
“Untuk apa? Aku hanyalah seekor naga yang akan menunggu kematian. Racun ini sudah menggrogotiku yang membuat aku tampak begitu lemah. Membiarkan kalian mati juga tidak ada untungnya bagiku. Bahkan, jika kalian membunuhku, itu jauh lebih baik dibandingkan aku mati karena kulit yang buruk ini.”
“Tapi Anda mandi di air belerang ini jauh lebih baik, kan?”
“Belerang? Apa itu?” Mas mas Naga itu tampak kebingungan saat dia mendengar kata yang terdengar begitu asing. Kemudian, dia juga melanjutkan ucapannya, “Air panas ini sama sekali tidak berpengaruh pada kesembuhanku. Hanya saja cukup mengurangi rasa gatal dalam satu hari penuh.”
Kazuto yang mendengar itu, dia tersenyum yakin. Dia mengayunkan tangannya dan langsung mengepalkannya dengan penuh semangat.
“Aku bisa menyembuhkan Anda!”
Naga itu tersenyum nyengir. “Manusia bisa apa? Aku bahkan tidak bisa melihat tanda-tanda sihir ini dari tubuhmu. Ini adalah racun si ….”
“Aku tidak bercanda! Belerang ini mengandung sulfur yang bisa menyembuhkan Anda dari penyakit kulit. Selama bisa diolah dengan baik, dan aku bisa!”
Naga itu bisa melihat sorot mata yakin dari Kazuto. Perasaannya tidak bisa ditebak. Dan dia mengangguk dengan mudah. Lagipula, sekuat apapun dia berusaha menyembuhkan penyakit ini, kulit nya tetap akan tampak begitu buruk. Juga, tidak ada salahnya dia mencoba.
“Terserah kamu. Sebelumnya, siapa namamu bocah? Tampaknya kau begitu menarik di sini.”
“Kazuto.”
Naga itu mengulurkan tangannya, berniat untuk menjabat tangan. Dan Kazuto pun bersedia dengan senang hati.
“Ryugard.”
ayo mampir juga dinovelku jika berkenan